Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Demi Kenyamanan, Pilihan Model Hunian Kita Harus Ramah Iklim

29 Juni 2024   22:33 Diperbarui: 1 Juli 2024   14:52 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah model lama biasanya memiliki ventilasi yang baik dengan jendela yang lebar dan terbuka, serta konstruksi yang memungkinkan sirkulasi udara alami. Hal ini membantu mengurangi akumulasi panas dan kelembaban di dalam rumah.

Namun jika kita tetap menginginkan rumah dengan model seperti mediteranian, Japandi atau Minimalis, meskipun rumah-rumah modern memiliki kelebihan dalam hal estetika dan teknologi konstruksi, namun ada beberapa tantangan yang harus diatasi agar rumah-rumah ini dapat lebih ramah iklim, terutama di Indonesia.

Berdasarkan pengalaman rumah yang awalnya dibangun dengan model minimalis, dengan void, bukaan jendela yang luas dan sirkulasi udara yang cukup, pada akhirnya eksterior bagian luar bangunan harus menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis di negeri khatulistiwa, dengan musim hujan dan musim panas yang cenderung lebih panjang durasinya.

Selain menggunakan material yang sesuai dengan iklim tropis Indonesia, seperti bahan bangunan yang tahan terhadap kelembaban tinggi dan tahan lama. Desain rumah modern memang perlu disesuaikan dengan kondisi iklim lokal, termasuk atap yang mampu menangani curah hujan tinggi dan sistem drainase yang efektif.

Terutama eksterior rumah minimalis harus dikombinasikan dengan beberapa tambahan desain seperti, penambahan "topi" di area jendela. Penutup seng yang sedikit lebih panjang agar tempias hujan tidak masuk dari celah atap dan memungkinkan dibuat talang air.

Area fasad atau bagian depan rumah atau yang berbentuk beranda atau teras harus dikombinasikan dengan tambahan atap yang lebih panjang agar tempias hujan tidak masuk ke lantai teras.

Meskipun kita ingin mengaplikasikan rumah yang ramah lingkungan, dengan mengadopsi sistem ventilasi yang efisien dengan bukaan jendela atau pintu kaca yang luas, namun iklim tropis yang cenderung panas membutuhkan penyesuaian untuk membantu mengurangi dampak lingkungan dari rumah-rumah modern.

Jadi bukan sekedar memenuhi syarat ventilasi yang luas, cahaya yang terang, tapi juga faktor suhu luar ruang harus dipertimbangkan dengan cermat. Apalagi jika kita hanya fokus pada keindahan model rumahnya tapi mengabaikan kesesuaian dengan iklim di negara kita.

Masih berdasarkan pengalaman, bahwa ternyata mau tidak mau untuk mengoptimalkan kenyamanan, pemilihan model rumah apapun jenisnya, mediteranian, skandinavian, minimalis, atau Japandi tetap harus mempertimbangkan adaptasi yang lebih baik terhadap iklim tropis yang khas, dan tentu saja sesuai bugdet yang tersedia, bahkan jika harus memilih dengan mmebangunnya melalui rumah tumbuh secara bertahap, agar menjadi hunian nyaman dan tentu saja ramah iklim yang ada di negara kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun