Mohon tunggu...
Mukhlas Prima Wardani
Mukhlas Prima Wardani Mohon Tunggu... Seniman - Manusia Biasa

Manusia biasa yang terus belajar Yang percaya keseimbangan Tuhan, Manusia dan Alam

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rinjani 4, Kehidupan Orang Jawa

15 Januari 2021   19:13 Diperbarui: 15 Januari 2021   19:22 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namaku Rinjani
Sudah aku kenalkan di tulisan sebelumnya

Aku tinggal di pedesaan
Kehidupan malamnya sangat sepi, jauh dari hingar-bingar perkotaan
Kehidupan aktif dimulai saat subuh
Saat adzan berkumandang sampai sore hari adzan maghrib
Setelah itu desa kami akan menjadi sepi sepoi-sepoi berteman angin malam

Kali ini aku mau bercerita tentang kehidupan desaku
Kalian bisa menyebutnya seni hidup atau budaya hidup

Di desa kamu
90% penduduknya menggantungkan roda kehidupan pada pertanian
Maka seni cocok tanam di desa kami sudah turun-temurun dari nenek moyang
Mulai dari teknik pertanian sampai sendi-sendi kehidupan pertanian

Di desa kami
Karna adat Kejawen masih sangat kental
Maka sebelum bercocok tanam sudah harus menetapkan tanggal
Hari yang pas untuk bercocok tanam harus dihitung sesuai tanggalan Jawa
Salah satunya harus menghindari hari paten/hari pati
Yakni bercocok tanam tidak sama dengan hari kematian orang yang kita sayang terutama orang tua

Nanti biasanya di pojok-pojok sawah akan diberikan semacam sesajen
Ada kembang, ada telur, ada wewangian di taruh ditiap pojok sawah
Untuk menjaga sawah dari balak hingga panen

Sebelumnya aku katakan bahwa kehidupan aktif kami mulai subuh sampai dengan maghrib
Pagi-senja semua orang berbondong-bondong ke sawah

Tapi tahukah kalian?
Saat adzan Dhuhur berkumandang semua orang berbondong pulang kerumah
Mandi dan mensucikan diri
Kemudian berangkat ke mushala/masjid atau minimal shalat dirumah

Itu adalah rutinitas harian warga desa

Apa yang aneh dari cerita ini?
Sebagai muslim
Kita diajari bahwa syirik-musrik itu dilarang dalam agama
Tapi disatu sisi semua warga desaku adalah orang-orang yang rajin ibadah

Ini adalah persoalan akulturasi agama yang sudah terikat ratusan tahun yang lalu
Semenjak Kejawen berkolaborasi dengan agama Hindu dan hadirnya Wali songo ditanah jawa

Bagaimana yang benar?
aku bukan orang yang memiliki kapabilitas menyikapi masalah itu

Aku hanya mau berbagi realita kepada semua pembaca

Terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun