Sebagai guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, saya membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok: audio, audio-visual, visual, dan kinestetik. Dalam pembelajaran teks deskripsi, setiap kelompok memilih metode belajar yang sesuai dengan tipe gaya belajarnya. Kelompok audio memahami materi menggunakan lagu, kelompok audio-visual melalui video yang ditayangkan guru, kelompok visual dengan gambar yang dibagikan dalam kelompok, dan kelompok kinestetik melalui pengamatan langsung. Metode yang beragam ini meningkatkan keaktifan peserta didik dalam diskusi kelompok dan memberikan kebebasan dalam mereka belajar berbasis kegiatan untuk dapat mengekspresikan ide atau mengobservasi keterkaitan materi dengan kondisi lingkungan.
Pendekatan pembelajaran berdiferensiasi ini sangat cocok untuk diterapkan guna memfasilitasi kebutuhan peserta didik yang beragam. Selain itu pendekatan ini dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif yang dapat mendukung perkembangan individu peserta didik. Pada akhir kegiatan, peserta didik tidak hanya sekedar menyelesaikan tugas, namun juga guru mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan refleksi. Kegiatan refleksi memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berbagi pengalaman dan pemahaman mereka, memastikan mereka memahami materi yang dipelajari. Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi menunjukkan komitmen guru dalam mendidik dan menuntun peserta didik. Metode ini tidak hanya memenuhi kebutuhan individual tetapi juga mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI