Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Love Language Tak Cukup hanya Dikatakan pada Pasangan, Mana Buktinya?

29 Februari 2024   15:46 Diperbarui: 1 Maret 2024   21:06 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu saja ini sesuatu yang sangat jamak dibutuhkan sebagai cara mengungkapkan cinta melalui love language quality time.

Membiasakan memulai dan menutup hari dengan melakukan kegiatan bersama pasangan bisa bikin hubungan makin erat.

Bahkan sekadar minum kopi atau sarapan pagi bisa membuat kita bisa punya peluang saling berbagi cerita. Apalagi ketika malam hari, ketika memanfaatkan waktu sebelum tidur untuk mengobrol.

Kualitas komunikasinya itu yang penting, bukan pada kuantitas. Meski waktu yang singkat, tapi ini bisa membuat hubungan pasangan semakin erat.

Apalagi buat pasangan yang tidak muda lagi. Disesaki dengan banyak urusan keluarga yang membutuhkan kesempatan untuk sekedar berbagai uneg-uneg. Apalagi yang punya anak, dengan segudang masalah yang makin kompleks saat ini.

Jadi disela rutinitas bisa meluangkan waktu bersama dalam sehari yang singkat bisa menjadi obat penenang jiwa yang luar biasa dalam kejenuhan diantara kesibukan berburu materi dan mengurus keluarga.

Kedua; Buat kontak mata

Meski bukan pasangan muda lagi, tak ada salahnya saat sedang menghabiskan waktu bersama pasangan, perhatian melalui kontak mata. Ini bisa menimbulkan perasaan bahagia dan membuat pasangan merasa diperhatikan.

Ketiga; Menerapkan active listening love language quality time

Apa lagi ini ya? Active listening ternyata salah satu bentuk cinta yang bisa kita lakukan bersama pasangan dengan tipe quality time.

Tapi, kemampuan ini bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Ada kalanya kita tanpa sadar justru memikirkan pendapat kita sendiri daripada mendengarkan cerita pasangan kita.

Padahal, seringkali orang yang sedang bercerita hanya butuh dipahami dan empati, tak menuntut perubahan atas situasi yang mereka alami. Pasangan hanya butuh ruang bicara dan didengarkan.

Apa persisnya yang bisa memudahkan melakukan active listening? Berusaha untuk fokus pada cerita yang sedang kita dengar dari pasangan, yakinkan bahwa kita berempati dan tertarik atau paham dengan ceritanya. 

Bayangkan kita dalam situasi yang sama. Tak perlu mendebat atau memberi komentar, kecuali diminta, dan akan lebih baik hanya menjadi pendengar yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun