Bumi bergetar
Merangkak memeluk alam
Dalam derap langkah dan jeritan
Luka menghampiri tanpa bisa dihindarkan
Bumi berguncang
Merayap-rayap aspal jalanan
Tanah penghisap angkara merekah
Bumi bergoyang
Gedung tinggi runtuh
Rumah-rumah runtuh
Jalan-jalan jatuh meluruh
Lautan menjerit layaknya bocah tantrum
Sulit hentikan riakannya
Sulit hentikan tangisannya
Pecah...!
Buyar...!
Tumpah...!
Melahap semua yang ada di hadapannya
Tanpa ampun...
Tanpa permisi...
Semua hancur, semua melebur
Apa yang telah dibangun dengan keindahan dan kebahagiaan
Kini raib ... menyisakan air mata tanpa kata-kata
Tsunami ... namamu begitu indah kala kau damai dalam pembaringan
Tsunami ... namamu begitu menakutkan kala kau menjerit tanpa bisa dihentikan
Kaulah alam yang memarah, yang memeluk alam dalam tangisan
Lalu kau tumpahkan tanpa peringatan
Banyak nyawa kau rebut atas nama Tuhan
Hadirmu adalah peringatan
Agar manusia ingat pada siapa yang menciptakan.
-Rin Muna-
Kalimantan Timur, 29 September 2018
Turut Berduka cita atas Tsunami Palu, 28 Septermber 2018
Sumber Ilustrasi : Pixabay.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H