Mohon tunggu...
Rin Muna
Rin Muna Mohon Tunggu... Penulis - Follow ig @rin.muna

Walrina Munangsir Penulis Juara Favorite Duta Baca Kaltim 2018 Pemuda Pelopor Kaltim 2019 Founder Taman Bacaan Bunga Kertas

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menyikapi Konsumen Era Milenial, JNE Terus Berinovasi

28 Oktober 2018   15:16 Diperbarui: 28 Oktober 2018   15:20 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis, 25 Oktober 2018. Kompasiana bersama JNE menggelar acara Roadshow di Balikpapan dengan tema "Peran Infrastruktur dalam Memajukan Industri Kreatif" yang digelar di Blue Sky Hotel Balikpapan. Balikpapan merupakan kota kelima dari enam kota yang terpilih menjadi  tempat diadakannya Roadshow Kopiwriting.

Mengusung tema infrastruktur, tentunya tak lepas dari pembangunan infrastruktur yang ada di daerah Balikpapan dan sekitarnya. Pembangunan sektor infrastruktur akan membawa dampak positif untuk daerah terutama pada pertumbuhan ekonomi mikro, kecil dan menengah. Baik  yang ada di dalam kota Balikpapan maupun di kota-kota lain di Kalimantan Timur. Seiring dengan berkembangnya kota Balikpapan menjadi kota industri, maka infrastruktur menjadi hal penting demi memajukan potensi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dan IKM (Industri Kecil Menengah).

Apa sih perbedaan antara UKM dan IKM?  Secara harfiah, usaha merupakan bentuk kegiatan jual beli atau perdagangan baik perorangan maupun perusahaan. Sedangkan Industri adalah kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan (Sumber : kbbi.kemdikbud.go.id). Hasil dari IKM yang kemudian akan diperdagangkan oleh UKM.

Ada banyak tantangan yang harus dihadapi oleh para pelaku industri kreatif di kota Balikpapan dalam mengembangkan kota industri.

"Tantangan yang kerap dihadapi oleh UMKM di Balikpapan antara lain bagaimana terus menjaga konsistensi kualitas produk, harga yang mampu bersaing, sampai ke persoalan bagaimana memanfaatkan teknologi untuk marketing melalui media sosial. Selain itu juga, belum optimalnya ekspor baik melalui pelabuhan dan bandara  merupakan tantangan lainnya bagi UMKM Balikpapan," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Balikpapan, Doortje Marpaung.

Dalam hal ini, Dinas Koperasi dan UMKM Balikpapan telah melakukan pemetaan/pendataan UMKM di kota Balikpapan berdasarkan Perpres 98 Tahun 2018. Yaitu, mendorong usaha mikro dan kecil (tidak temasuk usaha menengah). Bagaimana Dinas Koperasi dan UMKM Balikpapan bisa membantu mengeluarkan perizinan UMKM tanpa biaya dan satu pintu di kecamatan.  Menurut Doortje Marpaung, di Balikpapan ada sekitar 20.421 UMKM,  tetapi hanya sekitar 2.927 UMK yang sudah memiliki izin usaha.

Peran serta pemerintah adalah untuk membantu pelaku UMKM yang memiliki kemauan keras, inisiatif, motivasi dan konsistensi untuk mengembangkan industri kreatifnya secara mandiri. Dinas Koperasi dan UMKM Balikpapan bersinergi dengan para stakeholders setempat untuk melakukan pembinaan dan pelatihan terkait produk, kemasan, marketing dan lainnya agar UMKM di Balikpapan bisa berkembang lebih merata dan variatif.

Salah satu UMKM di Balikpapan adalah Kampoeng Timoer, yang bergerak di bidang kuliner. Pastinya ada tantangan tersendiri dalam mengembangkan usaha kuliner di kota Balikpapan. Terutama untuk memasarkan produk-produknya ke luar kota Balikpapan bahkan ke luar Pulau Kalimantan.

"Yang menjadi tantangan bagi pelaku UKM di daerah seperti kami, utamanya memang masalah pendistribusian barang yaitu masalah ongkos kirim barang. Apalagi produk Timoer Laut adalah snack, makanan ringan yang oleh ekspedisi selalu dikenakan volume dalam pengirimannya. Jadinya, ketika produk kami sampai di Pulau Jawa, harganya sudah tidak kompetitif. Sangat kontradiktif dengan pasar di Pulau Jawa yang menginginkan makanan murah, enak dan banyak," kata Dahlia Gracendy, Head of Marketing Kampoeng Timur.

Mayland Hendar Prasetyo, Head of Marketing Communication Division JNE, mengatakan,  "dalam mengatasi berbagai tantangan, JNE menjalankan strategi dalam pendistribusian. JNE juga terus mengembangkan kapabilitas perusahaan, seperti infrastruktur, jaringan dan IT agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan setia termasuk para pelaku UKM serta IKM yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian."

JNE mewujudkan langkah-langkah dengan berkontribusi nyata, salah satunya adalah produk layanan atau fasilitas yang dapat menjadi solusi bagi wirausahawan.

Perkembangan dunia digital yang sangat pesat juga dirasakan oleh JNE. Zaman dahulu, bisnis pengiriman hanya pengiriman makanan untuk anaknya yang kuliah di luar daerah atau anak yang mengirimkan pakaian ke kampung halamannya. Berbeda dengan era millenial yang harus disikapi dengan strategi yang lebih inovatif lagi dengan hadirnya trend atau gaya hidup masyarakat generasi millenial seperti seperti cross border, drop shipper, reseller dll.

Tantangan JNE ialah Home Base masyarakat itu sendiri. Setiap kota, memiliki tantangan yang berbeda-beda. Di Ibukota, pembantu rumah tangga tidak mau menyebutkan nama aslinya atau tidak boleh keluar dari rumah oleh majikannya. Itulah sebabnya ada produk Pop Box yang diletakkan di stasiun kereta, rumah sakit, dll. Penerima bisa mengambil loker yang sudah ada di stasiun kereta, rumah sakit atau yang lainnya.

Maka, JNE berjalan seiring dengan trend yang ada di dalam masyarakat. Contohnya, JNE mengeluarkan produk Jesika (Jemput Asi Seketika) untuk Mahmudin (Mamah-Mamah Muda Independen) yang bekerja di Ibukota.

Tahun 2010, JNE meluncurkan sebuah website pesonanusantara.co.id yang merupakan kumpulan para pelaku UMKM di bidang kuliner dan sudah ada sekitar 5.000 varian jenis makanan dari seluruh Indonesia.

Untuk pelaku UKM, JNE mengeluarkan produk JTR (JNE Trucking) yang dapat meminimalisasi biaya pengiriman untuk seluruh paket dengan berat minimum 10 kg. Jadi, misalnya bila para UKM ingin mengirimkan paket 10 kg dari Balikpapan ke Jakarta dengan produk layanan JNE Reguler, maka tarif pengirimannya adalah Rp 270.000, sedangkan dengan JTR hanya Rp 115.000.

Untuk mendukung perkembangan UKM di Balikpapan, JNE kini menyediakan produk layanan Intracity 4 Jam serta Intracity COD untuk paket-paket dari dan tujuan di dalam kota. Sebelumnya JNE sudah memiliki beberapa paket produk seperti OKE (Ongkos Kirim Ekonomis), REG (Reguler), YES (Yakin Esok Sampai), dll.

Selain itu, JNE juga memiliki jasa Online Payment, warehousing dan lain-lain untuk mendukung industri kreatif di kota Balikpapan. JNE melihat tantangan di masyarakat sebagai sebuah peluang yang luar biasa.

JNE Balikpapan diperkuat dengan lebih dari 230 karyawan dan telah memiliki 56 titik layanan sampai ke tingkat kecamatan. Peningkatan jumlah kiriman JNE Balikpapan yang mencapai kurang lebih 10%-20% tiap tahun juga didorong oleh pertumbuhan e-commerce yang ditunjang oleh para pelaku UKM.

Banyak kiriman yang menggunakan jasa JNE, JNE sudah mengirimkan 20 juta paket setiap bulannya dan terus bertambah.

Prediksi Menkominfo, di Indonesia tercatat akan naik sekitar 130 Milyar USD transaksi melalui e-commerce. Jadi, semua harus bersiap. Pelaku bisnis harus bersiap, jasa pengiriman harus bersiap dan pelaku Goverment juga harus bersiap.

JNE bersiap membangun sebuah kompleks Mega Hub di Bandara menggunakan Automatic Cross Handling ketika kiriman JNE sudah naik 20 kali lipat dan 130 Milyar USD, tidak mungkin lagi manusia yang melakukan sortir. Karena generasi now komplainnya sangat luar biasa. Dan peluang itu harus bisa ditangkap oleh JNE untuk bisa mengatasi dan berinovasi.

Untuk menghadapi itu, JNE sudah membangun Automatic Cross Border Self Sortir Mechine di Bandara Emas yang bisa lebih menghemat sekitar 3 jam proses sortir manual.

Pembanguanan infrastruktur dan lain-lain dapat mempercepat proses pertumbuhan ekonomi di daerah. Dalam pembangunan infrastruktur, JNE konsisten membangun UKM selama empat tahun terakhir. JNE telah menggelar Roadshow dari Aceh sampai Papua. JNE mengadakan pelatihan tentang Packaging, Media Online, dll.

JNE berfungsi sebagai perusahaan jasa pengiriman yang memberikan kontribusi balik kepada pelaku UKM agar produknya mampu bersaing secara internasional. Dengan mengadakan pelatihan-pelatihan kewirausahaan, memberikan produk yang murah kepada masyarakat dan juga bersinergi dengan pemerintah untuk mengirimkan karya-karya Indonesia ke luar negeri.

Dua puluh delapan tahun, JNE memberikan kontribusi untuk Indonesia. JNE akan terus fokus memberikan kebahagiaan untuk semua orang, sesuai dengan tag line "Connecting Happines".

Ditulis oleh Rin Muna

Balikpapan, 26 Oktober 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun