Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bukan Hanya Soal Logo Segitiga, Mengapa Para Environmentalist Lebih Memilih Tumbler?

5 Januari 2024   20:48 Diperbarui: 8 Januari 2024   13:16 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tumbler. (Foto: KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA via kompas.com)

Alasan kesehatan dan terbatasnya masa pakai botol-botol jenis tertentu itu mungkin menjadi alasan utama agar botol bekas pakai tak disarankan dipakai ulang.

Setiap jenis botol plastik memiliki batas masa pakai terbatas waktunya, faktor apakah botol tersebut aman di pakai ulang sangat tergantung pada jenis plastik yang digunakan untuk membuat botol. 

Kebanyakan botol plastik sekali pakai terbuat dari jenis plastik yang dikenal sebagai polyethylene terephthalate (PET atau PETE). Menurut International Bottled Water Association, botol PET atau PETE aman digunakan kembali hingga batas tertentu. Asosiasi tesebut merekomendasikan konsumen hanya menggunakan kembali botol-botol ini sebanyak satu atau dua kali. 

Artinya bahwa botol minuman sekali pakai, seperti polycarbonate dan polypropylene, tidak disarankan untuk digunakan kembali. Bahan kimia yang menjadi bahan dasarnya berpotensi menyebabkan risiko kesehatan.

Teknisnya yang harus kita ketahui, bahan plastik di dalam botol dapat terurai dan melepaskan bahan kimia seperti bisphenol A (BPA) dan phthalates. Bahan kimia ini telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk ketidakseimbangan hormon dan masalah perkembangan pada anak-anak. 

Apalagi jika botol terkena panas atau dibiarkan di bawah sinar matahari dalam waktu lama, hal ini dapat mempercepat kerusakan plastik, sehingga semakin tidak aman untuk digunakan kembali. 

Sekalipun ada pakar yang membolehkan memakai ulang dengan syarat, tidak digunakan kembali dalam jangka waktu lama, dibersihkan dengan benar atau disimpan di lingkungan yang hangat. Tapi jikalaupun saran itu dijalankan tapi tidak didukung perawatan botol bekas pakai dengan benar, sehingga bisa memancing bahaya baru.

Selain berpotensi menimbulkan risiko kesehatan dari pemakaian kembali botol bekas minuman, ada permasalahan lingkungan yang perlu dipertimbangkan. 

Sehingga, setelah botol tersebut dipakai, sangat penting bagi kita untuk mendaur ulangnya atau menyerahkannya ke bank sampah agar dapat didaur ulang pihak lain.

Artinya meskipun mengisi ulang dan menggunakan kembali botol-botol ini dapat mengurangi jumlah sampah, hal ini tidak mengatasi masalah sampah plastik dan polusi yang lebih besar.

Kini kita dihadapkan pada persoalan baru dampak dari plastik yang makin masif digunakan, yaitu larutnya bahan kimia berbahaya dalam bentuk butiran plastik ke dalam tanah dan air. 

ilustrasi mengumpulkan botol AMDK sumber gambar liputam6.com
ilustrasi mengumpulkan botol AMDK sumber gambar liputam6.com

Mengenal Logo Segitiga 

Meski tak semua orang peduli dan memahami adanya logo segitiga dalam setiap kemasan plastik, namun logo itu sebanrnya sangat penting diketahui agar kita tak gagal paham soal gaya hidup hijau yang kita jalankan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun