Mohon tunggu...
Jeki Sugarino
Jeki Sugarino Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kata itu sangat indah, tidak banyak orang yang menyadarinya. percayala!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Leksem dan Morfem

19 Januari 2023   16:41 Diperbarui: 19 Januari 2023   16:45 3757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Pembahasan leksem dan morfem merupakan sama-sama dasar dalam pembentuka kata. Banyak buku yang menggunkan istilah morem bebas dan terikat dalam proses pembentukan kata. Namun dalam buku Harimurti Kridalaksana menggunakan istilah leksem. Sehingga, pembahasan ini menjadi menarik untuk kita pahami secara bersama-sama dalam menggali suatu Bahasa.

Apakah dalam pembentukan kata menggunakan istilah morfem bebas atau leksem?

Pembentukan kata adalah pada Bahasa Indonesia salah satunya dengan cara afiksasi, reduplikasi, pemajemukan dan lain-lainya. Dalam proses afiksasi terjadinya proses pembentukan kata menjadi kata imbuhan atau turunan.  Pada proses inilah terdapat istilah morfem bebas dan leksem.

Pada buku Harimurti Kridaklasana menggunakan istilah leksem, sedangkan pada buku Drs. M. Ramlan, Ida Bagus Putrayasa dan Abdul Chaer menggunakan istilah morfem.

Harimurti mengatakan bahwa banyak pakar lingustik yang salah dalam menggunakan istilah kata dan leksem dalam proses morfologi. Pernyatan dalam buku mengatakan bahwa proses morfologi menggunakan istilah leksem dan dengan kata. Leksem merupakan bahan baku dalam proses morfologi.

Pembahasa di atas tidak sama menurut buku M. Ramlan, Ida Bagus Putrayasa dan Abdul Chaer. Mereka menggunkan istilah morfem dalam proses pembentukan kata. Proses pembentukan kata dalam kontek afiksasi menggunakan morfem terikat dan bebas. Contohnya pada kata bermain, yang tersusun oleh afiks ber- (morfem terikat) dan main (morfem bebas).

Sehingga menjadi pertanyaan bagi para pengiat Bahasa dalam memahami suatu proses pembentukan kata terutama pada afiksasi. Kedua pembahasan yang berbeda pada paragraf di atas, tentang leksem dan morfem. Berdasarkan konteks ini dan sumber-sumber yang telah dibaca menemukan pemahaman tersendiri dalam proses pembentukan kata.

Penggunaan istilah leksem melekat pada ilmu leksikologi yang membahas tentang seluk-beluk Bahasa yang memfokuskan kepada makna leksikal suatu kata.

Leksem merupakan satuan dasar dalam leksikon. Sedangkan leksikon merupakan kosakata. Berdasarkan pemahaman sederhana ini, penulis menyimpulkan bahwa leksem pada proses morfologi yang ditekankan mengenai makna kata leksem yang kemudian berubah menjadi kata atau makna baru.

Kita ambil contoh pada leksem main yang mempunyai makna "melakukan aktivitas atau kegiatan untuk menyenangkan hati". Kemudian pada leksem main mengalami proses morfologis menjadi bermain yang mempunyai makan "melakukan sesuatu untuk bersenang-senang". Sehingga leksem memfokuskan input secara makna pada suatu kata (penaman) hingga menjadi makna baru (kata baru).

Berbeda dengan morfem, morfem merupakan satuan terkecil dalam sebuah kata tidak melihat makna tersebut. Fokus morfologi menggunakan istilah morfem untuk kata yang dapat berdiri sendiri dan tidak (terikat). Kita ambil contoh pada kata bermain, pada kata tersebut terdapat dua morfem yaitu morfem bebas (main) dan terikat (ber-). Sehingga morfem digunakan untuk istilah perubahan bentuk suatu kata.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan perbedaan penggunaan leksem dan morfem. Kedua istilah ini merupakan suatu input dalam pembentuk kata. Leksem memfokuskan input makna suatu kata dasar sedangkan morfem merupakan input proses pembentukan atau perubahan bentuk kata dasar menjadi kata turunan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun