Sebuah refleksi
Di tengah-tengah kehidupan yang serba cepat dan penuh tekanan, menjaga keseimbangan antara pekerjaan yang keras dan berat-(work hard), kehidupan pribadi yang penuh tekanan personal, sosial, ekonomi (life hard), ibadah makin terasa menjadi tantangan yang makin berat. Kita butuh pray hard (beribadah lebih tenang dan intens) untuk merenung sejenak.
Bagi banyak orang, kehidupan sehari-hari menjadi terasa seperti berjalan di atas tali tipis, di antara tuntutan pekerjaan yang tak ada habisnya, antara peran dalam keluarga, dan kewajiban agama.Â
Begitupun besar tekanan untuk menyeimbangkannya, namun, mencapai keselarasan dalam ketiga sisi itu tak bisa diremehkan. Sebuah tantangan hidup sebenarnya, ketika kita berusaha memaknainya dengan apa yang kita bisa.
Pekerjaan, Sumber Kepuasan atau Stres?
Nyaris setiap hari, pekerjaan menjadi fokus penting dari kehidupan kekinian kita. Banyak dari kita menghabiskan sebagian besar waktu di tempat kerja, sekedar bertahan hidup hingga mengejar ambisi karier.Â
Ketika kita kehilangan esensi kedekatan dengan Tuhan, tekanan pekerjaan justru menjadi sumber stres, kelelahan, dan bahkan masalah kesehatan mental.Â
Ini menggarisbawahi pentingnya menemukan keseimbangan yang sehat antara bekerja dengan produktif dan menjaga kesejahteraan pribadi--habluminannas-interaksi antar manusia, dan juga hubungan kita dengan Tuhan--habluminallah.
Kehidupan Pribadi, Antara Koneksi dan Ketenangan
Selain pekerjaan, kehidupan pribadi kita adalah ruang kita menemukan koneksi, cinta, dan kebahagiaan. Keluarga, teman, dan hobi bisa menawarkan warna dan makna baru dalam kehidupan kita.Â
Bisa menciptakan ruang baru untuk kehidupan pribadi kita menjadi  salah satu kunci menjaga keseimbangan. Ini menyangkut bagaimana kita menciptakan kebersamaan bersama keluarga, mengejar minat dan hobi, dan juga menghargai momen-momen kecil dalam kehidupan sehari-hari menjadi sebuah momentum yang bisa menenangkan.
Ibadah, Menghubungkan Diri dengan Tuhan
Kehidupan spiritual meskipun disadari diperlukan oleh setiap orang, tapi dalam implementasinya, banyak terlupakan sebagai sisi penting dari eksistensi kita.Â