Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Sayang Anak, Jangan Latah Ikut Trend Sharenting Jika Tak Paham Bahayanya!

31 Januari 2025   14:27 Diperbarui: 1 Februari 2025   22:47 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar akudankau.com

Kecenderungan banyak orang untuk mengekspose keseruan di rumah tangganya, terutama menyangkut putera-puterinya menjadi sebuah trend sosial yang kurang diwaspadai dampaknya. Entah itu acara family gathering, acara ulang tahun anak, bahkan sejak kelahiran hingga keseharian anak. Teruma di platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter. Meskipun hal itu menjadi sebuah kegembiraan tersendiri, apalagi bagi keluarga muda yang baru memiliki putera-puteri namun disebalik itu ada juga bahaya yang mengancam.

sumber gambar akudankau.com
sumber gambar akudankau.com

Kebiasaan mengeskpose  yang telah menjadi trend itu kini dikenal dengan istilah sharenting.

Kehadiran media sosial dan trend yang dilakukan kalangan artis menjadi salah satu yang menstimulasi kebiasaan sharenting menjadi semakin populer. Padahal mereka memiliki banyak pertimbangan, salah satunya berkaitan dengan iklan atau  endorsmen dengan sebuah produk, atau ekspose kehidupan pribadi oleh media karena popularitas. Namun keluarga-keluarga muda yang masih dalam romansa sukacita memiliki putera-puteri kadangkala ikut terbawa trend atau euforia ala artis tersebut.

Apalagi dengan kehadiran media sosial yang menjadi episentrum bagi banyak orang untuk bertemu secara sosial di media maya, yang tidak terbatas ruang, waktu dan segmen serta komunitas masyarakatnya yang heterogen.

Sebuah penelitian kritis yang menarik oleh Dr. Baym adalah profesor dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menyoroti tentang media sosial dan dampaknya terhadap kehidupan pribadi, terkait masalah sharenting. Penelitiannya fokus pada perilaku individu di platform media sosial dan dampaknya terhadap hubungan keluarga.

Demikian juga yang dilakukan oleh Dr. Monique M. Turner, seorang ahli komunikasi dan media sosial dari University of Maryland, yang meneliti tentang perilaku orang tua dalam berbagi informasi anak mereka secara online dan dampaknya terhadap identitas anak di masa depan. 

Atau yang tidak kalah menarik penelitian yang dilakukan oleh Dr. Sonia Livingstone-seorang profesor di London School of Economics (LSE), yang sangat intens terlibat dalam penelitian mengenai anak-anak, media sosial, dan teknologi dan kaitannya dengan privasi anak dan bagaimana orang tua berbagi informasi mereka di media sosial.

Di era digital yang semakin maju, media sosial memang telah menjadi kegembiraan tersendiri bagi banyak orang, bahkan kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, termasuk bagi para orang tua.

Salah satu fenomena yang muncul dalam penggunaan media sosial adalah sharenting yaitu praktik berbagi informasi, foto, atau video anak-anak di platform daring. Istilah ini berasal dari gabungan kata "sharing" dan "parenting" yang mencerminkan bagaimana orang tua mendokumentasikan kehidupan anak mereka secara daring.

Kita yakin bahwa niat awal para orang tua untuk sharing foto anak-anak, keintiman orang tua dan anak semata-mata karena sebuah niat baik, seperti berbagi momen bahagia dan perkembangan anak, namun tanpa disadari sharenting ternyata juga menimbulkan berbagai permasalahan, terutama terkait dengan privasi, keamanan, dan hak anak atas data mereka sendiri.

Jika telah menjadi ancaman bagi si anak, maka menjadi kerja tambahan bagi para orang tua untuk mengatasinya, tentu akan lebih bijak jika sejak awal kita berusaha berhati-hati dengan mengantisipasi kemungkinan berbagai risiko dengan bijak.

Apa sebenarnya yang menjadi biang kekuatiran orang tua dengan kebiasaan sharenting?.

Hal-hal yang menjadi kekuatiran utama biasanya terkait kemungkinan ancaman privasi dan keamanan Anak, jejak digital yang sulit dihapus, hak anak atas privasi dan persetujuan, serta eksploitasi komersial.

Mengapa ini menjadi sebuah kekuatiran baru, ini berkaitan dengan maraknya kejahatan di dunia maya. Kejahatan siber terhadap anak kini menjadi sebuah ancaman baru yang harus kita waspadai, seperti Cyberbullying atau intimidasi daring, Online grooming (manipulasi daring oleh predator), Eksploitasi anak melalui media sosial, dan Penyebaran atau produksi pornografi anak.

Bagaimana kita mewaspaspadainya?, setidaknya dengan memahami kemungkinan risiko bahayanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun