Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Apa Kecemasan dan Harapan Tersembunyi Dibalik Google Doodle Hari Bumi 2024?

23 April 2024   01:53 Diperbarui: 29 April 2024   12:20 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
plastik mengancam kehidupan laut sumber gambar pantau.com

Paus yang terdampar dengan muntahan plastik sumber gambar asiatoday.id
Paus yang terdampar dengan muntahan plastik sumber gambar asiatoday.id

Tampilan halaman depan google doodle tanggal 22 April 2024 tampil unik. Ada enam titik area di bumi yang mewakili harapan sekaligus kecemasan masa depan keanekaragaman hayati yang terancam. Meski hari ini di peringati sebagai Hari Bumi dengan tema "Planet vs Plastik.

Sejatinya kecemasan kita adalah, apakah keanekaragaman hayati sanggup bertahan seiring waktu dengan semakin buruk ulah manusia. Dan disisi lain juga semakin mengilanya penggunaan plastik, namun tidak diikuti dengan pengolahan yang ramah lingkungan. Plastik telah menjadi "teman"sekaligus "musuh" bebuyutan manusia.

Terbukti tidak hanya didarat, di laut, plastik juga menjadi ancaman bagi banyak spesies. 

Beberapa fakta menarik tentang "plastik", material yang paling populer di bumi saat ini, mungkin bisa menjadi bagian dari kontemplasi kita.

Pertama; Bahwa plastik ternyata telah dikenal sejak 150 tahun Sebelum Masehi,  saat Bangsa Olmec, di Meksiko, bermain bola dengan bola berbahan polimer dari karet.

Dan sebelum dikenal sebagai platik yang sekarang kita gunakan, Alexander Parker, ahli metalurgis (1862) ternyata membuat botol plastik untuk pertama kalinya dari selulosa, Parkesine yang materialnya memang gampang dibentuk.

Dan pada akhirnya di tangan Le Baekeland (1907) plastik sintetis bakelite dari bahan bakar fosil menjadi cikal bakal plastik sekarang ini. Termasuk  polystyrene yang ditemukan pada 1929, poliester pada 1930, polyvinylchloride (PVC),  polythene pada 1933, dan  nilon pada 1935.  Dan di tahun 1941, dikembangkan material   polyethylene terephthalate (PET) menjadi botol  botol plastik  untuk kemasan minuman atas dasar keprihatinan bahaya plastik.

aksi anak pramuka bebersih pantai sumber gambar CNN Indonesia
aksi anak pramuka bebersih pantai sumber gambar CNN Indonesia

Artinya bahwa para ahli sejak awal mengetahui bahayanya plastik, namun kebutuhan agar lebih praktis dalam banyak aktifitas kebutuhan manusia menyebabkan plastik tak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan manusia.

Dan diperingatan Hari Bumi ke 54 di tahun 2024, mengangkat tema "Planet vs Plastik", sebagai bentuk  komitmen untuk menyerukan penghentian penggunaan plastik sebanyak 60% pada 2040. Tujuannya untuk membangun masa depan bebas plastik dan menjaga kesehatan manusia serta planet.

Ilsutrasi anak membuang sampah pada tempatnya sumber gambar okezonenews.com
Ilsutrasi anak membuang sampah pada tempatnya sumber gambar okezonenews.com

Kedua; Diperkirakan ada 710 juta ton plastik yang akan mencemari lingkungan pada 2040. Dalam jurnal Science, disebutkan peningkatan tajam pemakaian plastik sekali pakai semakin memperburuk polusi plastik. Sedangkan sistem daur ulang dan pengelolaan limbah masih jauh dari harapan yang positif.

Termasuk open dumping, yaitu menimbun sampah di satu titik namun tidak mengolahnya dengan optimal, seperti di banyak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di banyak negara. 

Dan hasilnya, diperkirakan ada sekitar 8 juta ton makroplastik dan 1,5 ton mikroplastik primer mencemari lautan setiap tahun dan akan meningkat dua kali lipat sepuluh tahun mendatang (2050).

Ketiga; Diperkirakan 1,3 miliar ton plastik akan memenuhi Bumi pada 2040 menurut pemodelan global skala masalah plastik selama 20 tahun ke depan yang dipublikasikan pada jurnal Science . Ini adalah penilaian komprehensif pertama mengenai penggambaran dalam waktu 20 tahun yang sangat mengejutkan. 

Google Doodle Mengusung Hal Unik Sebagai Cara Peduli Lingkungan

Enam gambar dalam setiap huruf GOOGLE, mewakili sebuah citra satelit bersumber dari beberapa wilayah kontribusi dari Airbus, CNES/Airbus, Copernicus, Maxar Technology, dan USGS/NASA Landsat. 

Dan masing-masing huruf "Google" menunjukkan beberapa tempat di seluruh dunia, di mana masyarakat, komunitas, dan pemerintah bekerja setiap hari melindungi alam.

Gambaran ini mencoba mengingatkan kita tentang harapan dan optimisme, dalam mengatasi krisis iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati. Ini adalah bentuk kontribusi langsung google di Hari Bumi 2024, meskipun tema besarnya tentang "Planet vs Plastik".

Ilustrasi google doodle 22 April 2024 sumber gambar diolah dari liputan6.com
Ilustrasi google doodle 22 April 2024 sumber gambar diolah dari liputan6.com

G: Diambil dari kepulauan Turks Caicos. Pulau-pulau tersebut merupakan rumah bagi kawasan keanekaragaman hayati dan spesies terancam punah yang penting seperti iguana batu di Kepulauan Turks dan Caicos.

O: Merupakan Taman Nasional Scorpion Reef, Meksiko yang dikenal dengan nama Arrecife de Alacranes, terumbu karang terbesar di selatan Teluk Meksiko dan cagar biosfer UNESCO. Sebagai tempat tinggal beberapa spesies burung dan penyu yang terancam punah.

O: Huruf berikutnya diambil dari Taman Nasional Vatnajkull, Islandia, untuk melindungi ekosistem di dalam dan sekitar gletser terbesar di Eropa Situs Warisan Dunia UNESCO. Situs ini merupakan perpaduan gunung berapi dan es glasial menghasilkan lanskap dan flora langka.

G: Taman Nasional Ja, Brasil, atau Parque Nacional do Ja, salah satu cagar hutan terbesar di Amerika Selatan dan Situs Warisan Dunia UNESCO yang terletak di jantung hutan hujan Amazon, hutan ini melindungi sejumlah besar spesies, termasuk margay, jaguar, berang-berang raksasa, dan manatee Amazon.

L: Tembok Hijau Besar, Nigeria yang di tahun 2007, diinisiasi oleh Uni Afrika untuk pemulihan lahan terkena dampak penggurunan di seluruh Afrika.

E: Cagar Alam Kepulauan Pilbara, Australia, salah satu dari 20 cagar alam di Australia untuk  perlindungan ekosistem rapuh sebagai habitat alami bagi sejumlah spesies terancam atau terancam punah seperti spesies penyu laut, burung pantai, dan burung laut.

Bentuk kepedulian google lebih bersifat komprehensif menyangkut keanekaragaman hayati yang mengalami perusakan di darat dan di laut secara masif. Termasuk dari bahaya plastik yang bisa menganggu ekosistem langka dan terancam punah di banyak kawasan penting di bumi saat ini.

Apa Kontribusi Kita?

Data tahunan Global Forest Watch menunjukkan, Brasil kehilangan lebih dari 1/3 hutannya dan menempati posisi pertama, diikuti oleh Republik Demokratik Kongo serta Indonesia yang berada di peringkat kedua dan ketiga.

Hutan berukuran 38 ribu kilometer persegi, mengalami kerusakan selama 2019. Angka tersebut setara dengan hancurnya pohon-pohon seluas lapangan sepakbola setiap enam detik!.

Laut masih dipandang sebagai tempat pembuangan sampah yang paling efektif. Ombak memang akan menyapu sampah hilang dari pemandangan. 

Namun kita lupa, kumpulan sampah itu akan berhenti di suatu tempat, tergulung mekanisme gyre yang membuatnya terperangkap pada satu titik. Titik ini pun terus membesar hingga membentuk pulau luas hingga menjadi sebuah "benua plastik".

