Artinya bahwa selain bertemu orang lain, bercermin pada kisah hidup sendiri juga dapat menghasilkan banyak ide. Makanya ada buku otobiografi, kisah sukses, On Top, Youth Leader, karena idenya dari orang lain dan dari kisah diri sendiri.
Diri kita bahkan bisa menyimpan kisah yang komplek, misalnya jika kita pernah mengalami quarter life crisis dengan segala kehebohan di dalamnya. Atau mungkin fenomena Baby blues saat melahirkan anak pertama. Konflik keluarga (ini ide bagus tapi tak perlu dibagikan, akan jadi drama atau gosip di instagram dan tiktok--seperti kisah pramugari dan pilot yang viral itu).
Kelima; Buat Playlist untuk Menulis atau Buku Ide?
Beragam cara bisa dipilih. Saya dulu juga terbiasa menyimpan list daftar hari penting dalam setahun, tujuannya ya untuk bisa mempersiapkan artikel sesuai momentum hari penting tersebut. Sederhana idenya, tapi bisa memudahkan lahirnya tulisan saat buntu pikiran.
Atau menyimpan lagu-lagu koleksi sebagai pengantar saat menulis. Memang sih, ada juga penulis yang bisa menulis sambil mendengarkan lagu, ada juga yang tidak. Atau ide dari lagu juga bisa menginspirasi. Kalau kita bisa, coba buat playlist berisikan lagu yang menggambarkan tema besar tulisan kita itu.
Katakanlah ada satu lagu yang sangat menyentuh, lalu kita gunakan untuk ide menulis sebuah cerita dari lagu tersebut.Â
Ada sebuah buku menarik karya penulis muda brilian, asal Bandung, Brian Khrisna yang judulnya semua diambil dari judul lagu, keren sekali puisinya dan tulisannya.
Keenam; Mencari Kutipan Inspiratif
Pengalaman seorang wartawan yang saya tulis dalam artikel Mengenang "Sang Maverick", Membaca Pemikiran Kritis Rizal Ramli dari Literasi berdasarkan kisahnya ketika bertemu mendiam Rizal Ramli dan diberi sebuah buku menarik.
Seperti dituturkan oleh Yayat R. Cipasang dalam sebuah esai Obituari: Hadiah Buku dari Rizal Ramli (03/01/2024). Ketika pada suatu hari ia diberi buku berjudul "Quotations" terbitan salah satu koran tertua di Inggris The Times oleh RR. Buku yang mengoleksi ucapan dan kata-kata bijaksana tokoh, filsuf, wartawan, budayawan hingga negarawan.
Rupanya RR saat itu terkesan dengan Yayat yang tengah mematung dan memelototi buku koleksinya. RR yang selalu respek dengan wartawan, tiba-tiba membuka lemarinya. "Saya punya lima copy, ini satu untuk Anda," RR menyodorkan buku setebal 788 halaman untuk Yayat ketika itu.
"Kenapa tulisan (kolom) Goenawan Mohamad bagus, dia sering mengutip dari buku ini. Dulu saya temukan buku seperti ini di apartemennya," kata RR ketika itu. Dan pemberian buku hadiah RR itulah yang kemudian membuat Yayat terus berlatih menulis esai dan kolom.
Bahkan penulis hebat seperti Goenawan Muhammad menggunakan "quotation" untuk menghasilkan karya Caping-Catatan Pinggir yang legendaris itu.