Bahkan ada yang hidupnya sama sekali tidak sejahtera dan memilih tetap bekerja sebagai ibadah dan pengabdian.
Namun niat utama mereka menjaga masjid, membuat mereka mengesampingkan kondisi tersebut dan memilih bekerja dengan ikhlas. Namun kondisi tersebut tentu juga tak boleh diabaikan, bagaimanapun kesejahteraan para marbut masjid harus mendapat prioritas.
Rezeki Tak Terduga
Setelah beberapa tahun pindah ke rumah dinas lain di Kampus, saya jarang bertemu dengan para marbut yang juga ustad mengaji saya itu.
Hingga kemudian secara tak terduga bisa bertemu kembali, dan yang mengejutkan hampir dari mereka semuanya menjadi orang penting di kampus, bahkan bisa melanjutkan studi hingga Strata Magister.Â
Sebagian menjadi dosen, atau menjadi pegawai di kampus.Bahkan ada yang menjadi kepala dinas atau kepala sekolah dan pemilik dayah atau pesantren.
Ternyata selama mereka bekerja ikhlas di meunasah yang kecil itu, penghargaan yang di berikan Tuhan kepada mereka jauh lebih besar. Berupa kemuliaan yang tidak terduga.
Dari kampus sendiri, sebagai bentuk penghargaan memberi kesempatan mereka mendapatkan beasiswa pendidikan, sebagai pengganti dedikasi mereka menjadi ustad pengajar mengaji.
Mereka juga berkesempatan bisa bekerja di kampus di sela waktu kuliah dan waktu mereka bekerja menjaga masjid. Rezeki seperti itu tak pernah berhenti mengalir, seperti penuturan mereka.
Padahal awalnya mereka sama sekali tak pernah memikirkan adanya peluang itu. Semata hanya agar bisa memiliki tempat berteduh selama mereka merantau dan bisa mengajar mengaji. Karena mereka juga berasal dari dayah di kampung.
Ustad Armiadi Musa, kini Dr Armiadi Musa MA, adalah salah satunya, kini telah menjadi  Kepala Baitul Mal Aceh, dan telah menjadi pengajar di magister ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Ar-Raniry (UIN Ar-Raniry), begitu juga  dengan Dr. Mawardi dan deretan ustad lain yang kini telah menjadi pegawai dan dosen.
Kerja keras disertai keprihatinan mereka selama mereka tinggal di meunasah, hingga kemudian direhab perlahan menjadi bangunan yang lebih layak ternyata "dibayar" dengan limpahan rezeki dari Allah yang tidak terduga.
Saat bertemu mereka, dan bercerita saat tinggal di meunasah dengan perjuangan hidup sederhana, pada akhirnya banyak hikmah dan berkah yang mereka peroleh dari tempat yang tak disangka-sangka.