Pada terik siang
Sebelum hujan waktu itu
Kau begitu gersang
Memandang wujudku
Kulihat api membara dimatamu
Melalap habis lentik bulu matamu
Seperti baliho-baliho itu
Yang membakar nuraniÂ
Dengan senyum palsu
Sungguh, aku berpangku tanya
Saat aku terjebak disudut sepi
Dan mereka yang terpuruk
Sebab pandemi
Kau dengan mulut itu
Kau muntahkan caci-maki
Kau jangkarkan rasa benci
Kau paripurnakan burukmu
Seperti para politisi
Yang dengan sengaja
Menyakiti hati
Tanpa aku tau, mengapa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H