Di ruang ramai kota waktu
Aku berkisah pada rembulan
Tentang perjanjian, atau
perjamuan memabukan
Aku berdiri dalam tembok jalanan
menertawakan imajinasi kota
Menjamu persinggahan waktu mu
Aku Hampir mati sebab mencinta
Air dan tanah kita
Siapakah aku diantara gelap dan terang
Tidak ada nyanyian atau pujian datang
Kau mencerca ayat-ayat cintaÂ
Dengan tongkat dan kewenangan paksa
Pukulan, tendangan, tembakan
Aku peluk dengan duka dan doa
Ku nikmati layaknya surga
Sebelum fajar itu tiba
Kau bilang pembangkang!
Untuk kesekian kalinya
Kau dan mereka bukan lagi aku
Oh Rembulan,
Malamkanlah
Aku milikmu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI