Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Label Warna Kandungan Gula Produk Kemasan, Bantu Konsumen Pahami Kamuflase Gula

14 Juli 2024   01:00 Diperbarui: 18 Juli 2024   22:36 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makanan dengan tabel warna/sumber gambar dr oetker

Coba perhatikan dengan baik dalam label kemasan makanan atau minuman yang kita konsumsi sehari-hari, mengapa gula tidak memiliki persentase AKG dalam kemasannya?. 

Mungkin selama ini kita kurang jeli memperhatikannya, dan merasa lebih kuatir melihat kandungan lemak atau zat pengawet makanan ketimbang kadar gula dalam makanan yang kita konsumsi.

Nyatanya, konsumsi gula kini memiliki prevalensi sebagai pemicu beberapa jenis penyakit kronis yang mengkuatirkan secara kesehatan seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung, terutama jika dikonsumsi berlebih. Fakta juga berbicara bahwa konsumsi gula masyarakat Indonesia saat ini telah berada di atas batas aman, berkisar 57 gram per hari.

Padahal idealnya batas wajar konsumsi gula dalam sehari berkisar antara 25 gram - 37,5 gram. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa menyarankan agar asupan gula orang dewasa sebaiknya tidak lebih dari 25 gram dalam sehari!.

Input sumber gambar thebrusseltimes
Input sumber gambar thebrusseltimes

Input sumber gambar baperanews
Input sumber gambar baperanews

tabel warna untuk mengetahui kandungan gula dalam makanan kemasan/sumber gambar bakaeafter.com
tabel warna untuk mengetahui kandungan gula dalam makanan kemasan/sumber gambar bakaeafter.com

Jika begitu besar kekuatiran kita, mengapa penyematan label gula tidak diperlakukan seperti halnya kandungan lain seperti lemak dan lainnya yang bisa memicu penyakit. Apakah ini juga yang mendasari kemunculan wacana label gula yang mencuat dalam ruang diskusi publik saat ini?.

Setiap makanan dan minuman dalam kemasan semestinya penting dilengkapi dengan informasi nilai gizi atau nutrition facts pada kemasan. Informasi nilai gizi merupakan label yang mencantumkan keterangan mengenai nilai atau kandungan gizi dari produk dalam kemasan tersebut. 

Label nutrisi ini berguna sebagai panduan bagi konsumen sebelum membeli atau menggunakan suatu barang. AKG merupakan nilai yang menunjukkan kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu yang standar bisa dikonsumsi oleh tubuh kita setiap harinya.

Dalam tabel AKG, umumnya akan tercantum kebutuhan gizi yang meliputi angka kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, air, vitamin, dan mineral yang dianjurkan (per orang per hari). Label nutrisi mencantumkan semua kandungan atau nilai gizi dari suatu produk disertai persentase AKG. 

Nah, uniknya, dalam setiap makanan atau minuman kemasan yang mengandung gula, kadar gula seringkali hanya dicantumkan dalam gram tapi tidak disertai persentase AKG seperti yang lainnya. 

Makanan mengandung gula tersembunyi/ sumber gambar kompas lifestyle
Makanan mengandung gula tersembunyi/ sumber gambar kompas lifestyle

Rupanya alasan yang paling mendasar secara medis karena gula bukanlah zat gizi yang esensial. Artinya kita masih mungkin bisa hidup tanpa memakan gula. Bahkan selama kita makan karbohidrat, tubuh kita akan mampu membentuk gula dari karbohidrat tersebut. Gula sendiri adalah karbohidrat yang struktur kimianya paling sederhana.

Untuk diketahui, karbohidrat yang bukan gula atau karbohidrat tidak sederhana akan dipecah oleh sistem pencernaan tubuh menjadi molekul-molekul gula untuk kemudian "dibakar" menjadi energi. Penjelasan medis menyebut bahwa, melalui proses pencernaan, badan kita lah yang akan mengonversi, mengubah si karbo kompleks menjadi gula.

Mengapa gula menjadi masalah bagi kesehatan kita?. Karena gula memiliki daya tarik yang sangat menggoda, jadi meskipun tubuh kita sebenarnya tidak terlalu memerlukan gula secara berlebihan, namun faktanya gula justru menjadi zat makanan yang paling sering kita konsumsi.

Apalagi dalam perkembangannya kini, sebagian besar makanan dan minuman yang kita konsumsi mengandung gula. Dan gula juga telah mengalami perkembangan yang luar biasa dalam ragam jenisnya, terutama gula buatan. 

Nama lain gula dalam label makanan kemasan/ sumber gambar sajian sedap.Grid.ID
Nama lain gula dalam label makanan kemasan/ sumber gambar sajian sedap.Grid.ID

Label dan Pentingnya Edukasi Tentang Gula

Apa yang semestinya menjadi fokus edukasi dalam label gula yang diwacanakan oleh Kemenkes. Meskipun pelabelan tidak memberikan efek langsung terhadap kesadaran orang untuk mengurangi konsumsi gula, namun pemberian informasi yang konsisten melalui pemberian label gula dalam makanan kemasan mungkin bisa menjadi bentuk edukasi yang positif.

Terutama sebagai cara untuk mengerem meningkatkan prevalensi beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh konsumsi gula yang berlebih. Karena sebagian besar masyarakat kita sudah terbiasa dengan merek dan tidak lagi peduli dengan soal label.

Padahal masyarakat juga harus mengetahui bahwa dalam perkembangan industri makanan saat ini, gula buatan banyak digunakan sebagai bahan pengganti gula alami. Terutama untuk efisiensi dan kemudahan memperoleh bahan baku gula sebagai pemberi daya tarik dalam berbagai jenis makanan dibandingkan dengan pemakaian gula alami.

Sehingga label nantinya tidak hanya sekedar menginformasikan AKG, tapi juga mengedukasi konsumen tentang berbagai jenis gula buatan dan juga nama lain yang digunakan dalam industri makanan sebagai pengganti "nama" gula. Agar konsumen tidak terkecoh dan salah memilih makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan kesehatannya akibat ada kamuflase jenis kandungan gula.

Gula dengan Nama Alias atau Nama Lain

Hingga saat ini setidaknya terdapat 56 jenis gula yang perlu diketahui oleh kita sebagai konsumen agar lebih hati-hati dan waspada jika menemukan kandungan gula jenis ini dalam makanan kita. Dan disinilah diperlukan label gula sebagai warning dan juga edukasi.

Dalam lifestyle kompas dijelaskan bahwa meski banyak makanan manis akan terasa nikmat di lidah, namun efeknya tidak akan semanis rasanya.

Dengan mengenali nama lain gula dalam produk kemasan gula tambahan dalam produk kemasan, bisa membuat kita membatasi konsumsi gula berlebih. Untuk itu, kita perlu tahu bagaimana cara mengenali nama lain gula dalam produk kemasan. 

Apalagi seperti dikutip dari laman P2PTM Kemenkes RI, konsumsi gula berlebih juga bisa meningkatkan berat badan dan mempercepat seseorang mengalami masalah kepikunan dan penuaan dini. Sayangnya, banyak orang justru menyukai gula dengan sadar atau tanpa sadar.

Penting bagi kita mengetahui nama samaran atau alias dari beragam jenis gula. Nama lain gula yang pertama adalah sukrosa alias "gula meja," yang merupakan karbohidrat alami yang biasa ditemukan di berbagai buah dan tanaman. 

Sirup jagung fruktosa tinggi (SJFT)/High fructose corn syrup (HFCS) Sirup jagung fruktosa tinggi (SIFT) adalah nama lain gula yang juga banyak ditemukan dalam makanan. 

Agave nectar Agave nectar atau sirup agave merupakan pemanis yang dihasilkan dari tanaman agave dan kerap digunakan sebagai alternatif gula "sehat" karena tidak meningkatkan kadar gula darah sebanyak varietas gula lainnya 

Gula dengan glukosa dan fruktosa, gula bit blackstrap molasses/tetes tebu gula merah Buttered syrup gula tebu karamel sirup carob gula kastor gula kelapa gula confectioner (gula bubuk)gula kurma gula demerara Florida crystal fruit juice konsentrat fruit juice gula emas golden syrup gula anggur Madu gula icing gula invert sirup maple gula tetes/molasses gula muscovado gula panela rapadura gula mentah refiner's syrup sirup sorgum sukanat gula jawagula turbinado gula kuning 

Begitu juga gula dengan glukosa murni atau glukosa yang dikombinasikan dengan gula lain selain fruktosa,  barley malt brown rice syrup sirup jagung padatan sirup jagung dekstrin dekstrosa malt diastatik etil maltol glukosa padatan glukosa laktosa sirup malt maltodekstrin maltosa sirup beras. 

Dan nama lain gula yang hanya mengandung fraktosa yaitu. crystalline fructose fruktosa. Serta nama gula tambahan yang tidak mengandung glukosa atau fruktosa yaitu D-ribosa Galaktosa.

