Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Dari Komik Turun Ke Hati, Cara Mudah Menemukan Motivasi Atasi Keterbatasan Diri

18 Januari 2024   21:22 Diperbarui: 21 Januari 2024   23:19 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maya Kitajima, gadis itu begitu polos, seratus delapan puluh derajat beda dengan Ayumi Himekawa, "saingan" abadinya dalam komik besutan Suzue Miuchi, ketika harus memperebutkan peran legendaris "Bidadari Merah" .

Gadis miskin itu punya bakat ber-teater yang luar biasa. Kekuatan keyakinan dirinyalah yang tak pernah membuatnya menyerah. Dengan kehadiran sosok misterius Si Mawar Ungu yang selalu membangun ulang motivasinya. 

"Ceritanya Mirip Oshin," Kisah gadis miskin yang bermental baja, tak pernah menyerah, kata sutradara Yukio Ninagawa ketika suatu saat diwawancara dan dimintai pendapatnya tentang komik ini.  Tapi setelah membacanya lebih serius, ternyata Topeng Kaca menyimpan banyak kejutan plot dan kekuatan motivasi yang luar biasa.

68345-ilustrasi-wanita-jepang-yang-termasuk-nihon-sandai-bijin-pixabaylyu-jackson
68345-ilustrasi-wanita-jepang-yang-termasuk-nihon-sandai-bijin-pixabaylyu-jackson

Komik dan Kekuatan Motivasi

Saya menemukannya di rak pustaka rumah di bagian paling bawah, karena memang sudah lama sekali komik ini saya koleksi, dan kini beralih kepemilikan menjadi koleksi anak saya, lungsuran dari saya setelah semuanya habis dibaca.

Komik ini menarik karena memberi kekuatan dari setiap episode yang diterbitkan. Setiap edisi selalu berisi pertentangan, persaingan antara Maya dan Ayumi. 

Masing-masing tokoh memiliki latar belakang hidup yang kemudian menjadi  dasar di empunya cerita untuk membangun kekuatan motivasi.

Bahwa kekuatan bakat dan kegigihan Maya Kitajima, pada akhinya dapat mengalahkan kelemahan dan "keterbatasan" dirinya. Kemiskinan, latar belakang kondisi orang tua, tak melemahkan Maya untuk tetap kuat menghadapi Ayumi yang lahir sebagai bangsawan dengan segala yang dia punya.

Inilah salah satu kunci daya tarik kita bisa mengambil pembelajarannya  dalam setiap "pertarungan" yang mengadu antara kekuatan motivasi dan keterbatasan diri kita.

Jika seseorang memiliki bakat, namun ketika mengalami kegagalan tak bisa bangkit, ia tkluk pada keterbatasan dirinya dan mengabaikan kekuatannya.

Kekuatan dalam diri, dan komitmen itulah yang membantunya kembali berdiri.

Jangan biarkan apapun menghentikanmu, begitu kata Anthony Dio Martin. 

Ilustrasi gadis komik jepang sumber gambar srikandinews.com
Ilustrasi gadis komik jepang sumber gambar srikandinews.com

Anthony pernah mengisahkan tentang Erik Weihenmayer, seorang bocah yang di usia 13 tahun mengalami kebutaan permanen. Ia jatuh, ia putus asa, tapi kemudian dilawannya. Erik yang dikenal suka berkeliling dunia itu, tak mau membiarkan musibah kebutaannya menjadi penghalangnya.

Di sepanjang kisah terbaik hidupnya, Erik kemudian tercatat sebagai salah satu dari orang-orang hebat yang berhasil melawan "keterbatasannya" yang disebabkan oleh cacat tubuh.

Erik tercatat sebagai satu-satunya orang buta di dunia yang berhasil mencapai puncak tertinggi di dunia, Mount Everest!. 

Komik pun ternyata juga bisa memberi kita hikmah dan pembelajaran!

3 Hal yang Sering Membuat Kita Stop!

Pertama; Ucapan dan Sikap Kita Sendiri

" Sepertinya saya pasti gagal, semuanya tak mungkin saya dapat". Mungkin pernah kita men-sugesti pikiran dan tindakan kita dengan kata-kata kita sendiri ketika sedang mengalami tekanan.

Ketika dorongan itu kita lumpuhkan sendiri, maka otak tak bisa lagi menggerakkan kekuatan dan motivasi yang kita miliki.

Akibatnya meskipun sebenarnya kita bisa dan memiliki kekuatan, tapi justru kata-kata kita sendiri yang melemahkannya. Jadi hal pertama yang bisa melumpuhkan kekuatan kita adalah, kata-kata atau ucapan dari diri sendiri.

Kata-kata kita menjadi musuh yang menghentikan mimpi kita sendiri.

Kedua; Ucapan, Sikap dari Orang Lain

"Sudahlah, menyerah saja, tak mungkin kamu bisa", jika kita mendengar  kata orang, tapi tak meyakini kekuatan kita sendiri, kita bisa termakan  sugesti orang lain.

"Sudah dapat jabatan bagus, kok mau pindah, buka bisnis sendiri, kamu nggak akan sanggup, pasti gagal!. Tak sedikit sugesti yang melemahkan bisa berasal dari orang lain di sekeliling kita. 

Apalagi ketika kita bekerja di kantoran,  bersekolah, dengan begitu banyak "pesaing", atau orang lain yang tak mengharapkan kita berhasil. Tekanan itu akan menjadi bumerang bagi diri sendiri jika dituruti.

Ketiga; Ucapan, Sikap dari Orang yang Punya Otoritas

Meskipun orang dengan profesi tertentu dapat menjadi rujukan kita, namun tak selamanya mereka dapat kita jadikan rujukan sepenuhnya. Ada kekuatan dari dalam diri kita sendiri yang juga bisa membantu kita memutuskan.

Thomas Alva Edison pernah di anggap bodoh karena selalu mempertanyakan jawaban gurunya, namun kemudian dikenal sebagai penemu banyak inovasi sains. Bayangkan jika Thomas hanya mendengar suara orang lain, tak mau mendengar suara hatinya. 

Begitu juga Bill Gates pemilik perusahaan perangkat lunak, Microsoft Corp. Apa jadinya jika Gates menyerah setelah diledek bodoh karena Bill Gates gagal menyelesaikan kuliahnya di Harvard dan harus di DO alias Drop-Out.

Ilustrasi gadis jepang sumber gambar liputan6.com
Ilustrasi gadis jepang sumber gambar liputan6.com

5 Tips untuk Antisipasinya

Jika kita ingin melakukan sesuatu seperti keinginan kita, lawan gangguan dari diri sendiri, orang lain, dan bahkan orang lain yang punya otoritas, cobalah untuk melakukan beberapa hal seperti diilhami karakter tokoh komik Suzue Miuchipara,  gadis kecil bernama Maya Kitajima yang luar biasa.

Pertama; Cobalah untuk menantang diri kita sendiri. "Jika memang sesuatu itu tak bisa kita lakukan, mengapa kita tak berusaha untuk mencobanya dulu". Orang lain mungkin bisa mengatakan tidak mungkin, tapi bisa jadi kita memiliki kekuatan dan motivasi tersembunyi, dan kita bisa.

Kedua; ciptakan skenario. "Bagaimana jika saya mencobanya, dan siapa tahu berhasil". Kita sendiri yang memahami bagaimana kekuatan yang kita miliki, sehingga kita sendiri juga yang bisa memutuskan apa tindakan terbaik kita.

Ketiga; Mencobanya, "Bukankah lebih baik mencobanya, daripada menyerah sebelum berbuat", kita pasti sering mengucapkan kata-kata itu untuk diri kita sendiri, juga pada orang lain ketika memotivasi.

Keempat; Mencari Opini Lain, jika ada yang berusaha untuk mematahkan semangat kita, dengan mengatakan  hal yang akan kita lakukan tidak mungkin, cobalah mencari  pendapat lain yang berbeda yang positif bisa mendukung kita.

Kelima; Membuktikan sebaliknya, ketika orang bersikeras mengatakan tidak bisa, rasakan kepuasannya ketika justru bisa membuktikan sebaliknya.

Ini menjadi pembelajaran penting bahwa ada kalanya keputusan kita sendiri adalah kekuatan yang kita dasarkan pada keyakinan dan kapasitas yang kita miliki. Semoga kita menjadi semakin baik di tahun mendatang.

Karena kita sebenarnya hidup dalam 3 fase, masa lalu (pembelajaran), masa kini (kenyataan), dan masa depan (harapan). Setiap bagian bisa menjadi hikmah.

Bayangkan jika Bill Gates tak mengikuti kata hatinya, mungkin ia bukan si penemu Microsoft, bisa jadi orang lain yang menemukannya. Bahwa kita sendirilah yang bisa menyadari kekuatan yang kita miliki.

Belajar Hikmah dari Komik Suzue Miuchi, Meresapi 5 Kekuatan Motivasi, Melawan 3 Keterbatasan Diri

Semoga bermanfaat!.

referensi: 1,2,3,4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun