kafe-kafe baru sebagai tempat untuk santai berdua, di bilangan Lampriet dan Kampung Pineung tempat deretan kafe-kafe kekinian. Kami  memilihnya lantaran rame suasananya!.
Dulu kami sering mengintipLho, nge-date, Â kenapa harus di tempat rame?.
Pertimbangannya sebenarnya sederhana, agar setannya kurang. Soal romantis sebenarnya tergantung kita, mau sekedar ngobrol santai sajapun bisa romantis asal tema obrolannya pas dan asyik untuk berdua. Jadi sepi atau rame, gunung atau pantai sama saja, yang penting bersama pasangan kita.
Sejak warung kopi berkamuflase menjadi kafe, budaya ngopi di Aceh berubah. Bukan lagi sekedar urusan laki-laki saja, tapi perempuan juga mulai sering berkunjung kesana. Bahkan nugas pun sekarang menjadi biasa.
Dulu ngopi atau warung kopi identik dengan dunia maskulinitas---dunia kelelakian, tapi sekarang beda. Apa itu artinya, terjadi pergeseran budaya atau mind set orang dalam memandang kopi, warung kopi dan orang yang ngopi?. Apapun itu, kopi dan kafe menjadi awal kami menautkan dua hati.
Jadi kalau ada yang tanya, first date sebaiknya dimana, saya rekomendasikan ajak ngopi saja Maszeh!. Istilah ngopi maszeh sekarang mengingatkan kita dengan Happy Asmara yang menyanyikan lagu itu dengan santai tapi asyik, apalagi versi rastamaniez--regae-nya.
First Date Ngopi, Apa enaknya?
Mengapa warkop atau kafe kopi menjadi alasan jadi ruang first date?, karena sekarang kafe-kafe itu telah bermetamorfosa menjadi ruang sosial yang kompleks. Dengan pilihan outdoor atau indoor.
Meski rame, kafe juga masih bisa menyisakan  ruang untuk privacy---maksudnya orang yang berkunjung kan punya keperluan masing-masing, sehingga orang bisa asyik dengan masing-masing urusannya. Jadi sekalipun datang berdua dan duduk diantara keramaian, orang juga tak akan menganggu kita.
Apalagi jaman sekarang. Kita bahkan bisa memilih tempat yang bisa asyik di kafe untuk mengobrol meskipun rame. Seperti pameo orang mabuk kepayang yang bilang,"anggap saja dunia milik berdua".
Saya dan suami justru resmi sering berdua saat setelah menikah, sebelum-sebelumnya malah jarang nge-date atau kencan.Â
Setiap minggu kami mengintip kafe mana yang akan menjadi tempat berakhir pekan. Sambil menikmati kopi favorit. Saya menyukai kopi sejak lama dan tambah suka saat mulai bekerja, dimulai dari kopi dingin yang disaji dari kopi saring yang biasa di pesan dan dibawa pulang paksu, bukan langsung di minum di kafenya.
Lantas diantara kesibukan kerja, jadi terbiasa menikmati kopi daring---istilah saya untuk menyebut kopi sachet (kopi yang tak kental dan tak murni dari biji kopi asli seduhan). Sedangkan kopi dari warung atau kafe yang khas karena di saring, saya sebut dengan kopi luring (dari kopi asli kental langsung disaring dari biji kopi yang digiling langsung).