"Dia sekarang menghilang. Aku sudah mengirimkan puluhan surat dan tidak ada yang dibalas. Itu surat yang ingin aku kirim untuknya. Tapi, aku ragu. Hingga saat ini belum aku kirimkan."
"Apa alasan dia tidak membalas suratmu?"
Aku mengangkat kedua bahuku. "Kalau aku tahu, aku tidak akan segelisah ini."
 "Apa yang membuatmu gelisah?"
"Dia tidak membalas suratku."
"Aku tahu itu. Tapi, kenapa kamu gelisah? Bukankah dia hanya sahabat pena?"
"Entahlah ... aku merasa dia begitu baik. Selalu berbagi dan aku merasa nyaman."
"Mungkin saja dia sibuk, sehingga tidak sempat membalas surat-suratmu. Pasti dia akan membalasnya nanti."
Aku menghela napas. "Semoga saja."
"Berapa lama akan tinggal di Jepang?" tanya Minato kemudian.
Aku menggelengkan kepala sembari menyeruput cokelat hangat. "Aku hanya mengikuti ke mana ayah dan mama akan membawaku."