"Nanti kita nikahnya janjian ya, siapa duluan lainnya menyusul, jangan kelamaan", itu kata adik saya ketika hendak menikah dulu. Seolah menikah seperti bersiap mau jalan-jalan.
Beruntung teman-temannya kompak, tak berselang lama setelah satu anggota perkumpulan persahabatan itu menikah, yang lainnya menyusul, kebetulan juga tak berjauhan, jadi tak ada yang merasa berkecil hati.
Fase yang Berganti
Memang benar bahwa, ketika kita mendapat kabar anggota keluarga yang mungkin sebaya akan menikah, atau sahabat satu sekolah atau satu kampus, akan sedikit banyak "menyenggol" psikologis seseorang.
Artinya bahwa ditinggalkan teman yang menikah memang bagian dari perubahan fase atau tahapan kehidupan yang memang harus atau akan dijalani seseorang.
Dulu sendiri dan tinggal dengan orangtua, seiring bertambah kedewasaan kita kita harus memikirkan kehidupan kita yang lebih mandiri dan berharap bisa mencari pasangan hidup yang dapat diajak menjadi teman hidup dan membentuk sebuah keluarga baru sebagai cara kita mewujudkan dan mengeksplorasi rasa tanggung jawab yang kita miliki.
Memiliki keluarga kecil seperti orang lain, terutama memiliki dan memilih pasangan. Ini adalah wujud dari tahapan baru kehidupan sosial kita.Â
Pada akhirnya masing-masing orang akan memiliki jalan hidupnya sendiri-sendiri tak bisa selalu dalam bentuk pertemanan yang bebas, seperti saat remaja.
Sehingga kekhawatiran akan berpisah, ditinggal teman, merasa kecil hati karena teman duluan menikah, atau malah sahabat tapi menikah, seperti dalam film-film.
Saat di fase tersebut akan menjadi saat penuh problematik pada setiap orang yang berbeda-beda solusinya.
Ada teman saya yang kalau ditanya, "kapan menikah?", selalu dijawab dengan enteng,"Maybe Mei nanti lah, habis belum ada kepastian, Mei be "Yes", Mei be "No", katanya lagi.
Semua hanya cara untuk "menyenangkan dan menenangkan" perasaan yang galau karena mendapati teman-temannya mulai beranjak masuk ke fase lain, sementara dirinya masih belum bisa memutuskan, atau malah masih sendiri.
Mungkin setelah seseorang mengunjungi temannya yang menikah ia harus mulai memikirkan 3 hal. Pertama;Â berusaha untuk menjadi bagian dari kebahagiaan orang yang menikah. Kedua; tetap menjaga hubungan baik, dan Ketiga:Â yang terpenting mulai membuat resolusi untuk diri sendiri, tanpa harus panik.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!