Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Serunya Hangout Menikmati Kopi Luring Saat First Date

1 Juni 2024   23:35 Diperbarui: 6 Juni 2024   01:25 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu kami sering mengintip kafe-kafe baru sebagai tempat untuk santai berdua, di bilangan Lampriet dan Kampung Pineung tempat deretan kafe-kafe kekinian. Kami  memilihnya lantaran rame suasananya!.

Lho, nge-date,  kenapa harus di tempat rame?.

Pertimbangannya sebenarnya sederhana, agar setannya kurang. Soal romantis sebenarnya tergantung kita, mau sekedar ngobrol santai sajapun bisa romantis asal tema obrolannya pas dan asyik untuk berdua. Jadi sepi atau rame, gunung atau pantai sama saja, yang penting bersama pasangan kita.

Ilustrasi kafe koi untuk ngedate sumber gambar okezone travel.com
Ilustrasi kafe koi untuk ngedate sumber gambar okezone travel.com

Sejak warung kopi berkamuflase menjadi kafe, budaya ngopi di Aceh berubah. Bukan lagi sekedar urusan laki-laki saja, tapi perempuan juga mulai sering berkunjung kesana. Bahkan nugas pun sekarang menjadi biasa.

Dulu ngopi atau warung kopi identik dengan dunia maskulinitas---dunia kelelakian, tapi sekarang beda. Apa itu artinya, terjadi pergeseran budaya atau mind set orang dalam memandang kopi, warung kopi dan orang yang ngopi?. Apapun itu, kopi dan kafe menjadi awal kami menautkan dua hati.

Jadi kalau ada yang tanya, first date sebaiknya dimana, saya rekomendasikan ajak ngopi saja Maszeh!. Istilah ngopi maszeh sekarang mengingatkan kita dengan Happy Asmara yang menyanyikan lagu itu dengan santai tapi asyik, apalagi versi rastamaniez--regae-nya.

tempat ngopi asyik sumber gambar disway
tempat ngopi asyik sumber gambar disway

First Date Ngopi, Apa enaknya?

Mengapa warkop atau kafe kopi menjadi alasan jadi ruang first date?, karena sekarang kafe-kafe itu telah bermetamorfosa menjadi ruang sosial yang kompleks. Dengan pilihan outdoor atau indoor.

Meski rame, kafe juga masih bisa menyisakan  ruang untuk privacy---maksudnya orang yang berkunjung kan punya keperluan masing-masing, sehingga orang bisa asyik dengan masing-masing urusannya. Jadi sekalipun datang berdua dan duduk diantara keramaian, orang juga tak akan menganggu kita.

Apalagi jaman sekarang. Kita bahkan bisa memilih tempat yang bisa asyik di kafe untuk mengobrol meskipun rame. Seperti pameo orang mabuk kepayang yang bilang,"anggap saja dunia milik berdua".

Saya dan suami justru resmi sering berdua saat setelah menikah, sebelum-sebelumnya malah jarang nge-date atau kencan. 

Setiap minggu kami mengintip kafe mana yang akan menjadi tempat berakhir pekan. Sambil menikmati kopi favorit. Saya menyukai kopi sejak lama dan tambah suka saat mulai bekerja, dimulai dari kopi dingin yang disaji dari kopi saring yang biasa di pesan dan dibawa pulang paksu, bukan langsung di minum di kafenya.

Lantas diantara kesibukan kerja, jadi terbiasa menikmati kopi daring---istilah saya untuk menyebut kopi sachet (kopi yang tak kental dan tak murni dari biji kopi asli seduhan). Sedangkan kopi dari warung atau kafe yang khas karena di saring, saya sebut dengan kopi luring (dari kopi asli kental langsung disaring dari biji kopi yang digiling langsung).

Tapi sajiannya tetap dalam kondisi dingin harus dengan tambahan es yang banyak.

Sajian itu selalu mengingatkan first date kami dulu. Dan kini hanya sesekali saat berakhir pekan berdua, menikmati kopi sambil bernostalgia.

Sekali waktu, tapi dulu sekali kami pernah punya pengalaman unik. Menikmati kopi di pinggir pantai Alue Naga ( kisahnya sesuai nama dan bentuk lekuk sungainya dikaitkan dengan naga), sore hari saat senja. Kami pilih tempat yang bebas di bebatuan tak jauh dari kafe di pinggie pantai. Kami memesan kopi dan duduk santai. Tak terasa mengobrol waktu menjelang Maghrib.

Tiba-tiba sekumpulan anak muda datang, dengan sedikit kasar meminta kami pergi. (Sebenarnya hal biasa jika anak muda atau penduduk di kampung menjaga sekali soal waktu, apalagi menjelang shalat Maghrib pertanda masuk malam---dan pantai biasanya tak boleh difungsikan untuk duduk-duduk saat malam hari).

Ketika mereka menghardik karena kami berpasangan, kami terpaksa menunjukkan jurus ampuh. Kami tunjukkan cincin kawin yang melingkar di jari manis dan menjelaskan bahwa kami pasangan suami istri. Dengan cara itu, mereka beringsut pergi tanpa ba bi bu, setelah memohon maaf sambil lalu.

tempat ngopi asyik  sumber gambar brilionet.com
tempat ngopi asyik  sumber gambar brilionet.com

Mengapa Nge-date di warung kopi seru?

Pertama; Sebenarnya meskipun sebutannya warung kopi atau kafe untuk kopi, tetap saja menu yang disajikan tak spesifik cuma kopi. Di Aceh ada sanger---yang disepakati artinya sebagai "kopi---sama-sama ngerti". Sedangkan arti sebenarnya apa, dan siapa yang mempopulerkan hingga detik ini masih bisa diperdebatkan.

Konon katanya berasal dari kebiasaan para mahasiswa perantau yang hobi ngopi, tapi diakhir bulan kantongnya cekak tapi ngotot tetap ngopi, akhirnya memesan "sanger", kopi dalam gelas kecil dengan harga "damai", agar tetap bisa nge-cas pikirannya yang buntu di akhir bulan. Padahal sanger itu kopi yang dicampur susu, kadang-kadang ditambahi telur yang dikocok didalamnya.

Kedua; Bahwa "anggap saja dunia memang milik berdua", jadi dimanapun berada tak masalah. Justru berada di keramaian bisa menunjukkan status, dan sekaligus menjauhkan diri dan pasangan dari fitnah orang ketiga yang kepo dan iseng (baca: setan-red).

Ketiga: bisa berlama-lama tanpa dicurigai dan anti bosan. Paling kalau bosan berkeliling kota sejenak dan masuk ke warung kopi lain yang juga romantis suasananya, untuk sekedar makan siang atau makan malam. Sekarang malah sudah ada pilihan roof top.

Keempat; bagi yang sudah jadi pasangan bubu dan paksu , nge-date di warung kopi bisa menyalakan kembali kenangan manis saat first-date, sambil melepas penat kerja seharian dan urusan kesibukan rumah tangga.

Kelima; nge-date di warung kopi atau kafe, meski berwifi dijamin akan menjadi quality time---meskipun cuma ngobrolin masalah anak-anak dan rumah. Jauh dari gadget, kecuali ditemani musik yang tersedia di kafe.

Keenam; Tak cuma di Aceh yang dujuluki kota 1000 kedai kopi, dimanapun berada yang ada kafe dengan sajian kopinya, kita tetap bisa memilih tempat yang asyik untuk dijadikan tongkrongan.

Tapi dengan satu catatan,  jangan sering-sering. Lebih baik habiskan waktu di rumah bersama pasangan, apalagi saat libur akhir pekan, rasanya lebih romantis apalagi menikamati kopi sachet buatan sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun