"Tidak! Aku tidak mau di pengasingan. Pengap, gelap, kumuh dan tidak ada wanita di sana."
"Tenang, Pangeran. Kami akan ikut bersama pangeran." Patih Muza dan Dayang Vera bersamaan menyahut.
"Tidak bisa. Lebih baik Patih Muza yang mencari Pangeran Radh. Dia punya kemampuan mengendus yang luar binasa. Rin Muna bawa pangeran ke pengasingan. Sebab Rin Muna sudah sering masuk ke pengasingan. Jadi, tidak akan tersesat menuju ke sana." Mbak Daya memberikan arahan.
"Tapi, Mbak. Aku mau mencari Pangeran Radh."
"Tidak bisa! Kamu harus mengamankan Pangeran Textra."
"Ish ... nyebelin banget sih! Aku mual digombalin terus sama Pangeran Textra." Aku mencak-mencak karena tidak diizinkan mencari Pangeran Radh yang menurut berita kerajaan, ketampanannya melebihi ketampanan Pangeran Textra.
"Ya, ampun .. Rin. Aku tuh enggak ngegombal. Aku serius sama kamu. Tapi, kamu nggak pernah mau serius sama aku." Pangeran Textra justru terkekah melihat aku yang sedang kesal.
"Sama semua perempuan aja kau bilang gitu ya! Rasa mau kucekik leher kau itu."
"Sudah, sudah. Jangan berkelahi! Ikmal, bawa pangeran ke pengasingan sekarang juga!" perintah Mbak Daya.
"Loh? Kok jadi saya?"
"Iya ... biar kamu nggak main mata terus sama Vera!" Mbak Daya mendelik ke arah Ikmal.