Saat mengabsen saya mendapati salah seorang siswi memakai kacamata hitam, salah satu matanya terlihat lebam.Â
Ia beralasan karena kecelakaan di rumah, jatuh dari tangga. Ketika saya menanyakan mengapa ia tak istirahat saja dirumah, ia beralasan di rumah sepi dan lukanya juga tak seberapa parah.
Sepanjang proses mengajar saya di penuhi rasa penasaran, dan terus memikirkannya. Saya tak yakin jika ia mengalami kecelakaan, beberapa kali saya perhatikan ia melamun, dan catatan di bukunya berisi coretan-coretan yang tak beraturan.
Ketika bel berbunyi tanda istirahat, saya berpura-pura berlama-lama membereskan buku-buku PR dan ketika situasi memungkinkan saya memanggilnya meminta tolong membawakan beberapa buku pelajaran ke ruang wali kelas.Â
Dan seperti biasa, sepanjang jalan menuju ruang wali kelas, kami saling bercerita, aku memintanya untuk berterus terang, karena saya yakin ada sesuatu yang lain terjadi padanya.Â
Dengan berbagai pendekatan komunikasi dan janji untuk tutup mulut, ternyata ia mengalami kekerasan saat berusaha membela ibunya.
Dan selanjutnya saya memanfaatkan kunjungan ke rumah siswa sebagai "alasan" untuk menemukan masalah yang sebenarnya dan berusaha menawarkan solusinya, tanpa menceritakan hasil percakapan kami, dan ini saya lakukan dalam kapasitas bantuannya sebagai guru wali kelasnya .
Home Visit adalah kunjungan rumah yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling sebagai salah satu alternatif pendekatan terhadap peserta didik untuk memperoleh informasi dan membangun komunikasi yang baik kepada orang tua peserta didik dalam menuntaskan permasalahannya di sekolah.
Menurut Thantawi (1995:47) tujuan dari home visit, selain untuk keperluan melengkapi data atau informasi siswa dengan mewawancarai orang tua, dan observasi suasana di rumah. Atau meminta penjelasan tentang keadaan siswa kepada orang tua untuk membangun kerja sama sekolah dan orang tua.
Memahami Akar Masalahnya
Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan permasalahan serius yang mengintai di berbagai strata masyarakat.Â
Kekerasan bisa saja dialami, oleh semua kalangan, miskin atau kaya. Motifnya bukan hanya soal ekonomi, bisa saja hubungan yang tidak harmonis, kemungkinan keterlibatan pihak ketiga, Wanita Idaman Lain (WIL), atau Pria Idaman Lain (PIL)Â bisa menjadi salah satunya, karena dipicu oleh adanya disharmonisasi hubungan antar pasangan. Perbedaan pandangan. Banyak hal bisa menjadi pemicunya.
Untuk mengatasi kasus KDRT secara efektif, perlu adanya pemahaman dan pengetahuan kita dalam mengenali tanda-tanda kekerasan serta solusi yang logis dan mudah dipahami.Â