Jika diterjemahkan dari bahasa Inggris, Waktu berkualitas alias Quality Time kurang lebih ya mengacu pada bagaimana seseorang secara proaktif bisa berinteraksi dengan orang lain saat mereka bersama, terlepas dari durasinya. Jadi bukan soal sebentar atau lama ketemunya, tapi kualitasnya.
Cerita soal cinta selalu jadi topik yang menarik. Sebuah lagu, apalagi film tanpa bumbu romantisme cinta juga bisa jadi terasa hambar.
Nah, terlepas bagi para pasangan atau yang masih dalam proses pencarian, agaknya menarik jika mengulas lagi soal salah satu tipe love language, yang populer disebut sebagai quality time.Â
Meski mungkin sebagian dari kita sudah sangat tahu, bahkan cenderung bosan membacanya, tapi dalam praktiknya (saat ini) terasa makin sulit dan menantang.
Bayangkan, dalam satu rumah bahkan satu ruangan, dengan anggota keluarga yang lengkap ada ayah-ibu-anak, tapi semuanya asyik sendiri dengan gadget, begitu juga bisa terjadi dengan pasangan.
Tak satupun saling berkomunikasi, semua asyik dengan dunianya sendiri. Tapi ajaibnya, itulah realitas hidup kita sekarang dalam kekinian jaman.
Tentang Love Language
Mudahnya love language dipahami sebagai cara kita mengungkapkan perasaan sayang kepada pasangan atau orang terdekat. Dan salah satu dari tipe love language ini adalah quality time.
Tapi seberapa penting quality time bisa membantu harmonisasi hubungan antar keluarga?, dan jika masih sering ketemu, apa perlunya quality time?
Bisa jadi setiap kita punya waktu untuk pulang ke rumah setelah sekolah seharian, kuliah seharian, kerja dan lainnya. Tapi seberapa besar waktu bertemu antar anggota keluarga bisa membuat rumah jadi tempat nyaman dan hangat?
Sebenarnya bisa punya waktu bersama semakin penting dan dibutuhkan untuk menumbuhkan rasa cinta dan merawat kualitas hubungan.Â
Apalagi keluarga yang dilengkapi dengan bahasa cinta words of affirmation (kata-kata penegasan), physical touch (sentuhan), receiving gifts (menerima hadiah), atau acts of service (tindakan melayani) tentu perlu juga punya waktu yang berkualitas untuk bersama.Â
Lalu, apa bedanya menghabiskan waktu yang berkualitas antara pasangan tipe ini dengan pasangan tipe lainnya?
Mengenal Quality Time dalam Love Language
Quality time adalah cara mengekspresikan perasaan sayang kepada pasangan dengan menghabiskan waktu bersama.
Bagi seseorang yang memiliki bahasa cinta ini, menghabiskan waktu yang dimaksud bukan hanya sekadar duduk berdua dalam satu ruang yang sama. Tapi, menghabiskan waktu dilakukan tanpa gangguan dunia luar dan terfokus pada pasangan.
Bagi mereka yang punya bahasa cinta ini juga, kehadiran pasangan lebih penting daripada kata cinta yang dikirim lewat gadget atau hadiah lainnya.Â
Ternyata seseorang yang kemungkinan juga punya bahasa cinta quality time, ia juga akan merasakan banyak pertanda sebagai kebutuhan untuk mendapat perhatian, apalagi jika terus dilanda kesibukan kerja yang tak berhenti.
Setidaknya jika kita merasa kesepian karena kurangnya waktu dengan pasangan, berharap bisa punya waktu bersama menjadi lebih penting daripada hadiah.Â
Apalagi jika sampai begitu sulitnya bisa punya waktu bersama meskipun sejenak, sampai-sampai harus membuat jadwal khusus sekadar untuk bisa bertemu. Termasuk ada distraksi atau gangguan yang terjadi antar pasangan yang bisa membuat mood jadi galau.
Tak selamanya sebuah perhatian ditunjukkan sekadar hadiah atau ucapan--di banyak film sering kita lihat anak-anak yang berharap ayah atau ibunya hadir di acaranya.Â
Tentu bukan sekadar mereka ketemu via video call, tapi anak-anak berharap orang tuanya bisa hadir di antara mereka saat acara berlangsung. Bayangkan jika itu terjadi pada pasangan.
Cara Mengungkapkan Cinta Melalui Quality Time
Pertama;Â Waktu berkualitas setiap harinya
Tentu saja ini sesuatu yang sangat jamak dibutuhkan sebagai cara mengungkapkan cinta melalui love language quality time.
Membiasakan memulai dan menutup hari dengan melakukan kegiatan bersama pasangan bisa bikin hubungan makin erat.
Bahkan sekadar minum kopi atau sarapan pagi bisa membuat kita bisa punya peluang saling berbagi cerita. Apalagi ketika malam hari, ketika memanfaatkan waktu sebelum tidur untuk mengobrol.
Kualitas komunikasinya itu yang penting, bukan pada kuantitas. Meski waktu yang singkat, tapi ini bisa membuat hubungan pasangan semakin erat.
Apalagi buat pasangan yang tidak muda lagi. Disesaki dengan banyak urusan keluarga yang membutuhkan kesempatan untuk sekedar berbagai uneg-uneg. Apalagi yang punya anak, dengan segudang masalah yang makin kompleks saat ini.
Jadi disela rutinitas bisa meluangkan waktu bersama dalam sehari yang singkat bisa menjadi obat penenang jiwa yang luar biasa dalam kejenuhan diantara kesibukan berburu materi dan mengurus keluarga.
Kedua;Â Buat kontak mata
Meski bukan pasangan muda lagi, tak ada salahnya saat sedang menghabiskan waktu bersama pasangan, perhatian melalui kontak mata. Ini bisa menimbulkan perasaan bahagia dan membuat pasangan merasa diperhatikan.
Ketiga;Â Menerapkan active listening love language quality time
Apa lagi ini ya? Active listening ternyata salah satu bentuk cinta yang bisa kita lakukan bersama pasangan dengan tipe quality time.
Tapi, kemampuan ini bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Ada kalanya kita tanpa sadar justru memikirkan pendapat kita sendiri daripada mendengarkan cerita pasangan kita.
Padahal, seringkali orang yang sedang bercerita hanya butuh dipahami dan empati, tak menuntut perubahan atas situasi yang mereka alami. Pasangan hanya butuh ruang bicara dan didengarkan.
Apa persisnya yang bisa memudahkan melakukan active listening? Berusaha untuk fokus pada cerita yang sedang kita dengar dari pasangan, yakinkan bahwa kita berempati dan tertarik atau paham dengan ceritanya.Â
Bayangkan kita dalam situasi yang sama. Tak perlu mendebat atau memberi komentar, kecuali diminta, dan akan lebih baik hanya menjadi pendengar yang baik.
Ini sesuatu yang sering kita alami dalam kejadian sehari-hari bersama pasangan, karena sebenarnya ia hanya membutuhkan perhatian dan bukan komentar apalagi "protes".Â
Namun dalam praktiknya apalagi pasangan yang dipenuhi dengan tekanan pekerjaan, membuat kita sering tidak tahan untuk berkomentar yang justru bisa membuat mood pasangan kita yang sedang sekedar curhatan menjadi kesal.
Keempat;Â Batasi kemungkinan distraksi
Bayangkan jika sedang ada yang curhat dicuekin dan hanya mendapat respon sekedarnya. Seolah curhatan pasangan hanya menjadi gangguan.Â
Meskipun dilakukan tanpa sadar, tapi ternyata bisa sangat menyakitkan. Sehingga pasangan akhirnya memilih untuk tak berkomunikasi, justru hubungan malah jadi buruk.
Inilah mengapa salah satu alasan saat berkomunikasi dengan pasangan kita disarankan untuk menjauhkan diri dari ponsel untuk sejenak.
Dan pada akhirnya meskipun pasangan tak lagi muda sekalipun, membuat rencana bersama yang sederhana seperti makan bersama di tempat favorit meski seminggu sekali pun bisa menumbuhkan kembali "rasa" yang semakin berkurang di dera kesibukan dan kesulitan hidup yang semakin melilit di masa sulit.
Sekadar menonton film di rumah saja sudah bisa menjadi sebuah rencana seru bersama pasangan. Apalagi bisa nonton bareng di luar.Â
Ternyata bagi yang menyimpan bahasa cinta ini, kehadiran pasangan itu menjadi begitu berharga, apalagi dalam masa sulit. Lebih dari sekadar kata-kata cinta, hadiah, sentuhan, atau tindakan-tindakan lain, waktu bersama menjadi sebuah "kebutuhan" dan kejutan dalam hidup kita sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H