Dan bisa lebih objektif menyerap informasi berkaitan dengan kemampuan siswa di luar kemampuan akademiknya.
Pada kenyataannya, di sekolah saya saja terdapat beberapa siswa yang tidak berprestasi baik secara akademis.
Namun dalam bidang olahraga dan seni, melukis, membuat poster, merancang majalah dinding, hingga menulis menunjukkan kemampuan yang luar biasa dan di atas rata-rata, bahkan jika dibandingkan dengan siswa lain yang berprestasi akademik.
Jadi sebenarnya seleksi prestasi khusus, seperti pemberian beasiswa atau partisipasi dalam olimpiade dan lomba, dapat menjadi metode seleksi yang mengarah pada pengembangan bakat dan potensi luar biasa.Â
Beasiswa dapat menjadi motivasi ekstra bagi siswa untuk mengejar prestasi terbaiknya, sedangkan olimpiade atau lomba dapat menjadi panggung untuk menemukan bakat istimewa.
Gambaran Prestasi yang Lebih Objektif
Seperti keterangan yang disampaikan oleh guru teman saya, bahwa seleksi melalui jalur prestasi sekalipun juga membuka peluang bagi siswa yang memiliki kompetensi khusus pada bidang tertentu.
Begitupun juga dengan seleksi melalui jalur undangan, tentu sekolah tak mau malu dan akan meneyeleksi dan mengirim siswa terbaiknya ke sekolah pengundangnya, sehingga peluang siswa tanpa prestasi menjadi tertutup.
Padahal, meskipun berbagai jenis seleksi memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang siswa, implementasinya tidak lepas dari berbagai tantangan.Â
Ujian tulis, misalnya, terkadang tidak dapat menggambarkan potensi penuh siswa, terutama mereka yang memiliki bakat dan kemampuan di luar ranah akademis. Portfolio dan wawancara, memang bisa memberikan informasi yang lebih holistik, namun bisa menjadi subjektif dan memakan waktu.
Agar sekolah tidak terjebak pada situasi yang membingungkan antara memilih siswa yang berprestasi dan dibuktikan dengan sertifikat atau penghargaan kemenangan, atau siswa yang tidak memiliki prestasi, namun memiliki kemampaun, dan kompetensi berupa pemikiran yang kritis dan cerdas.
Solusi terbaik dalam menjalankan seleksi PPDB adalah mengadopsi pendekatan yang seimbang. Kombinasi berbagai jenis seleksi dapat memberikan gambaran lengkap tentang kapasitas dan kompetensi siswa.Â
Penerapan teknologi, seperti ujian online atau platform e-learning, dapat meningkatkan efisiensi dan keterukuran proses seleksi. Pentingnya transparansi dan keterbukaan dalam menyajikan kriteria penilaian kepada siswa dan orang tua juga tidak bisa diabaikan.
Dalam menjawab apakah sekolah harus kaku dalam PPDB, diperlukan pemahaman bahwa kaku di sini tidak harus diartikan sebagai ketidakfleksibelan.Â