"Letak geografis Indonesia berada di wilayah Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik, yakni pertemuan tiga lempeng tektonik dunia seperti Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Oleh sebab itu, Indonesia termasuk negara yang rawan dilanda bencana seperti gempa bumi, letusan gunung berapi hingga tsunami."
Sejak tsunami melanda Aceh, 19 tahun lalu, perubahan yang paling mendasar, adalah perubahan pola pikir mereka tentang alam. Isu tentang keberlanjutan menjadi sesuatu yang tak asing dibicarakan di kedai kopi, hingga di meja makan.
Anak-anak saya kini semakin memahami mengapa di kampung Alue Naga, 6 kilometer dari rumah kami sekarang memiliki green barrier berupa hutan-hutan bakau yang terpelihara dengan baik.
Dahulu pohon-pohon bakau itu hanyalah bagian dari keindahan pesisir pantai belaka. Kami hanya memahaminya dari pelajaran Biologi yang kita peroleh disekolah, bahwa pepohonan bakau dengan akar-akarnya yang panjang menghunjam adalah tempat bagi biota laut.
Kini anak-anak saya tahu, bahwa pohon-pohon itu lebih dari sekedar "asesoris" pantai, tapi merupakan benteng bagi serangan bencana dari laut, air pasang (rob), tsunami, erosi pesisir, dan penjaga lestarinya ekosistem pesisir yang asri.
Sewaktu kecil saya terbiasa menangkapi udang-udang putih sebagai umpan pancing, tanpa perlu harus membelinya. Udang-udang itu menjadikan akar bakau sebagai rumah-rumah mereka.
Tanpa saya sadari setelah sekian tahun berlalu, udang-udang itu ternyata menjadi pertanda bahwa alam kita masih asri, bahwa pohon bakau adalah bagian dari ekosistem laut yang saling melengkapi dan menguatkan.
Tsunami dan Pohon Bakau
Menurut penuturan masyarakat di sekitar areal pesisir di Ujung Batee, ketika mereka menyelamatkan diri dari gempuran ombak tsunami dengan menaiki bukit-bukit.
Dari sana mereka melihat bagaimana peran pohon-pohon bakau itu menjadi benteng terakhir yang menjaga kampung mereka dari kerusakan parah yang pernah mereka tahu sebelumnya.
Pohon-pohon bakau itu menahan gempuran ombak tsunami yang tinggi dengan gelombangnya yang keras menjadi ombak-ombak kecil.