Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menilai Efektifitas Program Makan Bergizi Gratis, Atasi Stunting, Subsidi hingga Ketahanan Pangan

3 Juni 2024   23:52 Diperbarui: 6 Juni 2024   07:45 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya menarik sekali mendiskusikan Program makan siang gratis yang tengah disiapkan Pemerintah untuk direalisasikan. 

Meskipun Programnya terkesan dipaksakan karena menjadi bagian dari janji kampanye tapi juga tak boleh main-main dalam implementasinya. Terutama soal kecukupan gizi dalam sajian makanannya dan keseragaman takaran gizinya. sekalipun mungkin bisa berbeda-beda dalam pilihan menu utamanya.

Janji program makan siang gratis dan bergizi ini sebenarnya telah diterapkan dibeberapa negara, sehingga kita bisa berkaca dari pengalaman mereka bagaimana mekanismenya, siapa yang menjadi penanggung jawabnya dan berapa perkiraan biaya yang akan digelontorkan untuk menjalankan program makan siang gratis bagi anak-anak di Indonesia. Dan jangan ada yang main-main di dalamnya.

Sebagai pengetahuan kita mungkin ada baiknya kita tahu, negara-negara mana yang telah menerapkan makan siang gratis. Dengan tujuan utama mendukung perbaikan gizi sekaligus menjaga konsentrasi anak ketika belajar di sekolah. 

Apalagi dalam kasus di Indonesia yang sedang dihdapkand engan persoalan stunting. Anak-anak dengan kecukpan gizi yang kurang sehingga menganggu pertumbuhannya.

Makanya, menu yang disajikan pun harus bisa memenuhi kebutuhan gizi anak. Program ini dinilai berhasil meningkatakan asupan gizi dan dukungan persiapan sumber daya manusia yang lebih sehat. 

Amerika Serikat ternyata adalah negara pertama yang menerapkan makan siang gratis bagi anak sekolah. IDe ini diprakarsasi awalnya oleh Women's Educational and Industrial Union dan the Starr Center Association, di 2 kota, yakni Philadelphia dan Boston.

Kebijakan National School Lunch Act pada 1946, saat era pemerintahan Presiden Harry Truman menjangkau sebanyak 7,1 juta anak sekolah.

Selain itu ada Korea Selatan (sejak 1953), Cina hanya memberikan program ini untuk siswa sekolah di wilayah termiskin. Berikutnya Brasil (sejak  1940-an) menjangkau 40 juta anak ini melibatkan sekitar 8.000 ahli gizi untuk merancang menu makanannya.Program makan siang gratis ini juga mewajibkan 30 persen makanan yang disajikan berasal dari peternakan keluarga lokal di sekitar sekolah.

Berbagai negara lain termasuk UE yang kini, sudah 25 negara dari total 27 negara anggota UE yang menerapkan program makan siang gratis untuk anak-anak. Perkiraan biayanya terendah berkisar antara Rp 32 milyar (Estonesia) hingga tertinggi Rp 29,49 triliun (Italia).

Bagaimana dengan Indonesia?. Program makan siang gratis yang dijanjikan oleh pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming yang akan dijalankan  di bulan Oktober mendatang, dan telah masuk kedalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025.

Ilustrasi makan siang gratis sumber gambar pramborsfm-katadata
Ilustrasi makan siang gratis sumber gambar pramborsfm-katadata

Program ini meskipun bermanfaat, masih menuai kritik terutama karena akan menyasar hampir 83 juta anak sekolah, balita serta ibu mengandung dengan rincian (Pra-SD (anak usia dini): 30 juta anak. SD: 24 juta murid. SMP: 9,8 juta murid. SMA dan SMK: 10,2 juta murid. Santri di pesantren: 4,3 juta santri. Ibu hamil: 4,4 juta orang. Total jumlah orang yang akan dapat makan siang dan bantuan gizi gratis sebanyak 82,9 juta orang.)

Dan memakan paling tidak Rp100 trilliun pada tahun pertamanya. Dan akan berlipat hingga Rp460 triliun setahunnya saat dijalankan secara penuh pada tahun 2029 (asumsi hargaper porsinya Rp 15 ribu tidak termasuk susu).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun