Fanatisme tersebut juga rentan menjadi tindakan destruktif, anarkis atau berubah menjadi aksi rasisme dan hooliganisme. yang bisa mancoreng nama baik klub atau negara darimana para suporter fanatik itu berasal.
Bagaimanapun fanatisme suporter, adalah salah satu elemen penting dalam sepak bola. Semangat dan dukungan mereka mampu membangkitkan semangat para pemain dan menciptakan atmosfer yang meriah. Tanpa sorak sorai mereka, pertandingan akan menjadi hambar!.
WAGs Suporter "Special"Â
Benar, para WAGs (Wives and Girlfriends of Sportsmen), khususnya para istri pemain sepak bola, kini tak hanya dikenal sebagai pendamping yang glamor karena popularitas dan citra yang dimilikinya. Bahkan juga berperan penting sebagai suporter setia bagi para suami mereka. Dukungan mereka melampaui sorak-sorai di stadion.
Sehingga FIFA membuat aturan baru agar para pemain hanya bisa bertemu dengan para istri yang berperan sebagai WAGs hanya sehari setelah bertanding.
Para WAGs  sebenarnya lebih berperan sebagai pemberi dukungan moral saat suami mengalami cedera, penurunan performa, atau masa-masa sulit dalam karir. Seperti kehadiran Coleen Rooney pendamping setia Wayne Rooney, atau Antonella Roccuzzo yang selalu menyemangati Lionel Messi dengan pesan dan kehadirannya.
Victoria Beckham yang mendongkrak karir David Beckham yang kehadirannya selalu menjadi magnet luar biasa dan di publikasi secara besar-besaran dan bombastis.
Di tanah air juga kita kenal Nurul Akmal yang intens mendukung Asnawi Mangkualam dan Sabrina Chairunnisa, istri Marc Klok aktif mendukung timnas di media sosial dan menunjukkan kebanggaan mereka.
Terlepas dari komersialisasi atau dampaknya yang lebih besar karena kehadirannya, WAGs memang bisa disalahartikan atau disalahgunakan sebagai bagian dari komersialisasi sebuah pertandingan.
Padahal selain itu, hal positif yang dilakukan para WAGs juga untuk membantu keseimbangan mental. WAGs bisa menjadi tempat curhat dan membantu suami mengelola stres dan tekanan mental yang tinggi dalam dunia sepak bola.
Bahkan dampak positif lain juga bisa berimbas pada kegiatan sosial yang dimiliki para pemain sepakbola seperti yang dilakukan Shakira dan Gerard Piqu, terlepas dari pemanfaatan sebagai ajang promosi bisnis.
 Karena tidak bisa dilepaskan antara popularitas dan bisnis yang dimiliki masing-masing WAGs atau pemain yang didukung suporternya.
Setidaknya mereka bisa menjadi role model yang positif jika dikaitkan dengan aktifitas Beberapa WAGs menggunakan platform mereka untuk menyuarakan isu-isu penting, seperti kesetaraan gender dan anti-rasisme.