Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Apakah Debat Capres-Cawapres Bisa Menjadi "Magnet" Penarik Undecided Voter?

25 Desember 2023   17:27 Diperbarui: 25 Desember 2023   23:30 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
debat kedua cawapres sumber gambar kompas tv-MSN

Berbagai komentar usai debat itu menjadi bahan yang semakin menarJk, karena berkebalikan dari debat capres pertama, hasilnya justru mengarah pada penguatan capres Prabowo.

suasana debat kedua- cawapres sumber gambar kompas.com
suasana debat kedua- cawapres sumber gambar kompas.com

Namun berbagai kritik yang muncul dari berbagai kalangan menilai, bahwa debat itu layaknya cerdas cermat, moderator yang tak bisa menjadi pengendali, tapi hanya sekedar pengarah acara biasa, sehingga cawapres yang diberi giliran bertanya berupaya membuat cawapres lain agar tak bisa menjawab. Padahal substansinya justru kita ingin tahu jawaban masalah agar bisa kita pahami alur pikirnya.

Yang terjadi justru pertanyaan disembunyikan dalam bentuk singkatan, tanpa penjelasn, sehingga kita tak mendapatkan apa jawaban sebenarnya dari calon lain tentang isu yang menjadi pertanyaan.

Terlepas dari pertarungan yang sedang terjadi, kedepan agaknya jurus serang menyerang harus difokuskan pada bagaimana capres atau cawapres bisa mengemukakan jawaban dengan jelas sesuai visi-misi berdasarkan tema yang tersedia.

Semakin banyak kita tahu gagasan kongkrit visi misi masing-masing paslon akan semakin berguna mengerucutkan pilihan kita.

Namun jika yang terjadi ulangan saling serang untuk sekedar menjatuhkan sangat disayangkan sekali.

Sebagai penonton kita harus diberi suguhan yang cerdas dalam berpolitik.

Dan debat itu juga semakin menunjukkan watak atau karakter dari masing-masing capres-cawapres, terutama dalam mengendalikan diri dan emosinya. 

Bagaimanapun mereka adalah calon pemimpin kita di masa datang, pilihan pemimpin yang baik tentu yang memiliki kematangan emosi, bukan sekedar jago tanding dalam retorika.

Semoga debat ketiga nanti akan menyuguhkan lebih banyak pemikiran-pemikiran dan gagasan kongkrit, daripada sekedar ribut soal kalah menang dan retorika yang tidak memuaskan. Dan KPU harus bisa mengakomodir harapan agar moderator tidak kaku sekali.

Dan barangkali hasil debat yang lebih baik nantinya, mungkin bisa meluruskan kembali atau membuat para decided voters ikut atau mulai berpikir, siapa yang sebaiknya dipilih. 

Apalagi debat politik bisa menunjukkan watak sebenarnya dari masing-masing capres-cawapres secara tidak langsung.

Mudah-mudahan debat bisa semakin memudahkan para decided voters untuk memilih tanpa harus pusing kepala.

referensi; 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun