Bumbu yang dijadikan teman sate juga bukan potongan bawang dan kecap seperti sate madura, tetapi bumbu khas berupa bumbu kacang yang diracik khusus, dan saat disajikan dilengkapi semangkuk kuah soto.Â
Kuah soto ini dilengkapi potongan daging lemak yang membuatnya bertambah nikmat saat disantap. Aroma sereh dalam kuah begitu menggoda selera.
Sate lain yang juga kesohor adalah Sate Apaleh. Warungnya berada di lintas Medan-Banda Aceh, di pasar Desa Geurugok, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh. Â Berbeda dengan sate Matang, sate ini disajikan dengan kuah Sop Tulang. Dalam sehari penjualnya bisa menghabiskan 85 kilo daging sapi atau kambing.
Sate dengan Tiga Rasa
Yang mempopulerkan istilah tiga rasa ini adalah walikota Banda Aceh Aminullah Usman. Setiap kali mengajak tamu-tamunya saat singgah di Aceh beliau selalu bilang jika masakah di Aceh cuma punya tiga rasa, termasuk sate matang.Â
Tiga rasa yang dimaksud adalah "enak, enak sekali dan sangat enak". Dan terbukti menu kuliner Aceh seperti Mie Aceh dengan tambahan kepiting, tiram, atau gurita sudah kesohor citarasanya.
Begitu juga dengan ayam tangkap, kuah beulangong, makanan khas Aceh lainnya yang selalu menjadi buruan para tamu jika berkunjung ke Aceh. Karena seperti kawan saya selalu bilang, belum lengkap rasanya jika lidah tak diajak menicicipi masakan khas Aceh itu.
Apalagi menu kuliner di Aceh meskipun dilengkapi rempah yang kaya, namun tak membuat lidah tamu yang asing dan baru mencicipi masakan Aceh terkaget-kaget.
Karena apapun jenis masakan yang disajikan, rasanya memang cuma punya tiga rasa--enak, enak sekali dan sangat enak. Jika tak percaya, coba saja berkunjung ke Aceh untuk membuktikannya.Â
referensi: `
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H