Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Fenomena Banyak Calon Mendaftar di Hari Terakhir saat Pilkada, Memangnya Ada Apa?

26 September 2024   12:06 Diperbarui: 27 September 2024   10:39 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
acara konvoi pendaftaran calon dalam pilkada/sumber gambar solopos

Calon yang mungkin menghadapi kendala finansial atau logistik mungkin memilih untuk menunda pendaftaran hingga hari terakhir untuk memastikan bahwa semua aspek administrasi, keuangan, dan logistik sudah siap. Ini memberi calon waktu untuk mengumpulkan dana yang diperlukan atau menyelesaikan persiapan logistik sebelum melakukan pendaftaran.

Dengan keterbatasan dana, semakin sedikit aktifitas, maka semakin hemat dananya. Jika boros, belum apa-apa harus sudah memikirkan Break Even Point-- BEP-nya, kapan modal akan kembali berikut labanya. Tentu ini sangat berbahaya bagi kesehatan politik dan demokrasi kita.

Kedelapan; Menunggu hingga hari terakhir juga bisa menjadi taktik untuk menghindari kompromi awal yang sering kali dibutuhkan dalam politik.

Calon yang melakukan pendaftaran lebih awal mungkin terpaksa membuat perjanjian atau kompromi dengan berbagai pihak, yang bisa mempengaruhi posisi dan kebijakan mereka di masa depan. Dengan mendaftar di hari terakhir, calon bisa meminimalkan keterikatan awal dan menjaga posisi negosiasi mereka tetap fleksibel.

Ini juga menjadi cara menghindari politik balas jasa atau politik dagang sapi. Seolah harus mengikut rumus, ada barang ada harga.

Kesembilan; Pengaruh sosial dan tekanan publik juga bisa menjadi faktor. Menunggu hingga hari terakhir mungkin merupakan strategi untuk menciptakan sensasi dan meningkatkan visibilitas.

Dalam beberapa kasus, calon mungkin berharap untuk menciptakan buzz atau drama yang akan menarik perhatian media dan pemilih. Tindakan ini bisa mempengaruhi opini publik dan menghasilkan sorotan media yang bermanfaat bagi calon tersebut.

Cobalah lihat bagaimana media secara bombastis mengekspose, karena memang dirancang sedemikian rupa agar bisa menarik perhatian. Ini memang telah dipikirkan sejak awal sebagai bagian dari strategi kampanye atau promosi seorang paslon.

Kesepuluh; Terkadang, calon menghadapi kesulitan dalam mengumpulkan dukungan dari partai politik atau koalisi. Mendaftar di hari terakhir memberikan waktu bagi calon untuk menyelesaikan proses negosiasi dengan partai atau kelompok politik.

Jika dukungan politik belum sepenuhnya solid atau ada ketidakpastian dalam koalisi, calon mungkin menunggu hingga akhir untuk memastikan semua dukungan telah diperoleh dan semua kesepakatan telah tercapai sebelum mendaftar.

Namun kadangkala ada juga yang dirugikan, keputusan dengan mempertimbangkan pergerakan lawan politik terlebih dulu bisa membuat blunder. Seperti ketika partai hengkang memilih Anies dan beralih kepada Ridwan Kamil karena lamanya proses negosiasi dan tarik ulur yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun