"Mang, si Moni mah mati digigit Babi, loh," Celetuk Muadz sembari tangannya tidak berhenti menguar-uar gundukan tanah.
Aku sempat kaget dengar kata Babi keluar dari mulut lucunya itu, tetapi aku tidak begitu menghiraukan ucapan anak yang baru berusia 4 tahun itu. Namanya anak kecil, imajinasinya sangat-sangat tidak terbendung, entah kata itu ia dapat dari mana.
"Dede nanti mau nabung. Terus beli si Moni lagi ke pasar sama bapak. Yang gede si Moninya. Si Moni kan item," ia kembali mengeluarkan isi kepalanya dengan lugas dan jelas.
Tidak memakan waktu lama, lubang untuk kuburan Moni sudah selesai terbentuk. Aku bergegas membawa Moni yang tergeletak di atas teras rumah sedari tadi untuk segera dimasukan ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Prosesi pemakaman dimulai. Gundukan tanah sedikit demi sedikit mulai berpindah tempat. Muadz, entah karena iba atau berniat ngerecoki pemakaman, tidak berhenti menguar-uar tanah dengan tangannya.
"Mang nanti dede sama aa sama bapak mau berdoa. Lebaran," celetuk lucunya diakhir pemakaman Moni.
---
Cerita Singkat an Padat dan Seketika, 31 Juli 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H