Mengetahui jenis-jenis nama alias gula ini bisa menjadi bentuk kewaspadaan kita lebih berhati-hati saat mengkonsumsi, atau seperti anjuran dari NHS Health Scotland, baca label dengan baik, meski tidak memiliki kata "gula," nama lain gula di atas bisa tercantum dalam label Nama gula biasanya diakhiri denan kata "osa".

Dan untuk mengetahui kadar gula "tersembunyi" itu, biasanya semakin di atas posisinya dalam daftar label, semakin besar kandungannya dalam produk makanan.

Makanan mengandung gula tersembunyi/ sumber gambar kompas lifestyle
Makanan mengandung gula tersembunyi/ sumber gambar kompas lifestyle

Gula Tersembunyi Dalam Makanan

Banyak orang berasumsi bahwa makanan tertentu tidak menjadi penyumbang gula berlebih dalam konsumsi makanan kita sehari-hari, namun jangan salah beberapa makanan yang selama ini kita konsumsi justru mengandung gula yang tersembunyi.

Gula tersebut tersamarkan oleh bahan makanan lain, atau ditulis dengan nama berbeda. Bagi penyuka makanan bersaus patut lebih waspada. Jangan dikira saus atau condiment tidak mengandung gula.

Bahkan saus tomat hingga saus salad, gula seringkali menjadi bahan utama untuk membuatnya lebih lezat. Meskipun tampaknya hanya sedikit yang ditambahkan ke makanan kita, tetapi konsumsi gula berlebih dari berbagai condiment ini ternyata bisa meningkatkan asupan gula harian kita. Padahal siomay dan berbagai jenis jajanan menggunakan saus sebgai pendukungnya.

Bahkan jika diukur dalam takaran, terdapat sekitar dua sendok teh gula dalam satu porsi kecap dan tiga setengah sendok teh dalam satu porsi saus barbekyu dan itu artinya sudah berlebih dari takaran aman konsumsi gula!.

Muffin, kue camilan itu ternyata mengandung sejumlah besar gula tambahan sehingga terasa manis yang menggoda lidah kita. Bahkan gula ternyata bahan utama dalam beberapa muffin hingga mencapai 42 gram.

Saat panas terik seperti sekarang ini, minuman soda dingin akan semakin menggoda, tapi kandungan manis minuman bersoda, minuman berenergi, dan minuman buah dalam kemasan justru menjadi penyumbang utama asupan gula yang berlebih. 

Smoothies meski dianggap sebagai pilihan sehat untuk sarapan atau camilan, banyak yang diberi tambahan sirup atau pemanis buatan untuk meningkatkan rasanya. 

Konsumsi buah meski sehat, juga patut diperhatikan kandungan gulanya, apalagi bagi penderita diabetes, karena bisa meningkatkan insulin, hormon inflamasi dan penyimpan lemak , ajdi harus lebih di kontrol konsumsi dan pilihan jenis buahnya.

Yogurt pun yang sering dianggap sebagai makanan sehat karena mengandung bakteri baik untuk pencernaan kita, ketika dibumbui dengan selai, sirup, gula, atau topping juga merupakan sumber gula yang berlebih.

Granola dan cemilan berbahan granola Granola yang kini makin populer karena dianggap sebagai makanan diet, banyak produknya mengandung sejumlah besar gula tambahan. 

Bahkan protein bars juga banyak yang mengandung gula tambahan yang cukup tinggi. Seperti hanya sereal kini juga banyak mengandung gula tambahan yang tinggi. Termasuk Oatmeal instan atau pre-flavored Oatmeal instan atau oatmeal dengan tambahan rasa sering kali mengandung gula tambahan yang cukup tinggi. 

Dengan begitu banyak makanan yang selama ini dianggap jenis camilan atau makanan sehat karena telah diberi tambahan pemanis buatan dalam kadar yang tinggi agar memberi daya tarik saat konsumsi membuat kita harus makin waspada dan hati-hati. 

Bahwa makanan yang terasa manis meskipun dianggap makanan sehat, bisa jadi salah satu dari jenis makanan yang gulanya disembunyikan atau dikamuflasekan.

Maka label gula menjadi penting dalam kaitannya dengan berbagai perkembangan terkini berkaitan dengan gula dengan nama lain atau gula yang disembunyikan. Paling tidak menjadi kewaspadaan dan kehati-hatian, sehingga bagi siapapun yang ingin hidup lebih sehat, menjadi lebih peduli terhadap makanan dan minuman yang akan dikonsumsinya. Salam sehat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun