Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Green Jobs, Peluang Membangun Karir Berkelanjutan Demi Lingkungan Lestari

8 Juni 2024   21:44 Diperbarui: 28 Juni 2024   16:24 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilsutrsi pekerja sektor pertanian sumber gambar zerowasteindonesia

Ilsutrasi para peneliti tanaman sumber gambar freehugger.com
Ilsutrasi para peneliti tanaman sumber gambar freehugger.com

Sebenarnya banyak dari kita sudah melakukan jenis pekerjaan yang masuk kategori green jobs. Hanya saja banyak orang tidak merasa sedang beraktifitas dalam green jobs. Tapi tunggu dulu apa itu Green Jobs?. Apakah kita termasuk di dalamnya?, atau apakah kita bisa ber-transformasi karir disana?.

Bagaimana jika ternyata diprediksi bakal akan ada 1 juta lowongan pekerjaan berbasis green jobs di tahun 2050?. Apakah tidak berlebihan?. Bukankah itu menjadi sebuah peluang baru terbukanya lapangan kerja yang positif--mengatasi pengangguran dan menjaga lingkungan tetap lestari.

Dalam pembahasan yang kritis dan menarik di VIK (Visual Interaktif Kompas), dijelaskan bahwa  apa itu Green Jobs, sebenarnya masih menjadi pertanyaan yang tricky, karena definisinya belum jelas saat ini. 

Menurut penjelasan dalam sajian VIK--International Labor Organization (ILO) dan United Nation for Environmental Programme (UNEP) pada tahun 2007 mendefinisikan green job sebagai pekerjaan "layak" yang "bertujuan melestarikan dan memulihkan lingkungan."

Ilsutrsi pekerja sektor pertanian sumber gambar zerowasteindonesia
Ilsutrsi pekerja sektor pertanian sumber gambar zerowasteindonesia

Jika para aktivis lingkungan jelas sedang berkarir dalam green jobs, bagaimana dengan pakar teknologi informasi?. Jerman tak mengklasifikasikannya sebagai green jobs dan itu problematik. Bagaimana jika pakar itu berkonsentrasi pada upaya mengurangi emisi dalam proses digitalisasi?,apakah itu bukan ranah karir green jobs?.

ADA DUA KATA KUNCI TERKAIT GREEN JOBS. "LAYAK" DAN "UNTUK LINGKUNGAN." "LAYAK" BERARTI INKLUSIF DAN MENYEJAHTERAKAN. "UNTUK LINGKUNGAN" BERARTI BISA MELINDUNGI DAN MENGATASI TANTANGAN IKLIM, LIMBAH, BIODIVERSITAS, DAN LAINNYA.

Dua kata tersebut penting menjadi dasar pemikiran kita memahami apa itugreen jobs secara umum agar mudah dipahami konteksnya.

Seiring menguatnya kesadaran banyak orang terhadap lingkungan, apalagi saat kita merasakan dampak langsung perubahan cuaca yang ekstrim, ternyata berdampak pada banyak hal positif. Seperti maraknya bermunculan usaha kecil, yang berkontribusi pada lingkungan, seperti usaha pemanfaatan limbah menjadi produk lain, misalnya tas, kemasan makanan, hingga kertas daur ulang.

Termasuk munculnya jenis pekerjaan yang berorientasi pada lingkungan yang ramah yang semakin lama menjadi sebuah trend positif. Bahkan diprediksi akan semakin booming. 

Namun jika masih banyak yang tak mengenalnya, bagaimana mereka berkontribusi dengan berkarir di green jobs?. Apalagi konteks berkarir di green jobs tak hanya soal jenis pekerjaan, tapi juga ruang lingkup pekerjaannya yang berkorelasi dengan lingkungan.

Kini semakin banyak korporasi yang membentuk divisi keberlanjutan (sustainability). Pilihan itu mengharuskannya berkomitmen patuh pada berbagai regulasi terkait keberlanjutan, misalnya proses produksi ataupun bahan baku. Dan semuanya masuk dalam ranah green jobs!.

Ilsutrasi jenis green jobs sumber gambar greendeal UK
Ilsutrasi jenis green jobs sumber gambar greendeal UK

Trend yang Terus Bergerak

Proyeksi Bappenas dan UNDP menunjukkan peluang hingga 4,4 juta pekerjaan yang membutuhkan green skills pada 2030. Sebuah kabar baik pertanda makin meningkatnya kebutuhan akan green jobs di berbagai sektor.

Dengan berbagai perilaku positif yang sudah kita jalankan meskipun tidak didasari sepenuhnya oleh pengetahuan tentang green jobs, kita bisa menjadi bagian dengan fokus pada karir green jobs.

Kunci untuk memulai karier green jobs tentu saja dengan mengenali masalah lingkungan dan mencari solusi inovatif terkait banyak persoalan dan bagaiaman mengatasinya. 

Apakah ketika kita bicara lingkungan dan teknologi pendukung yang bisa menjadi solusi mengatasi maslah lingkungan, dan kita igin menjadi bagian di dalamnya hanya menjadi ranahnya mereka yang paham  atau punya skill bidang lingkungan atau berlatar belakang sekolah teknik?. Jadi, apa saja jenis pekerjaan yang bisa masuk dalam green jobs jika begitu?.

Untuk menggeluti green jobs tidak terpaku pada salah satu jurusan saja. Bahkan bidang tertentu yang tidak linier dengan lingkungan langsung, bisa menjadi bagian dari green jobs. Misalnya seseorang dengan latarbelakang pengetahuan tentang komunikasi dan broadcasting pada akhirnya bisa berkarir di ranah green jobs, dengan memfokuskan peminatannya pada isu-isu tentang lingkungan dan pencarian solusi mengatasi masalah yang ditimbulkannya.

Ketika fokus pada salah satu isu misalnya seputar perubahan iklim, transisi energi, dan liku pengembangan energi terbaru saja, atau fokus pada wirausaha di sektor energi terbarukan, akan menguatkan wawasannya tentang energi terbarukan makin luas dan kompleks.

Kini selain Nexus, berbagai usaha rintisan berbasis digital yang fokus pada energi terbarukan yang dapat dimasuki para talent atau peminat green jobs masih terbuka luas, seperti; Sylendra Power, Forbetric, Warung Energi, Pendulum, dan Bionersia.

Tidak itu saja, jika dikaitkan dengan kondisi Indonesia sebagai negeri bahari dengan potensi perikanan (fishery) dan pertaniannya saja, masih terbuka begitu banyak peluang kerja berbasis green jobs yang bisa dimasuki para pencari kerja.

Pengembangan teknologi pengolahan pakan, sistem pemeliharaan berbasis teknologi, selain menawarkan efisiensi, juga mendorong peningkatan produktifitas karena seluruh sistem terkontrol berbasis teknologi. 

Artinya bahwa bukan hanya soal hilirisasi produk perikanan, tetapi persoalan di hulu, yakni ongkos produksi mulai dari tenaga kerja hingga urusan pakan. Pakan dalam usaha akuakultur menyedot 80 persen biaya operasional. Selain itu, semakin banyak pemberian pakan semakin banyak emisi yang terlepas ke udara.

Kehadiran teknologi yang dikembangkan dan dioperasikan oleh para tenaga kerja berskill teknologi, seperti IoT automatic feeder, petambak bisa mengatur pola pemberian pakan. Kontrol dan penyusunan jadwal pemberian pakan bisa dilakukan lewat telepon pintar agar ikan sehat dan gemuk. Itu hanya sebagian kecil dari besarnya potensi green jobs yang terbuka peluangnya saat ini.

Bagaimana Kita Masuk ke Ranah Green Jobs sebagai sebuah Harapan Baru?

