Dan kekuatiran yang juga menjadi turunan dari dampak tersebut adalah, bahwa libur panjang juga akan berpengaruh pada keberlanjutan proses belajar. Anak-anak yang terlalu lama tidak disiplin dan tidak terkoneksi dengan kegiatan akademik cenderung mengalami "learning loss," yang bisa berdampak pada performa mereka setelah Ramadan berakhir.
Belajar dari Negara Lain
Sebenarnya belum ada penelitian komprehensif yang membandingkan dampak antara sekolah penuh dan libur panjang selama Ramadan terhadap perkembangan anak. Penelitian semacam ini sangat dibutuhkan untuk menjadi dasar pengambilan kebijakan.
Beberapa negara mayoritas Muslim telah menerapkan kebijakan pendidikan yang berbeda selama Ramadan. Di Arab Saudi, misalnya, sekolah tetap berlangsung tetapi dengan jam belajar yang dikurangi secara signifikan. Kegiatan sekolah lebih banyak diarahkan pada penguatan nilai-nilai keagamaan, seperti kajian Islam dan pembacaan Al-Qur'an. Sekolah biasanya dimulai lebih pagi dan berakhir lebih cepat, sehingga siswa tetap memiliki waktu yang cukup untuk beribadah dan beristirahat.
Sebuah studi dari Universitas Al-Azhar di Mesir pada 2020 menunjukkan bahwa rutinitas harian yang terstruktur sangat penting bagi perkembangan anak, termasuk selama Ramadan. Anak-anak yang memiliki rutinitas cenderung lebih mampu menjalankan ibadah dengan konsisten dibandingkan mereka yang dibiarkan sepenuhnya bebas tanpa panduan.
Di sisi lain, laporan UNICEF pada 2022 mencatat bahwa libur panjang tanpa aktivitas yang jelas dapat meningkatkan risiko perilaku tidak produktif di kalangan remaja hingga 20%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun libur dapat memberikan keleluasaan, tanpa program yang terstruktur, dampak negatifnya bisa lebih besar.
Menurut survei lain yang juga dilakukan oleh UNICEF pada 2022, rutinitas yang terstruktur sangat penting bagi perkembangan anak. Anak-anak yang memiliki rutinitas harian yang baik cenderung memiliki kesehatan mental dan fisik yang lebih baik.
Jadi Apa Solusinya?
Jika pilihanya sekolah penuh, agar kebijakan  ini dapat berjalan efektif, diperlukan pendekatan yang seimbang. Tentu saja penyesuaian jadwal sekolah. Durasi belajar dipersingkat, dan fokus kegiatan dialihkan pada pendidikan agama serta pembentukan karakter.
Sekolah dan pemerintah daerah harus bisa menginisiasi program Ramadan yang kreatif dan fun. Mengingat situasi Ramdhan dalam kondisi berpuasa, pendekatan pembelajaran yang kreatif dan fun menjadi daya tarik sendiri bagi para siswa agar mau terlibat dalam proses pembelajaran agar bisa efektif hasilnya.