Dan Juleha yang memahami tentang pentingnya aspek ramah lingkungan dalam proses penyembelihan dan pengelolaan hewan kurban.
Panitia green kurban juga mengupayakan pengurangan penggunaan plastik dalam proses penyembelihan, pengemasan, dan distribusi daging kurbannya. Kampus dan masjid kampus berusaha menjadi pioneer untuk mempopulerkan green kurban sebagai langkah sederhana cara kita peduli lingkungan.
Green Kurban Bukan Sekadar Tren, Tapi Kebutuhan
Menurut penuturan panitia, implementasi program Green Kurban dilakukan dengan melakukan sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya Green Kurban. Inisiatif tersebut langsung dilakukan oleh panitia yang menyediakan ruang khusus di area masjid kampus sebagai ruang untuk,berkonsultasi.
Masjid juga berperan penting dalam memfasilitasi Green Kurban, dengan menyediakan tempat pengolahan limbah bekerjasama dengan lembaga terkait untuk pengolahan limbah. Termasuk dengan para pelaku usaha industri rumahan yang memanfaatkan limbah dari ternak kurban, seperti Usaha Kecil Menengah pembuat krupuk kulit.
Hanya saja tantangannya juga tidak sederhana, dan membutuhkan proses, mengingat ini berkaitan dengan perubahan pola pikir masyarakat untuk menerima Green Kurban sebagai program yang berkelanjutan yang membutuhkan kerja sama yang sinergis dengan berbagai pihak.
Satu hal yang menguntungkan bahwa masjid kampus selama ini menjadi pusat ibadah bagi seluruh civitas akademika, sehingga program bisa dengan mudah disosialisasikan langsung kepada jamaah melalui saat kegiatan rutin ibadah shalat fardhu setiap harinya.
Program diharapkan bukan sekadar menciptakan sebuah trend baru saja, namun kedepan menjadi sebuah kebutuhan dalam proses pelaksanaan kurban agar sesuai dengan prinsip  syariah dan lingkungan yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H