Mohon tunggu...
Rino Sukmandityo
Rino Sukmandityo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

matang dan siap saji

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meniru Rasulullah, Syariat atau Budaya?

3 Januari 2014   10:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:12 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada 2 hal yang membedakan kita dengan Rasulullah SAW, yaitu :
1. Waktu, beliau hidup di abad ke-5, kita hidup di abad ke-20, banyak hal yang berubah terutama dari segi teknologi
2. Budaya, beliau hidup di daerah timur tengah khususnya Arab. Tentu saja budaya Arab berbeda dengan budaya kita yang mayoritas terpengaruhi oleh budaya Melayu.

Dari situ lah lantas muncul suatu pertanyaan, apakah semua yang dilakukan Rasulullah SAW dapat kita tiru semuanya atau kah itu hanya budaya orang Arab saja atau memang kehidupan di masa lalu memang seperti itu? Mari kita bahas sedikit tentang ini.

Makanan Pokok (Budaya)

Makanan pokok orang Arab ialah roti, sedangkan kita mayoritas masih makan nasi. Mayoritas dari kita tentu masih sulit untuk meninggalkan nasi dan menggantinya dengan roti saja. Pernah suatu saat karena ingin meniru Rasulullah, di pesantren semua santri dikasih sarapan 2 roti + mentega + coklat. Pukul 8.30 para santri sudah mengeluh kelaparan.

Ustadz : "kenapa?"
santri : "lapar ustadz, belum makan"
Ustadz : "lho tadi kan udah dikasih makan?"
santri : "itu tadi kan ngemil doank"
nah mayoritas dari kita punya mindset bahwa makan roti itu hanya cemilan. saya sendiri bisa ngemil roti tawar sampai 8 lembar tiap hari.

Atau semisal orang Madinah jaman dahulu yang makan pagi makan kurma, siang makan kurma dan malam makan kurma, nah kalo kita coba seperti itu besoknya diare atau sariawan kena bijinya.

Cara Makan (Sunnah)

Rasulullah pernah mencontohkan ketika makan menggunakan 3 jari saja (ibu jari, telunjuk dan jari tengah), bukan pake sendok apalagi sumpit dan beliau mengunyah sebanyak 33 kali. Penggunaan tiga jari ini, menunjukan ketawadhuan beliau dan sifat beliau yang tidak rakus dengan makanan. Yang demikian itu berlaku bagi makanan yang bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari, adapun makanan yang tidak bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari, maka diperbolehkan untuk menggunakan lebih dari tiga jari ataupun dengan sendok misalnya. Meskipun ini sunnah tapi kita harus menerapkan pada media yang benar, coba bayangkan jika kita maksa makan bubur ayam atau mie instan berkuah (makanan pokok anak kos) pake 3 jari aja kemudian ngunyahnya 33 kali, bisa besok kelarnya. Kalo kita makan pake nasi dan lauk yang bisa menggunakan 3 jari ya silakan karena makan dengan tangan itu memudahkan pekerjaan organ pencernaan kita.

Bentuk Zakat Fitrah (Budaya)

Rasulullah dulu ketika berzakat menggunakan patokan gandum atau kurma karena memang itu adalah makanan pokok orang Arab sesuai hadits berikut :

"yang menjadi makanan pokok kami adalah gandum, anggur kering, keju, dan kurma" (HR. Bukhari 1510)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun