Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Gara-gara Tiket Mahal, Pilih Liburan Ke Negara Tetangga Daripada di Negara Sendiri

22 Juli 2024   09:57 Diperbarui: 22 Juli 2024   11:12 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di bandara /sumber gambar money kompas.com

Jika urusannya bukan karena pilihan destinasi wisatanya, maka bagi kita yang tinggal di Ujung Pulau Sumatera seperti di Aceh dan Medan, akan lebih memilih berkunjung liburan ke negara tetangga. Urusannya tentu saja bukan karena suka main keluar negeri daripada dalam negeri, tapi karena urusan ongkosnya yang jauh lebih hemat.

Bahkan anak-anak sekolah juga ada yang pernah memilih liburan akhir sekolah ke Malaysia, karena soal ongkos tadi. Dari sekolah para guru bahkan pernah melakukan perjalanan ke-3 negara selama masa liburan sekolah, dari Malaysia, lanjut ke Thailand dan berakhir di Singapura.

Keseluruhan ongkos yang dikeluarkan melalui travel, termasuk untuk akomodasi kurang lebih sama dengan kita liburan ke Danau Toba Medan  atau ke Bukittinggi. Jangan bayangkan liburan ke Jogja, Borobudur apalagi ke Bali.

Pengalaman pribadi berkunjung ke Malaysia pernah mendapatkan harga tiket promo seharga Rp.250 ribu, hampir sama dengan ongkos pesawat dan bus ke Medan.

Dengan ongkos penerbangan sebesar itu tentu saja menjadi jawaban dan alasan mengapa kita cenderung memilih tujuan atau destinasi negara tetangga dengan menggunakan jasa layanan moda transportasi udara karena harganya yang jauh berbeda.

Bedakan saja dengan harga tiket ke Jakarta via penerbangan, paling tidak Rp. 1,5 juta kita harus merogoh kocek, itupunsudah harga termurah.

Suasana di bandara yang lenggang/ sumber gambar money kompas.com
Suasana di bandara yang lenggang/ sumber gambar money kompas.com

Mengapa Tiket Domestik Mahal?

Belakangan ini urusan tiket pesawat memang terus menjadi bahan obrolan menarik. Karena untuk rute jarak pendek saja harganya sudah mulai menguras kantong. 

Dulu saja untuk ke Medan dari Aceh, saya lebih memilih naik pesawat daripada naik bus. Coba bandingkan beda harga dan tingkat kenyamanannya.

Harga Tiket bus super deluxe, Rp. 180 ribu, sedangkan harga tiket pesawat antara Rp. 200 ribu-300 ribu. Bedanya masih terbilang tipis, jika kita kaitkan dengan tingkat kenyamanan yang kita peroleh. Jika kita memilih bus, maka butuh waktu perjalanan 12 jam, pergi malam sampainya pagi. Jika punya kegiatan yang mengharuskan kita masuk pagi, kita harus menuju hotel, bersiap disana, tanpa istirahat.

Jika menggunakan pesawat dengan selisih harga antara Rp. 20 ribu-100 ribu, jarak tempuh perjalanan hanya 30  atau 45 menit, sehingga kita masih bisa memilih waktu agar sampai disana lebih cepat dan masih beristirahat di kota tujuan sebelum acara dimulai. Intinya masih ada waktu santai.

Teman saya bahkan membawa mobil ke bandara memarkirkan mobil disana pagi hari, dan naik pesawat ke Medan untuk mengikuti acara. Begitu acara selesai sore hari, ia langsung kembali ke bandara Kualanamu, begitu turun di bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, tinggal ambil mobil di parkiran dan langsung pulang, seperti sedang mengikuti kegiatan di kota yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun