Langkah Pertama; Jadilah Bagian dari Kebahagiaan Sahabat yang MenikahÂ
Ketika sahabat adik satu "klub" sejak mereka di sekolah dasar hingga ke kuliahan menikah, mereka tetap menjalin hubungan silaturahmi yang baik. Ketika teman menikah duluan, mereka saling support memberikan dukungan dan bantuan,
Berusaha menjadi bagian dari kebahagiaan sahabatnya, tanpa merasa berkecil hati karena merasa "ditinggalkan".Â
Bagaimanapun, meski sebuah pernikahan direncanakan, tetap saja akan kembali kepada problem yang dihadapi oleh masing-masing pasangan yang juga akan sampai ke jenjang menikah.
Justru dalam situasi tersebut, teman yang sudah menikah atau menikah duluan menjadi supporting bagi teman lainnya, dengan memberi dukungan moril maupun "materil" jika memungkinkan. Bukan justru menjadi "kompor".Â
Tentu mereka telah saling memahami bagaimana situasi yang dihadapi oleh masing-masing orang.
Langkah Kedua; Tetap Menjaga Hubungan Baik
Meskipun sahabat telah memiliki pasangan dan memiliki privasi, serta bisa menyebabkan hubungan tak lagi sebebas dulu, namun tetap menjaga hubungan baik dengan teman yang telah menikah dapat menjadi bentuk dukungan mental yang positif.
Perlahan tapi pasti pengalaman sahabat yang telah menikah dapat menjadi stimulan yang memotivasi sahabat lainnya untuk bersiap.Â
Bentuk dukungan dengan meluangkan waktu sesekali bisa berdampak positif pada banyak hal, termasuk menjadi bentuk dukungan psikologis, bahwa menikah tak serta merta membuat seseorang tak lagi punya waktu luang dan kebebasan seperti dulu.
Pengalaman tentang kekhawatiran ketika masuk dalam kehidupan pernikahan juga bisa menjadi "cerita' positif yang dapat didengarkan.Â