Berada di tengah lautan Samudra Pasifik, antara California dan Jepang, jumlah sampah plastik lebih banyak ketimbang plankton yang bisa ditemui. Diperkirakan, ukurannya minimal seluas wilayah Texas, Amerika Serikat, dan terus bertambah dengan terus datangnya sampah-sampah baru ke lautan setiap tahunnya.

Dua fakta itu harus membuat kita prihatin. Apa bentuk kontribusi yang bisa kita lakukan?.  Paling tidak jangan jadi NIMBY!.

Diterjemahkan dari bahasa Inggris-NIMBY, singkatan dari kalimat "not in my back yard", merupakan karakterisasi penolakan warga terhadap usulan pembangunan infrastruktur di wilayahnya, serta dukungan terhadap peraturan tata guna lahan yang ketat.

Namun kemudian digunakan para environmentalis untuk menggambarkan orang yang tidak peduli dengan lingkungan. Membuang sampah dimana saja, termasuk dari mobil, karena beranggapan "tidak boleh ada sampah di rumahnya, tapi tidak dirumah orang lain atau lingkungan di luar rumahnya".

Maka ia membuang sampah di sungai, di jalanan dan di manapun asal tidak di rumahnya!. Jangan dititu ya!

Namun masih banyak kontribusi yang bisa kita lakukan;  Meningkatkan kesadaran publik secara luas mengenai kerusakan yang muncul karena plastik terhadap manusia, hewan dan semua keanekaragaman hayati.

Berkontribusi dalam gerakan menghapus plastik sekali pakai pada tahun 2030 dan berkomitmen untuk melakukan penghapusan bertahap melalui Perjanjian PBB tentang Plastik pada tahun 2024. Dan terlibat proaktif dalam investasi teknologi dan bahan inovatif untuk membangun dunia bebas plastik.

Lantas apa praktik baik dan ramah lingkungan yang bisa langsung kita lakukan?.

Ikut dalam kampanye pengurangan plastik melalui media sosial dengan cara mengunggah foto atau caption tentang Hari Bumi. Selain foto, kampanye ini juga bisa menggunakan media lain seperti artikel, infografis, maupun video. Saya juga berkontribusi dengan menuliskannya di Kompasiana lho ;),

Ikut berkomitmen mengurangi plastik sekali pakai seperti botol minuman, tas belanja ataupun sedotan plastik. 

Membawa tumbler sendiri, tas belanja ulang pakai. Saya mempraktekaannya dalam bentuk "Tas Monster Bin", tas ulang pakai kreasi saya dan siswa di sekolah. Dan mengajak serta siswa lainnya dalam bentuk kreasi monster bin.

Ikut dalam aksi menanam pohon, dan aksi terakhir yang saya ikuti adalah penanaman 1000 pohon di bantaran sungai Krueng Aceh bersama teman dari NGO seluruh Banda Aceh dan Aceh Besar.

Membersihkan lingkungan. Seperti aksi membersihkan Bantaran Sungai di Peunayong Banda Aceh,  kolaborasi NGO dan sebuah Bank Daerah di Aceh. 

Kegiatan ini bisa dilakukan secara bersama-sama, kumpulkan sampah dan limbah plastik yang bisa merusak lingkungan, hasilnya dalam aksi satu hari sangat luar biasa karena antusiasnya masyarakat yang ikut terlibat.

Manfaatkan Hari Bumi sebagai kesempatan untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu lingkungan seperti terlibat dalam Earth Hour, memadamkan listrik selama 1 jam bersama WWF Indonesia. 

Ikut  dalam aksi mengurangi jejak karbon, caranya?, mudah sekali jangan biarkan "vampir listrik"di rumah kita mengerogoti listrik kita tanpa kita sadari. 

Cabut peralatan listrik yang tidak kita gunakan dan matikan lampu atau peralatan jika tidak diperlukan. Mudah bukan?

Ada banyak cara lain yang bisa kita lakukan, termasuk menghemat air, menggunakan trasportasi publik, bersepeda atau misalnya berwudhu saat hendak shalat jangan mubazir air, sekedarnya saja, jangan boros.

Jadi tak mesti harus heboh dan melakukan aksi besar, aksi kecilpun bisa menjadi bentuk kontribusi kita menjaga bumi. Yuk kita mulai dari diri sendiri dan dari rumah kita.

referensi:1,2,3,4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun