Meskipun di Aceh belum ada pabrik yang bisa memanfaatkan olahan tepung ikan, namun sebenarnya bisa dipasarkan di Sumatera Utara.Terutama untuk bahan baku untuk tambahan pakan makanan ayam, atau olahan produk berbasis tepung ikan, seperti kerupuk yang menggunakan bahan baku tersebut.
Pada intinya bahan tepung ikan akan menjadi komoditas yang dapat menjadi tambahan pendapatan bagi daerah jika dikelola dengan baik. Tidak justru dibuang-buang seperti saat sekarang ini.
Kebijakan Pemerintah harus lebih jeli dalam melihat potensi kelautan di Aceh yang semakin bertambah besar. Semestinya saat pemerintah menggulirkan bantuan kapal bertonase besar, kebijakan prasarana pendukungnya seperti pabrik pengolahan ikan, pengudangan dan pabrik es juga disesuaikan dengan perkembangan yang ada. Serta dilakukan evaluasi melihat perkembangan potensinya.
Apalagi kasus pembuangan ikan terjadi beberapa kali dalam tahun-tahun belakangan ini. Jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang serius, ini akan menjadi pemubaziran potensi.
Mestinya ini justru menjadi sebuah peluang potensi baru yang bisa menambah income daerah. Dan juga bisa melahirkan investor baru. Jika ini terjadi, bukankah ini juga menjadi peluang bagi terserapnya tenaga kerja di Aceh?
Kini saatnya pemerintah mengevaluasi potensi baru yang penting dan bisa dikembangkan di Aceh.
Bukan tidak mungkin ini bisa menjadi multiple effect, bagi pengembangan ternak ayam potong atau ayam petelur di Aceh, jika potensi dari hasil tangkap ikan ini bisa mendukung pengembangan bisnis ke arah tersebut. Apalagi selama ini Aceh masih sangat bergantung pada propinsi tetangga pada ketersediaan telur ayam dan ayam potong, karena alasan Aceh belum memiliki budidaya ayam petelur dan ayam potong yang bisa memenuhi kebutuhan pasarnya masih kurangnya investor di bidang tersebut.
Bukan justru jadi jadi musibah, tapi ini sebuah peluang baru, Mengapa tidak?. Jangan lagi menjalankan kebijakan dengan setengah hati jika ada potensi menarik yang menanti!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H