Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenang "Sang Maverick", Membaca Pemikiran Kritis Rizal Ramli dari Literasi

3 Januari 2024   15:10 Diperbarui: 4 Januari 2024   10:52 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
buku RR blok perubahan dan Nyala LIlin dalam kegelapan sumber gambar m.bukalapak.com

Dengan keahliannya berbahasa Inggris RR menjadikannya "mata pencaharian" dengan menerjemahkan buku-buku dan makalah berbahasa Inggris. 

Inilah yang membantunya menjadi punya sikap kritis, sejak masih menjadi mahasiswa jurusan Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB). RR juga pernah menjabat posisi penting ketika menjadi presiden Student English Forum (SEF) ITB dan wakil ketua Dewan Mahasiswa (Dema) ITB dari 1976 hingga 1977.

RR juga pernah merasakan lembabnya prodeo ketika di tahun 1978, dipenjara oleh rezim Orde Baru karena mengkritik sejumlah kebijakan pemerintahan Soeharto. Dan ketika akhirnya bebas, RR melanjutkan studinya hingga meraih gelar doktor ekonomi dari Universitas Boston pada 1990.

Ekonom kritis, seperti Laksamana Sukardi, Arif Arryman, dan MS Zulkarnaen adalah rekan dekatnya yang bersama mendirikan ECONIT Advisory Group. Sebagai Managing Director Econit, RR sering mengkritik kebijakan ekonomi Orde Baru, seperti kebijakan mobil basional, pupuk urea, pertambangan Freeport, dan lainnya.

Meski menolak banyak tawaran, pada akhirnya menerima tawaran Gus Dur untuk menjadi kepala Bulog pada 2000. Rizal Ramli selanjutnya menjabat sebagai menko perekonomian, dan menteri keuangan.

RR dalam sebuah flash news sumber gambar RMol.ID
RR dalam sebuah flash news sumber gambar RMol.ID

Buku dan Kisah Tentang Rizal Ramli

Melalui buku-buku yang ditulis oleh banyak tokoh, kita bisa mendapatkan gambaran bagaimana ketokohan RR selama menjabat sebagai pejabat penting dalam pemerintahan.

Bagaimana pemikiran-pemikirannya, dan bagaimana RR mengimplementasikan gagasannya sebagai solusi begitu banyak permasalahan pembangunan di negera kita.

Dalam salah satu buku yang menarik  berjudul, Rizal Ramli Lokomotif Perubahan, karya  Didin Abidin Masud dan Eddy Mulyadi, kita disuguhi banyak pemikiran kritis beliau tentang dalam bentuk langkah strategis dan kebijakan terobosan selama kurun waktu 2000-2001, ketika beliau menjabat posisi penting sebagai Menteri Keuangan era Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Ketika itu RR menyarankan agar Indonesia menempuh jalan baru dalam perbaikan ekonomi agar kesejahteraan bisa dinikmati oleh semua kalangan hingga masyarakat bawah (akar rumput).

Kita juga bisa menemukan pemikirannya yang lebih mendasar, tentang pengetahuannya, wawasannya yang luas dan sisi kepedulian yang RR pelajari dari para tokoh lain yang memiliki idealisme yang sama.

Seperti dituturkan oleh Yayat R. Cipasang dalam sebuah esai Obituari: Hadiah Buku dari Rizal Ramli (03/01/2024). Ketika pada suatu hari ia diberi buku berjudul "Quotations" terbitan salah satu koran tertua di Inggris The Times oleh RR. Buku yang mengoleksi ucapan dan kata-kata bijaksana tokoh, filsuf, wartawan, budayawan hingga negarawan.

Yayat berkisah bahwa, meski tidak kenal dekat namun ia sering masuk daftar dalam beberapa diskusi terbatas yang melibatkan wartawan, termasuk ketika Econit Advisory Group mengeluarkan outlook.

Beberapa prediksi RR tak pernah meleset termasuk krisis ekonomi 97/98 yang berakhir dengan kejatuhan rezim Soeharto.  Beberapa kali Yayat mengikuti diskusi terbatas dengan ilmuwan politik Amerika Serikat  Jeffrey  A. Winters, ekonom Dr. Hendri Saparini yang saat itu masih menjadi Managing Director Econit Advisory Group.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun