Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Perempuan Penjual Tiram, "Malaikat" Pemancing Kebaikan?

2 April 2024   22:00 Diperbarui: 3 April 2024   01:07 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks yang lebih luas, memberikan bingkisan Lebaran kepada dhuafa adalah cara kita untuk mengikuti jejak Rasulullah dan menerapkan ajaran-ajaran agama dengan nyata dalam kehidupan sehari-hari. 

Ini adalah bentuk konkret dari keimanan kita, bukan sekadar ritual rutin, tetapi sebuah wujud kasih sayang dan solidaritas yang sungguh-sungguh.

Para mahasiswa di kampus di dekat rumah kini juga menjalankan program berbagai untuk dhuafa berbentuk paket yang donasinya berasal dari para jamaah masjid dan para dosen di lingkungan kampus. Dan dibagikan lebih cepat dari zakat agar mereka bisa memanfaatkan bantuan barang dan uang untuk keperluan menyambut lebaran.

Bingkisan Lebaran Sebuah Harapan dan Kebahagiaan

Bagi para dhuafa, menerima bingkisan Lebaran bukan hanya sekadar menerima paket sembako atau barang-barang material. Lebih dari itu, bingkisan tersebut membawa makna yang sangat mendalam, harapan, kebahagiaan, dan rasa dihargai. 

Bagi mereka yang mungkin jarang merasakan sentuhan kasih sayang dan perhatian dari orang lain, menerima bingkisan Lebaran adalah suatu kejutan yang menggembirakan, bahkan bisa menjadi titik balik dalam hidup mereka.

Apalagi bingkisan tersebut di bagi jauh hari sebelum lebaran, sehingga kebahagiaan lebih mereka rasakan karena bisa menikmati lebaran.

Bayangkan betapa besar artinya bagi seorang anak dhuafa yang menerima pakaian baru sebagai hadiah Lebaran, atau seorang ibu yang menerima bahan makanan untuk menyajikan hidangan Lebaran kepada keluarganya.

Bahkan dalam tradisi Mak Meugang, daging dibagikan kepeda para dhuafa agar mereka juga bisa menikmati sajian makanan spesial saat Idul Fitri.

Membangun Kembali Rasa Kemanusiaan

Mengirimkan bingkisan Lebaran kepada dhuafa juga memiliki nilai-nilai yang mendalam dalam membentuk perspektif kemanusiaan kita. 

Terlalu sering kita terjebak dalam rutinitas kehidupan sehari-hari yang fokus pada diri sendiri dan kepentingan pribadi, sehingga kita lupa bahwa ada banyak orang di sekitar kita yang membutuhkan uluran tangan kita.

Dengan berbagai meski sedikit dan terbatas, namun bentuk perhatian itulah yang menunjukkan sisi kemanusiaan kita yang sejati. Membentuk sikap empati dan kepedulian.

Dengan memberikan mereka dukungan dan perhatian, kita membantu mereka untuk termotivasi dan bersemangat untuk gigih berusaha. 

Lebaran menjadi waktu yang tepat merenungkan kembali,apakah kita telah menjadi pribadi yang peduli pada sesama. Di balik keramaian perayaan dan kesibukan persiapan, kita jadikan Lebaran sebagai momen untuk menyebarkan kebaikan dan kebahagiaan kepada mereka yang membutuhkan, serta memperkuat tali silaturahmi .

Semoga Lebaran kali ini menjadi berkah bagi kita semua, dan semoga bingkisan Lebaran yang kita berikan bisa membawa senyum dan kebahagiaan kepada mereka yang membutuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun