Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Maaf, Tempat Sampah Tak Seluas Lapangan Tugu Darussalam!

10 Januari 2024   08:51 Diperbarui: 10 Januari 2024   14:13 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ramainya pengunjung di taman tugu darussalam sumber gambar pasangmata.com

Sore itu semua sudut Taman Lapangan Tugu Darussalam dipenuhi pengunjung. Seorang mahasiswi terlihat menekuni laptopnya dengan santai disudut taman.

Seorang ayah terlihat bermain bola dengan bocah lelaki kecilnya, sementara si ibu duduk menikmati makanan kecil sambil sesekali menyuapi batita yang  ada di pangkuannya.

Di sudut lain lapangan sekelompok mahasiswa sedang berdiskusi dengan santai dan asyik, sedangkan di hampir seluruh lapangan dipenuhi anak-anak dan remaja yang sedang berolahraga sore.

Sejak pandemi berlalu, salah satu kegiatan baru yang menjadi rutinitas menarik di kampus adalah dimanfaatkannya lapangan tugu Darussalam sebagai salah satu ruang untuk berekreasi, bersantai para mahasiswa dan keluarga-keluarga yang tinggal di sekitaran kampus dan kampung-kampung yang melingkupinya.  

Dulu kebiasaan itu bisa terbilang langka, meskipun di luar negeri kebiasaan itu justru menjadi rutinitas yang sangat umum dan familiar.

Awalnya ruang terbuka hijau di kampus terlihat mulai ramai, ketika menjadi alternatif orang untuk bisa bertemu, sambil menjaga jarak dan bisa bertemu di ruang yang tidak tertutup. 

Dan dari kebiasaan itu, para mahasiswa ketika membuat tugas dan berdiskusi  atau saat orientasi mahasiswa baru, mulai menggunakan taman-taman sebagai tempat acara yang mudah dijangkau dan gratis serta menawarkan kenyamanan suasana dengan pemandangan deretan cemaranya yang hijau.

Ilustrasi ramainya pengunjung di taman tugu darussalam sumber gambar pasangmata.com
Ilustrasi ramainya pengunjung di taman tugu darussalam sumber gambar pasangmata.com

Tapi sayang, cobalah amati saat sore hari ketika lapangan tugu dan tempat lainnya ditinggalkan pengunjungnya, sampah-sampah berserakan memenuhi semua bagian lapangan tugu dan taman-taman di kampus. 

Padahal sudah tersedia tong-tong sampah. Sampah itu menjadi keprihatinan kita, karena ternyata kesadaran kita untuk hidup bersih di ruang publik masih kurang.

Untuk Apa Ruang Terbuka Hijau Kita?

Seorang kenalan yang sedang bersekolah di luar negeri bercerita jika RTH adalah sebuah kebutuhan yang harus ada di sebuah wilayah perkotaan, atau areal kampus seperti Darussalam. 

Kala akhir pekan, dan  saat libur kuliah digunakannya besama keluarga kecilnya bermain ditaman. Umumnya taman disana dilengkapi dengan bangku-bangku taman dan ruang bermain yang terjaga. Bahkan beberapa di lengkap pustaka mini.

suasana RTH di tugu darussalam banda aceh sumber gambar pikiran rakyat
suasana RTH di tugu darussalam banda aceh sumber gambar pikiran rakyat

Ruang Terbuka hijau (RTH) adalah salah satu ruang terbuka (open spaces) yang memang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan tempat pertemuan atau kegiatan bersama di udara terbuka. Ruang menjadi tempat tumbuh tanaman serta pohon-pohon secara alamiah atau sengaja ditanam.

Keberadaan RTH telah diatur dalam Peraturan pemerintah Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Kebutuhan RTH di suatu daerah harus memenuhi sekian persen dari luas keseluruhan lahan. 

Penataan ruang memberikan aturan 30% wilayah kota harus berbentuk RTH yang terdiri atas 20% publik serta 10% pribadi. RTH publik dimiliki serta dikelola oleh pemerintah daerah kota atau kabupaten untuk dimanfaatkan oleh masyarakat.

Untuk wilayah Darussalam dan sekitarnya, RTH yang bersifat publik yaitu Lapangan Tugu Darusslam, lapangan bola kampus, sabuk hijau (green belt) yang berada di sekitar sungai Lamnyong, pemakaman, serta taman-taman yang berada di dalam kampus.

Selain RTH yang bersifat pribadi juga ada RTH yang dimiliki  atau dikelola oleh institusi atau perseorangan. Selain untuk keindahan juga untuk fungsi kebun atau taman.

Mengapa ruang terbuka hijau publik menjadi kebutuhan yang semakin harus diperhatikan?. Tentu saja ini ada kaitannya dengan perubahan alam. Banda Aceh dalam sepuluh tahun lalu, mungkin hanya memiliki  100.000 kendaraan, sehingga kemacetan menjadi sesuatu yang jarang.

Tapi kini, saat jam sibuk (traffic jam), kendaraan tumpah ruah di jalan, menumpuk pada  titik tertentu, sehingga sejak pintu gerbang Kampus Darussalam hingga ke arah Lamnyong sudah mulai padat.

Begitu juga wilayah Jambo tape, Simpang Lima menjadi kawasan macet pada jam sore hari ketika sebagian besar pekerja pulang dari kantor.

Luasan kota Banda Aceh, begitu Kota Pelajar Mahasiswa (Kopelma ) Darussalam tidak bertambah, namun bangunan dan kendaraan yang ada didalamnya terus bertambah seiring waktu. 

Maka kebisingan, polusi juga tidak terhindarkan. Begitu juga alih fungsi  taman, dan ruang-ruang hijau di kampus menjadi tambahan gedung-gedung perkuliahan baru. 

Kawasan Sektor Barat dan Sektor Timr dulu, sangat hijau dan asri, namun kini telah digantikan bangunan baru perkuliahan.

Ilustrasi taman yang nyaman untuk rekreasi dan belajar sumber gambar pikiran rakyat
Ilustrasi taman yang nyaman untuk rekreasi dan belajar sumber gambar pikiran rakyat

RTH dan Kepedulian Menjaganya

Sebuah catatan dari seorang penulis buku tentang RTH, Joga menyebutkan bahwa; Satu hektar ruang teduh (RTH) mampu menetralisir 736.000 liter limbah cair hasil buangan 16.355 penduduk; menghasilkan 0.6 ton oksigen untuk konsumsi 1.500 penduduk per hari; menyimpan 900 m3 air tanah per tahun.

Mentransfer air 4.000 liter per hari atau setara dengan pengurangan suhu hingga delapanderajat Celcius, atau setara lima unit alat pendingin udara berkapasitas 2.500 Kcal/20 jam; meredam kebisingan 25-80 persen; dan mengurangi kekuatan angin sebanyak 75-80 persen.

Lahan seluas 1.600 m3 dengan 16 pohon berdiameter tajuk 10 m mampu menyuplai oksigen sebesar 14.000 liter per orang. Setiap jam, satu hektar daun-daun hijau dapat menyerap 8kilogram CO2, setara CO yang dihembuskan oleh nafas manusia sekitar 200 orang dalam waktu yang sama.

Jika satu liter O2 hanya dihargai Rp. 100,- maka sebatang pohon menghemat biaya oksigen sebesar Rp. 1.400.000 per hari, Rp. 42 juta per bulan, dan Rp.511 juta per tahun per orang.( Hestin Mulyandari; 151).

Tidak saja hanya berfungsi secara ekologis sebagai paru-paru kota, menjadi peneduh fisik, membantu dalam penyerapan air hujan, dan menjaga lingkungan kota tetap sehat,  RTH memiliki banyak fungsi lainnya.

RTH juga berfunsgi sebagai ruang sosial budaya, orang bisa bebas beraktivitas. Berkumpul, berkomunikasi, hingga mengekspresikan budaya lokal yang ada.

Kita juga tidak asing ketika RTH seperti tugu Darussalam juga memiliki fungsi ekonomi. Perhatikan saja deretan pedagang di bawah pohon cemara di pinggiran jalan kampus.  

Dan secara estetis perkotaan sebagai area yang vital pada sebuah wilayah, membutuhkan keindahan dan RTH berperan memperindah tampilan kota secara visual, serta RTH menjadi aspek yang indah untuk planologi maupun arsitektur kota.

Dan apa yang dapat kita lakukan, tentu saja membantu menjaga RTH itu, salah satu contoh sederhana adalah berusaha menjaga RTH itu tetap bersih.

Ketersediaan tempat sampah harus dioptimalkan manfaatnya. Kita merasa prihatin dengan kesadaran masyarakat dan para mahasiswa yang masih saja meninggalkan sampah di atas rerumputan hijau di sekitan tugu. 

Karena sekecil apapun kontribusi menjaganya akan membantu kita membangun pola pikir lebih baik, dan membuat RTH kita terus terjaga. 

Jangan jadi Nimbies-Not in my back yard (NIMBY). Jika bukan di rumah, maka bebas membuang sampah!. Yuk mulai cintai bersih dari diri sendiri, sebagai cermin keimanan kita,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun