Dengan keahliannya berbahasa Inggris RR menjadikannya "mata pencaharian" dengan menerjemahkan buku-buku dan makalah berbahasa Inggris.Â
Inilah yang membantunya menjadi punya sikap kritis, sejak masih menjadi mahasiswa jurusan Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB). RR juga pernah menjabat posisi penting ketika menjadi presiden Student English Forum (SEF) ITB dan wakil ketua Dewan Mahasiswa (Dema) ITB dari 1976 hingga 1977.
RR juga pernah merasakan lembabnya prodeo ketika di tahun 1978, dipenjara oleh rezim Orde Baru karena mengkritik sejumlah kebijakan pemerintahan Soeharto. Dan ketika akhirnya bebas, RR melanjutkan studinya hingga meraih gelar doktor ekonomi dari Universitas Boston pada 1990.
Ekonom kritis, seperti Laksamana Sukardi, Arif Arryman, dan MS Zulkarnaen adalah rekan dekatnya yang bersama mendirikan ECONIT Advisory Group. Sebagai Managing Director Econit, RR sering mengkritik kebijakan ekonomi Orde Baru, seperti kebijakan mobil basional, pupuk urea, pertambangan Freeport, dan lainnya.
Meski menolak banyak tawaran, pada akhirnya menerima tawaran Gus Dur untuk menjadi kepala Bulog pada 2000. Rizal Ramli selanjutnya menjabat sebagai menko perekonomian, dan menteri keuangan.
Buku dan Kisah Tentang Rizal Ramli
Melalui buku-buku yang ditulis oleh banyak tokoh, kita bisa mendapatkan gambaran bagaimana ketokohan RR selama menjabat sebagai pejabat penting dalam pemerintahan.
Bagaimana pemikiran-pemikirannya, dan bagaimana RR mengimplementasikan gagasannya sebagai solusi begitu banyak permasalahan pembangunan di negera kita.
Dalam salah satu buku yang menarik  berjudul, Rizal Ramli Lokomotif Perubahan, karya  Didin Abidin Masud dan Eddy Mulyadi, kita disuguhi banyak pemikiran kritis beliau tentang dalam bentuk langkah strategis dan kebijakan terobosan selama kurun waktu 2000-2001, ketika beliau menjabat posisi penting sebagai Menteri Keuangan era Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Ketika itu RR menyarankan agar Indonesia menempuh jalan baru dalam perbaikan ekonomi agar kesejahteraan bisa dinikmati oleh semua kalangan hingga masyarakat bawah (akar rumput).
Kita juga bisa menemukan pemikirannya yang lebih mendasar, tentang pengetahuannya, wawasannya yang luas dan sisi kepedulian yang RR pelajari dari para tokoh lain yang memiliki idealisme yang sama.
Seperti dituturkan oleh Yayat R. Cipasang dalam sebuah esai Obituari: Hadiah Buku dari Rizal Ramli (03/01/2024). Ketika pada suatu hari ia diberi buku berjudul "Quotations" terbitan salah satu koran tertua di Inggris The Times oleh RR. Buku yang mengoleksi ucapan dan kata-kata bijaksana tokoh, filsuf, wartawan, budayawan hingga negarawan.
Yayat berkisah bahwa, meski tidak kenal dekat namun ia sering masuk daftar dalam beberapa diskusi terbatas yang melibatkan wartawan, termasuk ketika Econit Advisory Group mengeluarkan outlook.
Beberapa prediksi RR tak pernah meleset termasuk krisis ekonomi 97/98 yang berakhir dengan kejatuhan rezim Soeharto.  Beberapa kali Yayat mengikuti diskusi terbatas dengan ilmuwan politik Amerika Serikat  Jeffrey  A. Winters, ekonom Dr. Hendri Saparini yang saat itu masih menjadi Managing Director Econit Advisory Group.