Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Serunya Hangout Menikmati Kopi Luring Saat First Date

1 Juni 2024   23:35 Diperbarui: 6 Juni 2024   01:25 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menikmatikopi berdua sumber gambar goodhousekeeping.com

Tapi sajiannya tetap dalam kondisi dingin harus dengan tambahan es yang banyak.

Sajian itu selalu mengingatkan first date kami dulu. Dan kini hanya sesekali saat berakhir pekan berdua, menikmati kopi sambil bernostalgia.

Sekali waktu, tapi dulu sekali kami pernah punya pengalaman unik. Menikmati kopi di pinggir pantai Alue Naga ( kisahnya sesuai nama dan bentuk lekuk sungainya dikaitkan dengan naga), sore hari saat senja. Kami pilih tempat yang bebas di bebatuan tak jauh dari kafe di pinggie pantai. Kami memesan kopi dan duduk santai. Tak terasa mengobrol waktu menjelang Maghrib.

Tiba-tiba sekumpulan anak muda datang, dengan sedikit kasar meminta kami pergi. (Sebenarnya hal biasa jika anak muda atau penduduk di kampung menjaga sekali soal waktu, apalagi menjelang shalat Maghrib pertanda masuk malam---dan pantai biasanya tak boleh difungsikan untuk duduk-duduk saat malam hari).

Ketika mereka menghardik karena kami berpasangan, kami terpaksa menunjukkan jurus ampuh. Kami tunjukkan cincin kawin yang melingkar di jari manis dan menjelaskan bahwa kami pasangan suami istri. Dengan cara itu, mereka beringsut pergi tanpa ba bi bu, setelah memohon maaf sambil lalu.

tempat ngopi asyik  sumber gambar brilionet.com
tempat ngopi asyik  sumber gambar brilionet.com

Mengapa Nge-date di warung kopi seru?

Pertama; Sebenarnya meskipun sebutannya warung kopi atau kafe untuk kopi, tetap saja menu yang disajikan tak spesifik cuma kopi. Di Aceh ada sanger---yang disepakati artinya sebagai "kopi---sama-sama ngerti". Sedangkan arti sebenarnya apa, dan siapa yang mempopulerkan hingga detik ini masih bisa diperdebatkan.

Konon katanya berasal dari kebiasaan para mahasiswa perantau yang hobi ngopi, tapi diakhir bulan kantongnya cekak tapi ngotot tetap ngopi, akhirnya memesan "sanger", kopi dalam gelas kecil dengan harga "damai", agar tetap bisa nge-cas pikirannya yang buntu di akhir bulan. Padahal sanger itu kopi yang dicampur susu, kadang-kadang ditambahi telur yang dikocok didalamnya.

Kedua; Bahwa "anggap saja dunia memang milik berdua", jadi dimanapun berada tak masalah. Justru berada di keramaian bisa menunjukkan status, dan sekaligus menjauhkan diri dan pasangan dari fitnah orang ketiga yang kepo dan iseng (baca: setan-red).

Ketiga: bisa berlama-lama tanpa dicurigai dan anti bosan. Paling kalau bosan berkeliling kota sejenak dan masuk ke warung kopi lain yang juga romantis suasananya, untuk sekedar makan siang atau makan malam. Sekarang malah sudah ada pilihan roof top.

Keempat; bagi yang sudah jadi pasangan bubu dan paksu , nge-date di warung kopi bisa menyalakan kembali kenangan manis saat first-date, sambil melepas penat kerja seharian dan urusan kesibukan rumah tangga.

Kelima; nge-date di warung kopi atau kafe, meski berwifi dijamin akan menjadi quality time---meskipun cuma ngobrolin masalah anak-anak dan rumah. Jauh dari gadget, kecuali ditemani musik yang tersedia di kafe.

Keenam; Tak cuma di Aceh yang dujuluki kota 1000 kedai kopi, dimanapun berada yang ada kafe dengan sajian kopinya, kita tetap bisa memilih tempat yang asyik untuk dijadikan tongkrongan.

Tapi dengan satu catatan,  jangan sering-sering. Lebih baik habiskan waktu di rumah bersama pasangan, apalagi saat libur akhir pekan, rasanya lebih romantis apalagi menikamati kopi sachet buatan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun