Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Orang Tua Wajib Lakukan 4 Langkah Antisipasi Ini, Jaga Anak dari Ancaman Bahaya Timbal

12 Januari 2024   12:11 Diperbarui: 17 Januari 2024   16:09 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak bermain dengan mainan yang harus diwaspadai dari bahaya timbal sumber gambar indotren.com

Ilustrasi bahaya timbal pada mainan anak sumber gambar hai bunda
Ilustrasi bahaya timbal pada mainan anak sumber gambar hai bunda

Bahaya Timbal Ancaman Kesehatan Anak

Pertama; Bahaya dari Lingkungan, Rumah dan Mainan

Jika anak kita terpapar timbal berisiko tinggi, maka ia akan  mengalami gangguan kesehatan serta tumbuh kembangnya. Pusat Riset Kesehatan Lingkungan dan Okupasi Indonesian Medical Education and Research Institute Universitas Indonesia (IMERI UI) bersama dengan Yayasan Pure Earth Indonesia, menemukan kadar timbal pada darah yang berbahaya pada sebagian anak.

Temuan ini menjadi kekuatiran kita apalagi ketika faktanya kajian itu menyebutkan, 89 persen dari 564 anak memiliki kadar timbal pada darah yang melebihi ambang batas aman yang ditetapkan oleh WHO sebesar 5 mikrogram per desiliter. 

Bahkan, 4 persen memiliki kadar timbal darah yang harus mendapatkan terapi, yakni lebih dari 45 mikrogram per desiliter.Tingginya kadar timbal darah pada anak-anak berasal dari tanah dan debu. 

Selain itu ada hubungan signifikan kadar timbal darah pada ayah dan anak yang bekerja di area yang lingkungannya berhubungan dengan timbal.

Faktor penguat rentannya anak-anak terpapar timbal karena anak-anak sangat mudah memasukkan tangan ke dalam mulut. Terutama ketika bermain atau menggunakan mainan yang berbahan baku timbal.

Kontaminasi paparan timbal bisa berdampak buruk bagi kesehatan serta tumbuh kembang anak. Timbal dapat menyebabkan penurunan kecerdasan, gangguan perilaku, dan masalah belajar.

Anak yang terpapar timbal bisa berisiko jangka panjang mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung, gangguan ginjal, gangguan imunitas, serta gangguan sistem reproduksi. Selain itu paparan timbal berisiko menyebabkan anemia karena dapat mengganggu pembentukan sel darah merah dalam tubuh.

Pencegahan yang paling mudah dapat dilakukan adalah membangun kesadaran dan pemahaman baik di masyarakat. Misalnya dengan mencuci tangan sebelum makan, dan menggunakan alas kaki saat bermain di luar rumah. Serta memastikan anak mendapatkan gizi seimbang.

Banyak orang tua yang berprofesi sebagai pekerja yang berisiko terpapar langsung dari peralatan berbahan timbal karena saat bekerja tidak menggunakan alat pelindung diri.

Termasuk kebiasaan tidak langsung mengganti pakaian yang digunakan saat berada di rumah dan berinterkasi dengan anak. Padahal paparan timbal yang menempel di baju bisa berisiko terhirup atau bersinggungan dengan anak-anak di rumah.

Ilustrasi anak bermain di ruang publik sumber gambar depositophoto
Ilustrasi anak bermain di ruang publik sumber gambar depositophoto

Kedua; Bahaya Dari Cat di Fasilitas Publik

Mungkin tak pernah terbayangkan jika banyak fasilitas di ruang publik ternyata menggunakan cat yang terpapar timbal. Tingginya penggunaan cat dengan kadar timbal melebihi ambang menjadikan jutaan anak-anak Indonesia terpapar logam berat.

Bahkan fakta yang mengejutkan adalah sedikitnya 33 juta anak usia emas di Indonesia berisiko terpapar timbal dari cat warna cerah yang banyak digunakan di fasilitas pendidikan, tempat penitipan anak, taman bermain, dan taman-taman kota. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun