Perut buncit memang dilematis, jika tak dikira mengidap cacingan, dijadikan bahan bercanda "sedang menunggu lahiran", tapi rahasia anti perut buncit memang tidak mudah, jadi jangan dibawa susah!.
Bahkan menurut teman saya olah raga bukan solusi mengatasi perut buncit. Benarkah?. Bukannya dengan olahraga bisa membuat perut menjadi sixpack, seperti para binaragawan?.
Bisa jadi benar, ia gagal karena setiap kali mencoba diet dengan berolah raga, setiap kali juga "dibarengi" dengan menambah porsi karbo saat makan. Â Inilah juga yang membuat banyak orang gagal mengatasi perut buncitnya karena gagal melawan diri sendiri.
Sebenarnya kunci mengatasi perut buncit dengan olahraga dan diet pada pada dasarnya memang "perang" kita dengan komitmen dan diri sendiri.Â
Perut Buncit, Antara Mitos versus Fakta Tentangnya
Ada yang bilang jika karena kelebihan lemak di perut adalah penyebab utama kegemukan dan perut buncit. Dan ada yang menyarankan dengan sit upperut buncit bisa rata dan six-pack.
Faktanya, ternyata bukan cuma lemak sebagai satu-satunya penyebab perut buncit. Meskipun lemak memang berperan besar dalam penumpukan lemak di perut, namun faktor lainnya penyebab perut menjadi bunci.
Para pakar kesehatan menyebut, salah satu faktornya adalah faktor genetik atau keturunan.Â
Nah, jika ini yang terjadi, meski berat badan normal ukurannya, tapi mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk memiliki penumpukan lemak di area perut tertentu. Faktor genetik ini membuat kita jadi lebih rentan berperut buncit.
Begitu juga dengan pola makan dan gaya hidup kita juga berperan penting menjadikan penampilan perut kita buncit atau tidak. Terutama pola makan yang tidak seimbang, mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan gula, serta kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penumpukan lemak di perut.
Jika dikaitkan dengan olahraga, banyak orang berasumsi dengan sit-up setiap hari, maka lemak di perut akan hilang dengan cepat. Tapi menurut pakar kesehatan, ternyata ini hanyalah mitos.
Bahwa sit-up memang jenis latihan yang melibatkan otot perut, tap ternyata bukan metode penurunan lemak yang khusus. meski bisa memperkuat otot perut dan memberikan efek toning pada perut, tapi tidak akan membakar lemak perut secara khusus.
Untuk mengurangi lemak di perut, penting untuk melakukan latihan kardiovaskular yang bisa membakar kalori, dengan berolahraga lari, bersepeda, berenang, atau melakukan latihan HIIT (High-Intensity Interval Training).Â
Terutama dengan aktifitas yang rutin, bukan cuma di akhir pekan saat di Car Free Days misalnya. Seperti teman saya nanti malah banyak jajannya.
Bagaimana jika dioperasi saja lemah di perut biar langsung  kempes?, Ternyata  prosedur penurunan lemak perut tak sesederhana itu karena melibatkan kombinasi dari pola makan sehat, olahraga teratur, dan peningkatan gaya hidup secara keseluruhan. Nah, kompleks sekali kan masalahnya.
Jadi bentuk operasi atau prosedur medis tertentu seperti liposuction atau abdominoplasty (tummy tuck) memang bisa menghilangkan lemak di perut secara instan.Â
Tapi menurut para medis, prosedur semacam itu banyak risikonya dan butuh waktu pemulihan yang cukup lama.Â
Jadi tetap harus diikuti dengan perubahan gaya hidup yang sehat untuk mencegah penumpukan lemak lagi. Jika tidak akan sia-sia saja operasinya.
Lantas apakah diet rendah lemak bisa jadi kunci mengurangi lemak di perut?. Tapi faktanya adalah diet yang seimbang dan sehat lebih penting daripada hanya membatasi lemak secara drastis.Â
Tak semua jenis lemak buruk bagi tubuh.Tubuh tetap membutuhkan lemak sehat untuk fungsi normal seperti mengatur hormon, membantu penyerapan vitamin, dan menyediakan energi.
 Intinya makan makanan yang sehat untuk mengurangi lemak perut terutama makanan yang mengandung serat, protein, lemak sehat, dan karbohidrat kompleks.Â
Dan saat ini dengan banyaknya tersedia banyak jenis makanan olahan, minuman manis, dan makanan yang tinggi lemak jenuh bisa menjadi ancaman, karena jenis makanan tersebut menjadi lemak yang berbahaya bagi tubuh.
Nah, apakah benar olahraga dan segala cara yang kita lakukan dengan segala macam diet bukan jalan terbaik mengatasi perut buncit?. Lantas apa solusinya jika begitu?.
Teman saya yang lain malah bilang karena "cacingan", apa iya begitu?. Kan tidak bocah lagi dan selalu rutin minum obat pencegahan per 6 bulanan.
Ternyata menurut dokter, ada penyebab lain mengapa sudah lelah berolahraga tapi perut masih tetap buncit, mungkin selama ini kita mengabaikannya atau memang belum tahu?.Â
Bahwa ternyata cara mengatasi perut buncit tak perlu jauh-jauh dicari solusi dan obatnya, semua ada dalam aktifitas keseharian kita yang selama ini, ternyata nyaris kita abaikan karena kita anggap hanya "ritual" sehari-hari.Â
Meski tidak semudah yang kita bayangkan, lantas apa saja yang selama ini kita kurang sadari sebagai penyebab perut buncit tak kunjung rata kembali?.
Pertama;Â Faktor U alias Usia
Ternyata saat usia kita bertambah, berdampak pada sistem  metabolisme tubuh kita yang terus menurun sehingga kemampuan tubuh kita saat membakar kalori pun juga ikut menurun. Makanya sudah keliling lapangan berkali-kali, keringat deras mengucur ternyata berat badan tak turun-turun, perut tak kunjung sixpack!.
Bahkan pada perempuan apalagi jika sudah mengalami masa menopause, produksi hormon progesteron dan estrogen akan menurun, sehingga wajar jika membuat perut mudah buncit.
Jadi memaksakan diri berolahraga berlebihan demi menurunkan "kadar" perut buncit ternyata juga tak sepenuhnya bisa jadi jaminan dengan kondisi usia yang semakin bertambah. Tapi bukan berarti lantas kendor tak berolahraga juga lho!.
Kedua;Â Olahraga yang Salah
Olahraga kok bisa salah?.
Bahwa ternyata intensitas olahraga kita bukan pada sejauh mana kita berlari, atau seberapa keras berolahraga setiap akhir pekan agar perut bisa tak buncit lagi, tapi lebih pada konsistensi kita saat berolahraga.Â
Maka benar kata orang bijak, jika sebaiknya sesuatu itu dilakukan rutin alias konsisten, meskipun tidak lama. Begitu juga dengan olahraga.
Menurut sebuah studi, orang dengan intensitas olahraga yang tinggi, lemak perutnya pun akan berkurang, apalagi jika dilakukan dengan konsisten.Â
Apalagi pada orang dengan faktor usia yang lanjut, kebutuhan olahraga menjadi penting tapi harus terukur dan konsisten, daripada pilihan olahraga berat. Pilih jogging daripada lari tentunya.
Ketiga; Â Stres
Mungkin nggak kebayang oleh semua orang bahwa perut buncit ternyata juga disebabkan karena faktor stres. Apalagi dalam situasi ekonomi yang makin amburadul sekarang.
Ditambah lagi beban pekerjaan, mungkin juga masalah dalam hubungan diantara anggota keluarga, anak bermasalah, semua sumber stres inilah yang bisa mengakibatkan perut tetap buncit, walau pun sudah olahraga.
Mungkin ada yang berasumsi, saat stres bukannya banyak orang justru malah banyak ngemil, jadi menambah berat badan dan perut tambah buncit?.
Tapi sebenarnya, sebagaimana dijelaskan banyak pakar medis, saat seseorang mengalami stres, maka tubuh dengan sendirinya akan menghasilkan hormon kortisol. Hormon inilah yang bisa memicu penumpukan lemak berlebih terutama di area perut.
Nah, jelas kan, jadi kalau ada yang bilang stres bisa bikin kurus doang atau gendut doang juga tak sepenuhnya benar jadinya, tapi juga ada dampak lainnya yang ternyata selalu bikin kita bisa kehilangan rasa percaya diri--yaitu perut buncit akibat hormon kortisol yang meningkat itu.
"Alah kan nggak apa-apa, kan sudah "laku", siapa juga mau peduli", Â kata teman saya bercanda. Â Lho, meskipun sudah punya suami atau istri, kalau penampilan kita keren kan juga jadi kebanggaan keluarga dong!.
Keempat;Â Kurang Tidur
Sekali lagi tanpa kita sadari, stres, tuntutan kerjaan, masalah yang betimbun juga bisa bikin kita sulit konsentrasi, dan sebagian dari kita malah bisa mengidap imsonia (kesulitan tidur). Akibatnya porsi tidur kita kurang dari jumlah yang ideal.
Jika seseorang yang kurang tidur, risikonya lebih tinggi mengalami kenaikan berat badan, ketimbang seseorang yang tidurnya cukup. Hal ini dibuktikan lewat penelitian terhadap ribuan wanita, lho.
Jadi, usahakan untuk cukup tidur (7-8 jam setiap malamnya) jika tidak ingin berat badan naik dan perut membuncit. Nah, ini jadi kewaspadaan dan juga "obat" manjur atasi perut buncit kan. Masa di suruh tidur saja males, padahal untuk atasi perut buncit lho!.
Kelima;Â Mengidap Jenis Penyakit Tertentu
Perut tetap buncit walau sudah olahraga bisa dipicu oleh penyakit tertentu. Salah satu di antaranya adalah penyakit penyebab perut buncit yaitu polycystic ovary syndrome (PCOS).
Apa itu PCOS?, merupakan gangguan hormon dengan gejala berupa adanya sejumlah kista pada indung telur. PCOS bisa meningkatkan berat badan sekaligus kadar hormon androgen.
Untuk kasus ini tentu saja baru bisa diketahui detelah kita mendapatkan diagnosa dari dokter. Jadi jika perut membuncit, padahal banyak usaha sudah kita lakukan sebagai solusi, tak ada salahnya untuk mengunjungi dokter dan memeriksakan diri, siapa tahu memang penyakit itulah penyebab perut buncit kita.
Keenam;Â Pola Makan Tidak Teratur
Nah, kebanyakan dari kita apalagi yang doyan nulis (biasanya sih para wartawan) yang sering di kejar deadline, sering mengabaikan pola makan yang teratur. Menyediakan obat maag tentu saja bukan solusi daripada membiasakan makan teratur.
Jadi, bila tidak diimbangi dengan pola makan yang baik, padahal sudah olahraga maka kalori di tubuh pun akan sulit dibakar. Apalagi dengan kebiasaan ngemil tinggi karbohidrat dan gula.
Itulah mengapa beberapa orang sudah olahraga perut tetap buncit. Jadi, perhatikan pola makan sehari-hari, meski sedikit yang penting rutin, daripada sekali makan banyak (di rapel pagi-siang, saat makan malam).
Ketujuh; Â Sering Konsumsi Alkohol
Meskipun yang terakhir ini jarang terlihat dalam keseharian kita, saya bahkan lebih banyak melihatnya dalam film saja. Cobalah lihat di film-film, para peminum alkohol biasanya terlihat berperut buncit. Bagi mereka akan sulit bisa mengatasi masalah perut buncitnya, meskipun sudah olahraga.
Konsumsi alkohol berisiko menaikkan berat badan karena kandungan kalori dalam minuman beralkohol biasanya cukup tinggi. Padahal kalau sudah minum seperti candu, nggak bisa berhenti.
Terlepas dari benar (jika olahraga dijalankan didukung pola hidup yang baik), atau salah (jika olahraga dibarengi dengan asupan dobel karbo sehabis olahraga), olah raga juga tak sepenuhnya bisa menjadi jaminan kita tak berperut buncit.
Dengan mengetahui informasi tambahan, selain solusi olahraga, setidaknya kita bisa "mendeteksi", apa sebenarnya penyebab perut buncit kita. Jangan-jangan karena  kita abai dengan pola hidup sehat kita; tak bisa kendalikan stres, tidur tidak cukup, makan tidak teratur dan bisa jadi karena penyakit.
Yuk, mulai terapkan hidup sehat, kurangi stres, sebisanya menjaga pola makan dan tidur teratur, semoga semuanya sehat selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H