Membaca ialah kegiatan yang dapat menambah wawasan dan kita dapat mengekspor banyak ilmu. Tetapi pada kenyataannya yang terjadi pada saat ini berbanding terbalik minat baca orang Indonesia sangatlah minim, karena masih banyak orang-orang yang beranggapan bahwa kegiatan membaca adalah sesuatu kegiatan yang membosankan dan menjenuhkan.Â
Kegiatan membaca harus dapat dilestarikan, karena membaca dapat memperoleh pengetahuan yang luas. Perpustakaan sebagai wadah sumber-sumber buku bacaan yang dapat diakses oleh semua kalangan pelajar maupun umum.Â
Zaman sekarang ini, pendidik lebih mengedapankan suatu kecenderungan yang membosankan dalam membaca buku, maka dari itu perlu adanya suatu dorongan untuk kalangan pelajar maupun masyarakat agar rajin membaca dan  membudidayakan membaca.
Penulis memiliki pandangan bahwa pada saat ini di era digital seperti ini minat baca masyarakat Indonesia masih bisa dibilang cukup rendah, walaupun sudah canggihnya teknologi. Di era digital seperti ini sangat mudah sekali kita mencari informasi atau sumber-sumber bacaan.Â
Peran perpustakaan di era digital ini terbilang sudah cukup baik. Kenapa bisa dibilang seperti itu? Karena perpustakan sudah membuat wadah membaca yang memudahkan masyarakat bisa membaca dimanapun dan kapanpun.Â
Tetapi dengan wadah yang dibuat oleh perpustakaan penulis rasa masih tidak cukup untuk meningkatkan minat baca melalui gadget, harus ada dorongan atau upaya dari orang terdekat terkhusus peran keluarga dan pemenrintah untuk mendorong aktivitas membaca.
Di era digital seperti ini perpustakaan tidak hanya sebatas menyimpan buku-buku tercetak, tetapi juga koleksi non cetak  atau sering kali disebut dengan koleksi digital.Â
Proses penyimpanan dan penyajian secara digital ini merupakan sesuatu karakteristik di era digital, dimana keberadaan ruang dan waktu tidak menjadi halangan untuk membaca dan menyerap informasi. Perkembangan informasi media di era digital sudah tak tebendung, mengakibatkan beberapa perubahan yang signifikan di dalam kultur masyarakat.Â
Perpustakaan sebagai Lembaga penyedia informasi dan berorientasi kepada jasa, memandang fenomena tersebut sebagai tantangan dan peluang dalam mengembangkan perpustakaan.
Melihat dari situasi dan kondisi yang terjadi pada saat ini minat baca peran perpustakaan sangatlah penting di era milenial seperti sekarang terkhusus untuk generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang. Perpustakaan membuat beberapa program yang di harapkan menjadi senjata untuk meningkatkan minat baca masyarakat di Indonesia. Yaitu:
Membuka ruang baca
Membuka kesempatan untuk kalangan umum untuk melakukan literasi dan ulas buku
Menyiapkan buku bacaan yang disesuaikan kategori usia dan yang diminati kalangan
Perpustakaan keliling (sekolah-sekolah)
Perpustakaan keliling (masyarakat)
Berdasarkan program-program diatas, perpustakaan berupaya untuk meningkatkan minat baca yang dilakukan untuk menambah wawasan dalam segi bacaan yang didapat.Â
Salah satunya membuka aspek ruang baca, kegiatan inti untuk masyarakat umum dalam melestarikan minat baca terhadap buku. Buku adalah benda yang berisikan segudang ilmu pengetahuan yang disajikan untuk berbagai kalangan,
Pada artikel ini penulis mengambil kesimpulan bahwa membaca adalah kegiatan yang dapat menambah wawasan dan kita dapat mengekspor ilmu. Tetapi pada kenyataan yang terjadi pada saat ini bernding terbalik minimnya minat baca masyarakat Indonesia.Â
Perpustakaan sudah membuat wadah  membaca yang dapat memudahkan masyarakat untuk bisa membaca dimanapun dan kapanpun, tetapi dengan adanya wadah tersebut masih kurang cukup untuk meningkatakan kegemaran membaca perlu adanya dorongan atau upaya dari orang terdekat ataupun pemerintah untuk meningkatakan kegemaran membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H