Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Orang Tua Wajib Lakukan 4 Langkah Antisipasi Ini, Jaga Anak dari Ancaman Bahaya Timbal

12 Januari 2024   12:11 Diperbarui: 17 Januari 2024   16:09 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

artikelku ke #100 [akhirnya!]

"Suatu hari saya membeli sebuah mobil balap kecil berwarna kuning cerah, terbuat dari kayu, harganya 99 sen. Keinginan itu muncul hanya karena dorongan hati ingin menyenangkan cucu saya yang berusia 18 bulan. Ia pasti akan menyukainya.

Bersamaan dengan itu, saya mendengar berita bahwa pengujian terhadap 1.200 jenis mainan dari berbagai toko-termasuk toko dimana saya membeli mainan--mengungkapkan bahwa sebagian besar mengandung kadar timbal dalam berbagai tingkatan. Saya tidak tahu apakah warna cerah mobil mainan yang saya beli juga mengandung timbal atau tidak. 

Namun yang pasti nanti akan mendarat di mulut cucu saya. Kini setelah beberapa bulan, mainan itu masih tersimpan di meja saya, tak jadi saya berikan."

Ilustrasi mainan anak sumber gambar rupa-rupa
Ilustrasi mainan anak sumber gambar rupa-rupa

Ilustrasi anak dan mainannya sumber gambar temponews
Ilustrasi anak dan mainannya sumber gambar temponews

Kisah pengalaman itu ditulis sendiri oleh Daniel Goleman, dalam pengantar buku Ecological Intelligence (kecerdasan ekologis) saat mengungkap rahasia dibalik produk-produku yang kita beli.

Orang ada yang menyebut timbal dengan timbel. Di pelajaran kimia, kita mengenal timbal (Pb) sebagai salah satu unsur golongan IVA yang merupakan unsur logam berwarna abu-abu kebiruan, mempunyai kerapatan yang tinggi, mempunyai massa atom 207,2 sma, nomor atom 82, dengan titik lebur 600,65°K dan titik didih 2023°K. Larut dalam HNO3 pekat, sedikit larut dalam HCl dan H2SO4 encer pada suhu kamar.

Timbal biasanya dipakai untuk pembuatan baterai, produk-produk logam seperti amunisi, pelapis kabel, pipa Polyvinyl Chloride (PVC), solder, bahan kimia dan pewarna, seperti cat tembok. Inilah mengapa timbal bisa menjadi bahan "berbahaya"bagi kita terutama anak-anak.

Ada sebuah temuan menarik dari hasil studi ”Rapid Market Screening (RMS)” Pure Earth terhadap lebih dari 5.000 sampel barang konsumsi dan produk makanan di 25 negara berpenghasilan rendah dan menengah menemukan tingkat prevalensi kandungan timbal yang melebihi baku mutu.

Nah, kandungan tinggi tersebut ternyata ditemukan antara lain pada peralatan makan berbahan logam (52 persen), peralatan makan keramik (45 persen), berbagai jenis cat (11 hingga 48 persen), mainan (13 persen ), dan kosmetik (12 persen).

Jadi, meskipun timbal tidak terlihat dengan mata telanjang dan tidak berbau, paparan timbal dapat membahayakan kesehatan anak. 

Ilustrasi anak bermain dengan mainan yang mungkin mengandung cat timbal sumber gambar BP Guide
Ilustrasi anak bermain dengan mainan yang mungkin mengandung cat timbal sumber gambar BP Guide

Balita dan Mainan

Anak kecil cenderung memasukkan tangan, mainan, atau benda lain―yang mungkin terbuat dari timah atau terkontaminasi timah atau debu timah―ke dalam mulutnya. Inilah yang menjadi kekuatiran kita yang utama.

Jadi kalau kita memiliki anak kecil di rumah, harus dipastikan anakkita tidak memiliki akses terhadap mainan, perhiasan, atau barang lain yang mungkin mengandung timbal.

Apalagi selama liburan kemarin mungkin banyak anak yang dibelikan mainan oleh orang tuanya, sebagai hadiah saat musim liburan. Ternyata beberapa jenis mainan, terutama mainan impor, mainan antik, dan perhiasan mainan dikuatirkan mengandung timbal.

Timbal umumnya bisa ditemukan pada cat, logam, dan bagian plastik pada beberapa mainan dan perhiasan mainan, dan barang koleksi antik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun