Aku tak megutuk waktu
Karena Nabi SAW melarang umatnya berbuat begitu
Aku hanya termangu
Mengingat perjalanan sang waktu itu
Â
Sungguh tak terasa, waktu terus berjalan begitu cepat
Berarti, batas akhir usia semakin dekat
Sementara belum banyak hal bernilai yang aku perbuat
Untuk bekal di akherat
Â
Aku terus saja alpa
Dalam mempersiapkan diri untuk hidup selanjutnya
Aku terus berkonsentrasi pada kehidupan kini, kehidupan dunia
Padahal sebentar lagi akan fana
Â
Aku tak mau sadar juga dengan tanda-tanda
Tanda-tanda sudah menua
Kulit keriput, rambut pun mulai memutih semua
Gigi-gigi tanggal, jalan tak lagi bisa tegap melainkan condong ke muka
Â
Aku adalah  manusia yang kurang hirau terhadap pertemuan
Pertemuan dengan Tuhan di hari kemudian
Pertemuan ini aku anggap sepele, aku anggap ringan
Padahal Tuhan mengatakan, bahwa pada pertemuan itu banyak manusia penuh penyesalan
Â
Aku tak tahu..,
Apakah Tuhan nanti akan sudi menyapaku?
Atau Ia pun akan tak hirau, karena aku dalam kehidupan kini pun begitu
Jika ini yang terjadi, meranalah aku
Â
Yang pasti..,
aku tak berani
memulai kata itu dan ini
karena aku yang diadili, dan Ia yang menghakimi
Â
Mau berkata itu dan ini pun percuma
Sebab mulut pun terkunci, dan kemampuan nalar sirna
Semua bukti ada di tangan-Nya
Dan tak satu manusia pun yang sudi dan mampu, menjadi pengacara atau pembela
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H