Sejatinya banyak yang belum mengetahui dan memahami bahwa ranah green jobs tidak hanya berkutat pada sektor manufaktur, konstruksi, dan energi hijau, seperti energi terbarukan dan transisi energi, tapi juga bisa dilakukan oleh pekerja di semua sektor.

Padahal jenis pekerjaan yang dilakukan para pekerja di perkantoran hijau (green office), usaha konstruksi hijau (green construction), serta gedung ramah lingkungan atau green building, menjadi bagian dari potensi green jobs tersebut. 

Sejauh sebuah pekerjaan tidak eksploitatif secara fiskal dan tidak diskriminatif secara sosial, serta  pekerjaannya berkontribusi memulihkan lingkungan telah menjadi bagian dari kriteria karir green jobs.

Apalagi yang memang fokus pada bagaimana mengatasi persoalan lingkungan, seperti bagaimana meningkatkan efisiensi energi dan menghemat bahan baku, membatasi gas rumah kaca, meminimalisasir limbah dan polusi, mengembalikan ekosistem atau memulihkan ekosistem. 

Terutama mendukung upaya adaptasi terhadap perubahan iklim. Apalagi sejak Indonesia turut meratifikasi Paris Agreement pada 2015, komitmen untuk menuju net zero emisi pada 2050 menjadi sebuah tanggungjawab global yang didalamnya Indonesia turut berperan serta.

Sehingga keberadaan para pekerja yang mulai menekuni jenis pekerjaan berbasis green job menjadi kebutuhan yang makin mendesak--urgen. Bahkan dengan luasnya lingkup green jobs, masyarakat kini bisa beralih menekuni pekerjaan ramah lingkungan.

Trendnya diperkirakan, green jobs akan semakin booming dan juga menciptakan banyak peluang pekerjaan baru yang positif bagi dukungan menjaga lingkungan dan kelestarian bumi.

Diperkirakan pada 2030 akan dibutuhkan lebih dari 430.000 tenaga kerja langsung, yaitu tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses pembangunan pembangkit untuk menghasilkan energi listrik dengan energi terbarukan.

Tenaga kerja untuk feasibility study, mendesain pembangkit, teknisi, petugas operation dan perawatan fasilitas, dan pekerja yang membangun. Termasuk jenis pekerjaan yang tidak langsung maupun yang terinduksi, seperti sales engineer, analis, legal, dan konsultan.

Dan pada 2050, diperkirakan ada lebih dari 1 juta green jobs yang tercipta dari sektor energi, baik itu pekerjaan langsung, pekerjaan tidak langsung, maupun pekerjaan yang terpicu sektor usaha energi. Bappenas juga sudah memetakan Okupasi Nasional Green Jobs. Di mana, hingga Agustus 2022 pemetaan okupasi ini telah mengidentifikasi 191 jenis green jobs.

Tantangannya yang paling krusial untuk saat ini adalah pada pemahaman tentang green jobs itu sendiri. Tak kenal maka tak sayang, tak memahami substansi tentang green jobs, membuat banyak orang masih berpikir untuk berkarir di dalamnya. Padahal pengangguran masih membutuhkan banyak ruang kerja baru.

Green jobsdapat menjadi upaya solutif yang menarik, karena lingkup pekerjaan dan jenis pekerjaannya yang relate dengan berbagai isu lingkungan termutakhir, pemanfaatan teknologi sebagai bentuk dukungan menjaga bumi. Dan yang terpenting green jobs, sejatinya cocok dengan harapan dan impian generasi kekinian yang kini semakin berkembang dan bertumbuh kesadarannya terhadap lingkungan yang makin memprihatinkan kerusakannya.

Green jobs tak hanya akan berkontribusi positif terhadap pelestarian lingkungan, tetapi juga membuka peluang untuk membangun karier yang berkelanjutan sekaligus mengatasi masalah pengangguran dan bermanfaat bagi bumi tetap lestari. 

referensi: 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun