Bahkan saya masih bisa menerima pilihan warna pastel, terkesan terang tapi tidak sederhana sekali. Bisa dikombinasi dengan sentuhan hitam dan dominannya warna terang. Atau warna beige, peach dan biru. Mengapa, karena masih jenis warna favoritku juga.
Saya tertarik juga dengan apa  yang disampaikan desainer Ria Miranda, bahwa selain faktor kepribadian, faktor budaya juga menjadi salah satu tren baju Lebaran yang menarik. Menurutnya, pasti ada satu heritage yang bisa menjadi inspirasi, karena momen Ramadan membuat kita seperti kembali, termasuk pakaian yang bisa merepresentasikan kepribadian dalam budaya daerah kita.
Pilihan warna-warnanya di tahun 2024, lebih keluar dan berani,seperti  powder blue, orange yang menjadi tren. Cuttingannya kaftan yang lebih modern, tunik yang lebih loose dan juga mix fabric. Lace dengan unsur bunga dan tenun yang mewakili kehadiran tradisi dalam busana lebaran.
Sekali lagi, meskipun warna terang, seperti juga shimmer menjadi trend busana lebaran tahun ini, namun sebagian orang justru ingin tampil kalem dengan warna yang bisa mewakilinya termasuk earth tone.Â
Pilih warna warna lime, orange, pink yang akan shocking, bold," kata desainer Dia Demona. Saya setuju dengan pilihannya, karena saya tak pede bermain-main dengan shimmer.
Persis seperti pilihan desainer Allyssa Hawadi, pilih warna-warna yang kembali ke earth tone tapi bukan pastel. Seperti warna cokelat, merah seperti bata lebih ke orange, hijaunya emerald, biru yang navy, bold lebih ke dark. Bukan ke pastel pucat, trend 2023 diperkuat dengan sedikit  warna yang lebih terang.
Mengapa Tak Pilih Shimmer?
Pilihan berbusana lebaran juga harus mempertimbangkan hal-hal, selain kepribadianm juga tradisi dan nilai-nilai dan aturan lain yang tidak tertulis, tapi bisa berpengaruh pada tata cara dan pilihan kita berbusana saat lebaran.
Jika saya, seperti kemungkinan tidak bisa dipakai di acara sekolah, atau terbatas hanya saat lebaran atau kondangan, itupun jika "kuat" jadi bahan perhatian. Sesederhana itu.
Begitu juga pertimbangan pilihan waktu yang tepat untuk penggunaan baju shimmer jika kita memang sangat berminat memakainya. Baju shimmer memang lebih tepat digunakan pada malam hari, agar tak mencolok. Apalagi  di daerah memiliki budaya tertentu yang bisa mempengarui pandangan orang terhadap kita.
Mengapa kita tak "melepaskan" diri dari banyak pertimbangan jika memang ingin eksis atau menikmati sesuatu sesuai selera?. Sekali lagi kita tetap masih butuh mempertimbangkan pandangan "dan lain-lain"sejauh tidak memenjarakan keinginan kita. Terutama kita yang harus bisa menyesuaikan diri.Â
Karenanya, memahami norma yang berlaku menjadi krusial saat kita memilih sebuah busana, sekalipun tengah menjadi trend. Jadi suka atau tidak suka pada jenis busana shimmer, atau sebuah trend, tetaplah rujukannya pada kepribadian kita dan norma yang tak tertulis namun "mengikat" kita dalam harmonisasi dengan lingkungan.
Selamat berhari raya ceria!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H